New Beginning

694 64 7
                                    

Note : FF ini ditulis dari hasil imajinasi author sendiri. Jika ada kesamaan cerita itu hanya ketidaksengajaan// Maafkan typo dan eyd yang belum benar.

Jeonghan Pov

"Dokter?"

"Ya?"

"Ku perhatikan dokter sedari tadi tersenyum-senyum sendiri," ucap siswa yang sedang ku obati lukanya.

"Benarkah? Mungkin karena kau tampan. Siapa namamu?"

"Samuel," kulihat siswa bernama Samuel ini mengernyitkan dahinya. Mungkin ia heran dengan ucapan dan sikapku.
Tapi terserahlah. Aku tak peduli.

Aku mengingat Jisoo.
Sepanjang hari ini aku mengingat pertemuanku dengannya 3 hari yang lalu di rumahku.
Aku merasa senang. Atau lebih tepatnya bersyukur, karena aku bertemu dengan cintaku lagi.

"Yap! Lukamu sudah ku obati, lain kali kau harus berhati-hati dengan gaya slam dunk mu, jangan berlebihan," wajahnya masam, aku terkekeh.

"Samuel, bisakah aku minta tolong?"

"Kurasa tidak, bel masuk sudah berbunyi. Aku harus masuk kelas."

"Tidakkah kau ingin berterimakasih padaku?"

"Aah, baiklah dokter. Aku harus apa?"

"Panggilkan adik tingkatmu. Namanya Kim Min Gyu kelas 1-7. Ya?"

"Ya, dokter. Jika ia tidak menemuimu dalam waktu 5 menit, berarti aku tidak mendapatinya dikelas," lalu Samuel berlalu menjauh dari pandanganku.
Ah senior itu kenapa seperti kurang didikan? Tapi tak apa, aku tidak perlu memikirkan murid sepertinya. Aku perlu memikirkan murid seperti Mingyu, yang papanya.. hmmm yang papanya ku cinta.

Sudah 10 menit setelah kepergian Samuel dari ruang kesehatan, yang ku tunggu-tunggu tak kunjung datang.
Apa anak itu tidak mendapatinya di kelas? Lalu dimana Mingyu?
Pledis Primary School ini kan luas sekali. Dan sekali kuberpikir untuk memanggilnya dari ruang pengumuman, itu tidak mungkin.
Tidak mungkin kan semua warga PPS ini mendengar bahwa aku mencari Mingyu dengan keperluan untuk menanyakan papanya. Huh, tidak lucu sekali.

Aku memilih untuk menunggu kehadiran Mingyu, karena mungkin saja ia sedang mengerjakan sesuatu yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Aku memilih untuk menonton drama tv yang ku unduh di ponselku. Cukup memakan tempat yang banyak untuk menyimpan drama yang berdurasi 1 jam sekian ini, untung saja memo card ku cukup besar untuk menyimpannya.

Selagi mataku fokus memperhatikan tokoh utama yang wajahnya tampan sekali ini, tiba-tiba angka-angka disudut layar ponsel yang bukan lain adalah jam membuatku tersadar.

Pantas saja Mingyu tak datang-datang, ini sudah pukul 12.30 siang. Sesuai prosedur PPS, Anak kelas 1 sudah dipulangkan 40 menit yang lalu. Tepatnya pukul 11.50 tadi.

Aku melesat keluar dari ruanganku. Pergerakan kakiku cukup cepat hingga kini aku telah tiba di kelas 1-7 yang sudah sepi. Aku mencoba untuk make sure dengan cara mengintip dari celah kaca yang tidak tertutup gorden, tapi mataku benar-benar tidak mendapati seseorang pun didalamnya.

Hmm kurasa ia sudah pulang. Aku memutuskan untuk kembali saja ke ruanganku. Langkah demi langkah aku ambil untuk membawaku ke ruangan. Beberapa murid menyapaku sembari tersenyum padaku. Aku senang dengan ini. Aku senang dengan pekerjaanku. Cukup mudah dan menyenangkan. Ya, maksudku, menyenangkan sekali bekerja disekitar anak-anak yang senantiasa menyapa.
Aku merasa terkenal jadinya.

Tiba-tiba saat masih fokus dengan langkahku, suara yang familiar--terdengar memanggilku.

"Kakak Cantik!"

"Papa?"Where stories live. Discover now