Goodnight Like Yesterday (2)

764 64 61
                                    

Note : FF ini ditulis dari hasil imajinasi author sendiri. Jika ada kesamaan cerita itu hanya ketidaksengajaan// Maafkan typo dan eyd yang belum benar.

Author POV.

Jisoo tunak menatap kedua orang yang kini terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang. Ia menatap keduanya dengan harapan kedua orang tersebut dapat menjawab banyak pertanyaan yang kini berkecamuk dibenaknya, khususnya perihal hasil diagnosis sang dokter yang baru saja memeriksa kondisi Jeonghan.

"Kondisi janinnya? Maaf, tapi Ny. Jeonghan tidak sedang mengandung."

Apalagi ini, Jeonghan?
Kebohongan apa lagi yang kau sembunyikan dariku?

Lama Jisoo membatu, ia merasakan kehadiran seseorang yang tiba-tiba meraih tangan kanannya. Dilihatnya tangan mungil putih susu yang kini mengelus punggung tangannya.

"Papa..," lirih Mingyu dengan tatapan polos. Jisoo tersenyum seadanya.

"Mingyu.., ada apa?" Tanyanya lembut.

Mingyu menggeleng pelan. Tanpa aba-aba Mingyu duduk dipangkuan Jisoo, membuat Jisoo reflek memeluknya dari belakang dengan erat.

"Papa pasti bersedih, ya?" Tanya Mingyu dengan fokus mata ke arah Jeonghan.

"Memangnya ada apa? Apa yang membuat papa bersedih, hm?" Tanya Jisoo mencoba mengetahui pikiran Mingyu.

"Mama jahat.., mama memukul kepala paman dengan vas bunga."

Jisoo mendesah tenang. Dengan matanya yang sayu karena kurangnya waktu tidur, ia menatap Jeonghan penuh tanya dan kecewa.
Bahkan Mingyu telah memandangmu sebagai orang yang jahat, sekarang, pikirnya.

"Mingyu, mama tidak jahat. Kau hanya belum mengerti, sayang," sanggah Jisoo.

"Apa yang belum aku mengerti, pa?"

"Entah.., papa pun tak tahu. Akan papa tanyakan pada mama dan paman setelah mereka sadar. Sekarang, kau harus berdoa untuk keduanya, terutama untuk mama dan adikmu yang ada diperut mama, kau mengerti?" Yang ditanya kemudian mengangguk ragu.

1 jam kemudian..

Mingyu menggeliat serasa kesadarannya kembali. Matanya mengerjap berulang kali mencoba memfokuskan pandangan yang sebelumnya buram.
Tak lama ia pun bangun dari posisi tidurnya di sofa kamar inap Jeonghan dan paman barunya, Seungcheol.

Mingyu tercangak ke kanan-kiri dengan harap maniknya menemukan Jisoo yang seingatnya menemaninya tidur.

"Papa dimana, ya?" Ujar Mingyu bermonolog.

Tak kunjung mendapatkan sosok sang papa, Mingyu pun berpikir bahwa Jisoo sedang keluar sebentar. Ia urungkan rasa khawatirnya.

Penasaran dengan Jeonghan yang tak kunjung sadar Mingyu seketika mendekatkan diri pada Jeonghan yang masih sama dengan posisi sebelumnya. Diperhatikannya wajah sang mama dengan tatapan polos penuh tanya.

Mengapa mama memukul paman?, Pikirnya masih penasaran.

Selang beberapa detik kemudian, mata Mingyu seketika beralih pada Seungcheol yang sekonyong-konyong mendesah dengan tangan kanan yang menjawat kepala. Dengan sigap Mingyu pun menghampiri lebih dekat.

"Paman?! Paman sudah sadar?" Tanya Mingyu heboh.

Mendengar suara Mingyu, putra kandungnya, Seungcheol semakin tersadar. Dengan rasa nyeri yang menyapu kepalanya ia berusaha tersenyum semanisnya.

"Hey.., kau ada disini?" Tanyanya parau.

"Aku menunggu mama dan paman sedari tadi," jawab Mingyu dengan tatapan cemas.

"Papa?"Where stories live. Discover now