How I Meet Your Father

1.5K 118 13
                                    

Note : FF ini ditulis dari hasil imajinasi author sendiri. Jika ada kesamaan cerita itu hanya ketidaksengajaan// Maafkan typo dan eyd yang belum benar.

Author Pov

***
Seperti biasa, saat pagi hari pria bercelemek itu sibuk dengan teflon dan spatulanya. Tangannya terus mengaduk omelette yang  kian mematang.

Tengah sibuk dengan kegiatannya, sekonyong-konyong ia merasakan sebuah pelukan pada kaki kirinya.

"Papa?" Pria itu menoleh ke arah sumber suara dan segera mematikan api kompor modena miliknya.

"Hmm? Sudah bangun rupanya," tanpa babibu pria tersebut lantas menggendong anaknya dan mendudukinya dikursi meja makan.

Anak kecil tersebut menjatuhkan kepalanya dimeja makan. Ia menutup matanya kembali yang terlihat masih sayu. Sementara itu, pria tersebut memindahkan omelette yang sudah matang dari teflon ke piring. Setelahnya, ia mulai mengambil sebuah gelas dan kotak susu.

"Papa.," anak kecil tersebut kembali bersuara setelah merasa mantab rasa kantuknya hilang.

"Hmm?"

"Sarapan apa aku pagi ini?"

"Omelette dan susu vanilla," jawab sang pria sembari menunjukan kegiatan tangannya yang sedang mengaduk susu.

Anak kecil tersebut hanya membulatkan mulutnya sebagai tanggapan. Tak lama pria yang dipanggil "papa" oleh anak kecil itu menaruh piring berisikan omelette dan segelas susu itu dihadapan si kecil.

"Mingyu?"

"Hm?"

"Sebelum sarapan, kau harus--"

"Menyikat gigi. Baiklah, pa," lalu anak yang diketahui bernama Mingyu itu turun dari kursinya dan kembali ke kamarnya.

Tak sampai 2 menit, Mingyu telah kembali ke ruang makan. Sang papa tak terima.

"Cepat sekali, Kim Mingyu. Kau pasti tidak menyikat gigimu," tukasnya tenang.

"Sudah, pa," jawab Mingyu santai.

"Coba perlihatkan pada papa," lalu Mingyu tersenyum memperlihatkan gigi vampire nya. Pria didepannya tersenyum tipis lalu mengacak rambut sang anak.

"Habiskan, dan setelah ini mandi, ya, sayang."

"Ya, pa... pa, papa tahu tidak? Di sekolahku, ada kakak cantik."

"Hmmm, tahu apa kau tentang kakak cantik, anak SD?" Tanyanya meremehkan.

"Hehe, kakak cantik itu baik sekali, pa. Dia  adalah dokter jaga baru di UKS sekolahku, sekaligus pustakawan baru." Jelas Mingyu singkat, sementara sang papa hanya mengangguk dan tersenyum simpul.

"Papa, aku 'kan sedang cerita, kenapa papa hanya tersenyum seperti itu?" Protes Mingyu tak terima.

"Papa harus meresponmu bagaimana?"

"'Ooh' mungkin," lalu pria didepannya langsung membuat lingkaran dimulutnya. Mingyu tersenyum.

"Aish, sudah habiskan. Nanti kau telat. Papa bersiap dulu, ya, sayang." Lalu pria tersebut meninggalkan ruang makan.

○○○

"Ayo pakai kaus kakimu, Mingyu."

"Pakaikan, pa," jawab Mingyu yang kini dengan santainya duduk di sofa sembari bermain ponsel milik sang papa.

"Tidak, papa tidak mau."

"Ya sudah, aku juga tidak mau sekolah," ujar Mingyu mengancam.

"Mingyu, ayolah, nak. Ini sudah hampir setengah 8."

"Pakaikan, pa." Tidak ingin anaknya merengek lebih lama lagi, pria yang sudah rapi dengan jas dan dasinya itu bertekuk lutut untuk memakaikan kaus kaki dan sepatu anaknya.

"Mau sampai kapan kau akan manja, Mingyu?"

"...."

"Mingyu?"

"Aah, apa pa? ... aaaah tidak, mobil baruku--"

"Sudah bermain gamenya, berikan ponsel papa," pria tersebut telah berdiri tegap kembali dan mengulurkan tangannya.

"Baik, pa," lalu Mingyu menyerahkan ponsel tersebut dengan bibir yang mengerucut.

"Ayo masuk mobil, kita berangkat sekarang."

○○○

Sesampainya di sekolah, seperti biasa, pria itu akan mengantarkan anaknya sampai depan kelas.

"Pa, harusnya papa tidak perlu mengantarku sampai didepan kelas, pa. Teman-temanku tidak seperti ini," ujar Mingyu dengan hati-hati.

"Memangnya kenapa? Mereka mengejekmu?" Yang ditanya mengangguk kecil.

"Tahu apa anak kelas 1 SD?" Mingyu hanya menoleh kearah atas, kearah sang papa yang barusaja mengumpat.

Pandangan Mingyu tiba-tiba teralih oleh laki-laki cantik bersurai coklat panjang sebahu yang baru saja memasuki ruang kesehatan.

"Pa! Itu kakak cantik itu! Ayo pa!"

"Dimana? ... maksud papa, kenapa memangnya?"

"Ya, aku ingin papa tahu nama kakak cantik itu. Pa, kakak cantik itu sungguh baik," ucap Mingyu sambil tersenyum. Papanya mengernyitkan dahi lalu tertawa kecil.

"Baiklah, dimana kakak cantik itu?" lalu Mingyu menarik tangan papanya untuk berjalan mendekati ruang kesehatan.

Sesampainya disana, dari luar pintu, Mingyu dan papanya dapat melihat aktivitas 'kakak cantik' tersebut didalam. Walau hanya melihat punggung si 'kakak cantik', papa Mingyu tiba-tiba menyungging senyum dibibirnya.
Ia sedang menyisir rambutnya yang indah, ternyata. Tak ingin mengulur waktu, Mingyu pun membuka pintu ruang kesehatan dan langkah Mingyu diikuti langkah sang papa. 'Kakak cantik' yang terkejut pun langsung menghentikan aktivitasnya.

"Mingyu? Pagi, adik ma--" tiba-tiba kakak cantik itu menghentikan ucapannya ketika matanya beralih pada sosok pria yang ada dibelakang Mingyu. Matanya membulat dan mulutnya perlahan terbuka. Begitupun dengan reaksi papa Mingyu. Terlihat pergerakan pada jakunnya yang menandakan ia barusaja menelan saliva. Tatapan keduanya saling membalas, dan tatapan itu adalah tatapan tajam, atau tak percaya, tepatnya.






"Ji-jisoo?"

"Apa? Bagaimana kau tahu nama papaku, kakak cantik?"

"Papa?"Where stories live. Discover now