The Beginning Of Truth (2)

415 52 13
                                    

Note : FF ini ditulis dari hasil imajinasi author sendiri. Jika ada kesamaan cerita itu hanya ketidaksengajaan// Maafkan typo dan eyd yang belum benar.

Author Pov

Pagi ini, keluarga kecil yang belum sah itu sedang sarapan. Atmosfer meja makan begitu dingin, tidak seperti biasanya yang terasa lebih hangat karena interaksi yang terjadi. Jisoo sama sekali belum bicara, bukan kepada Mingyu, melainkan Jeonghan. Bahkan Jisoo tidak memberikan ucapan selamat pagi atau morning kiss pada Jeonghan saat pagi tadi ia membuka mata.

"Ma, kemarin Bu Jiyeon menemuiku dikelas," ucap Mingyu seketika.

"Benarkah?" Tanya Jeonghan kikuk, ia pun sempat melirik ke arah Jisoo yang sama sekali tidak memandang matanya sedari pagi.

"Ya, Bu Jiyeon bilang bahwa ia merindukan mama. Katanya sejak mama tidak bekerja lagi, ia tidak punya teman di perpustakaan," jelas Mingyu sembari mengunyah.

Ya, Jeonghan memang telah resign dari pekerjaannya semenjak akhir mei lalu, dan itu permintaan Jisoo.

"Nanti sebelum berangkat sekolah, Mingyu catat nomor ponsel mama dan berikan pada bu Jiyeon, ya?" Mingyu lantas mengangguk.

○○○

Setelah keberangkatan Jisoo dan Mingyu, Jeonghan kembali masuk ke kamarnya dengan raut yang gelisah.
Segumpal perasaan bersalah membuatnya begitu tak tenang.

Ditambah dengan Jisoo yang masih saja dingin bahkan pada saat ia hendak berangkat, itu semakin membuat Jeonghan pilu.

○○○

Tuk tuk tuk

Ketukan jari telunjuk Jisoo berdetak bersamaan dengan detik jarum jam.

Jisoo tak dapat bekerja dengan baik hari ini, bahkan ia tak menyapa kembali pegawai yang menyapanya. Pikirannya masih kalut dengan gambaran kejadian semalam.

FLASHBACK ON
"Jeonghan, kau tahu? Tadi saat aku masih berada di kantor, orang suruhan yang membersihkan rumahmu itu menelfonku, ia bilang ada seorang pria yang mencarimu," ucap Jisoo dengan satu sudut bibirnya yang ia tarik.

"Siapa?"

"Tn. Jin Goo?"

"Apa?!"

Jisoo mengernyitkan dahi setelah mendapati reaksi yang begitu berlebih dari Jeonghan, "Ada apa? Kau terkejut sekali?"

Jeonghan menatap Jisoo dalam, mulutnya pun terbuka perlahan. Bibirnya mulai membuat pergerakan yang Jisoo kira akan berakhir dengan mengucapkan sesuatu, tapi tiba-tiba Jeonghan mengatup bibirnya kembali, lalu menelan saliva.
Sepertinya, kalimatnya kembali tertelan bersamaan dengan salivanya itu.

"Jeonghan, ada apa?" Jeonghan masih bersikeras menggeleng.

Jisoo menggeleng mengelak, "Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku? Awalnya aku merasa biasa saja, bahkan pada saat aku tahu ada pria bernama Jin Goo yang mencarimu ke rumah, tapi kini kau memberi sebuah reaksi yang kuyakin menandakan sesuatu. Siapa Jin Goo? Dan apa keperluannya mencarimu?"

Jisoo kini bangkit dari posisi tidurnya, duduk memunggi Jeonghan yang tak pintar menyembunyikan wajah paniknya.

"Jeonghan, jawab aku."

Jeonghan tak bergeming, otaknya seperti berhenti berpikir. Ia sudah terlalu terpojok.

"Jeonghan, jangan membuatku berburuk sangka lebih dalam lagi. Kini aku sedang menerka-nerka. Ku sangka kau berselingkuh dengannya." Dari belakang, Jeonghan dapat melihat Jisoo menunduk sembari menggeleng-gelengkan kepala. Alih-alih mengelak ucapan Jisoo, Jeonghan memilih untuk tetap bungkam. Ia seperti membenarkan ucapan Jisoo.

"Papa?"Where stories live. Discover now