Bab 12 - Confession -

355 23 12
                                    


Nafas lelaki itu terhembus bersamaan dengan punggungnya yang bersandar dibangku. Saat matanya difokuskan kedepan, keluar seorang wanita yang berlari kearahnya dengan senyum lebar sambil melambai-lambai.

Seketika, dia merasa seperti bumi bergerak melambat. Seakan disekitarnya berhenti. Gravitasi tak lagi menahannya ditempat. Jantungnya berdegup kencang, kencang, dan semakin kencang kala langkah wanita itu makin dekat dengannya.

"Dia cintaku. Takkan ada satupun hal dimuka bumi ini yang bisa menghentikanku untuk mencintainya, Cadelia Shesa Tyee cintaku," gumam lelaki itu dengan pelan. Dia, Akhram.

"Sorry, tunggu lama ya? Aku tadi diajakin ngegosipin di IGD. Gak marah 'kan?" Wanita itu, She. Dia berseru dengan riang didepan Akhram.

"Menunggumu selama ini lebih lama daripada menunggumu keluar dari Rumah Sakit tadi. Bukankah sudah kukatakan? Seribu tahun pun, akan kulalui untuk menunggumu," ucap Akhram dengan khidmat. Mata She mengerjap-ngerjap dibuatnya.

"Mulai deh ngegombal," She mendecih mengatakannya.

"Apakah wajahku menyiratkan bahwa aku sedang ngegombal?" Tanya Akhram dengan serius. She pun terdiam seketika dengan kikuk.

Suara dehaman keluar dari bibir She, berusaha menepis ke-kikukannya, "ya udah. Ayo kita pergi."

Akhram mengangguk, dan mereka pun menuju basement.

"Jadi, kamu ganti baju di Rumah Sakit tadi? Padahal kan aku bisa aja ngantar kamu kerumah buat ganti baju dulu," ucap Akhram begitu mereka sudah dimobil meninggalkan Rumah Sakit Internasional Emerth.

"Gak apa-apa kok. Aku juga males buru-buru ganti baju dirumah. Lagian Rumah Sakit tuh udah kuanggap rumah keduaku. Jadi, gak masalah sih," She menyahut dengan enteng.

"Apes sih. Dapet shift pagi diawal weekend," ejek Akhram.

"Masih mending, pulang kerja masih bisa jalan. Daripada dapet shift siang. Gak bisa kemana-mana. Pulang aja udah jam 9 malam."

Akhram mengangguk, "iya sih."

Beberapa saat kemudian, mobil Akhram berhenti disebuah hotel berbintang lima. She menatap dengan bingung begitu keluar mobil.

"Bukannya kita mau lunch?" Tanya She bingung.

"Iya. Kita lunch disini. Ada balkon dilantai 45  yang disulap buat lunch dengan cukup indah. Kamu pasti suka. Aku udah reservasi buat kita berdua."

She pun mengangguk dan mereka berdua pun masuk ke hotel berbintang tersebut, menuju ke lantai 45 yang dimaksud oleh Akhram.

Begitu tiba di balkon lantai 45, She terdiam ditempat melihat penataan interiornya. Balkon luas tersebut disulap seperti taman dengan kehijauan dan warna-warni bunga-bunganya. Bahkan ada beberapa kupu-kupu yang menari-nari diatas bunga-bunga tersebut.

Akhram menarik She untuk duduk dibangku yang sudah direservasinya saat She masih berdiri dengan terpana. Mereka pun duduk disisi kanan balkon, disamping kaca transparan yang menampilkan falling water yang indah sekali.

"Hati pasti terasa sangat damai makan disini," gumam She terpana menatap sekeliling.

"Ya. Aku sedang butuh penyejuk hati. Hatiku sedang digantung soalnya."

She sontak menatap Akhram begitu dia mengatakan hal itu. Tidak ada raut humor diwajah tampannya itu. Dia bersungguh-sungguh mengatakannya.

"Apa karena aku?" She penasaran kini.

Akhram mendengus dan tersenyum menyamping, "siapa lagi."

Nafas She terhembus. Ditatapnya Akhram dengan lekat, "boleh aku bertanya sesuatu?"

Angel Nurse'sWhere stories live. Discover now