Jealous? Yes, He is (3)

4.4K 427 15
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hara POV

Aku mengeringkan rambutku yang masih basah dengan handukku.
Ku dekati Jaehyun yang sedang bermalas malasan di ranjang kesayangannya itu.

"Kau tidak ada tugas disekolah? Sedari tadi kau hanya bermalas malasan saja." Tanyaku padanya.

Jaehyun menatapku sekilas. Lalu kembali menutup matanya perlahan.

"Itu bukan urusanmu."

Ck, Inilah yang paling aku tidak sukai dari seorang Jung Jaehyun.
Jika Ia sudah kesal, sikap menyebalkannya langsung keluar semua.

"Kau masih marah?" Tanyaku lagi sambil menatap lurus kearahnya.

"Tidak."

Lihat kan? Ia menjawab pertanyaanku dengan singkat sekali tanpa melihat kearahku.
Aku tidak bodoh, bahkan anak tk pun tau jika Ia sedang marah sekarang.

"Jae.." Panggilku kepadanya.

"Ada apa?" Tanyanya cepat sambil tetap mempertahankan posisinya.

Akupun berjalan kearahnya dan duduk disampingnya.

"Bagaimana jika aku membatalkan rencana menyanyiku dengan Taeil?"

Ia menoleh kearahku cepat lalu menatapku berbinar. Sepertinya Ia bahagia.
"Benarkah? Kau akan membatalkannya? Kau tidak jadi kan tampil dengannya?"

"Ya, tapi mungkin aku akan menarikan Sexy Dance dengannya." Ucapku sambik tersenyum kepadanya.
Sesekali menjahilinya boleh kan?

Ekspresi senang diwajah kekasihku itu langsung berubah. Bukan wajah datar seperti yang ia tunjukkan kepadaku seperi biasa. Tetapi ekspresi marah. Marah? Ya, sepertinya dirinya sedang marah kali ini.

"Jangan lakukan itu." Katanya Datar.

"Kenapa?"

"Jika kau masih tetap ingin melakukan itu, aku bisa mengurungmu di apartemen ini sampai waktu promnight selesai nanti." Ancamnya kepadaku.

Aku bergidik mendengar ancamannya itu.
Tatapan Jaehyun saat ini sudah seperti ingin menghabisiku habis habisan.

Dan kutebak saja, Ia sepertinya tak main main dengan perkataannya itu.

"Baiklah baiklah. Aku tak akan melakukan itu. Aku akan bernyanyi saja dengannya. Tak lebih." Ucapku pada akhirnya.

Ekpresi marahnyapun memudar sedikit demi sedikit kepadaku.
"Oke, aku pegang janjimu."

Akupun membaringkan tubuhku disebelahnya lalu menatapnya lembut.

"Kau menggemaskan jika sedang marah" kataku kepadanya.

Iapun membalas tatapanku.
"Aku tak marah."

"Tak bisakah kau duet saja denganku?" Pintanya.

Aku menggeleng pelan lalu mencari alasan yang halus guna meyakinkannya.
"Aku tidak ingin mengganggu penampilanmu nanti. Pasti kau akan menampilkan sesuatu yang spektakuler. Aku tak ingin merusaknya.

Hello, Mr. Arrogant!! [SLOW UPDATE]Место, где живут истории. Откройте их для себя