1. Pagi yang buruk

726K 20.8K 575
                                    

Selamat membaca.
___________________________

Bugh bugh bugh ..
Suara tangga terdengar begitu lantang. Seperti langkah yang terburu-buru.

Karen menuruni anak tangga satu persatu dengan tergesa-gesa. Ya, memang beginilah kebiasaannya. Bangun telat ketika akan kerja. Padahal sudah berkali-kali alarm berdering dan juga mamanya yang membangunkannya namun ia selalu telat.

"Pagi ma, pa" sapa Karen saat tiba di ruang makan. Dilihatnya papanya sudah rapi dengan jasnya.

"Pagi sayang" balas mama.

"Pagi juga" balas papanya.

Karen mengambil sepotong roti lalu dioleskannya dengan nutella kesukaannya.

"Ren, kamu itu sudah dewasa tetap aja kelakuan kamu bangun pagi seperti ini terus" keluh mamanya melihat tingkah anaknya yang selalu telat bangun pagi.

"He he iya ma" tawa kaku Karen yang sering ditegur mamanya. Karen sejujurnya memang tidak bisa bangun terlalu pagi.

"Kamu sudah dewasa, kalau kamu terus-terusan telat seperti ini mendingan kamu buruan nikah aja deh!" Ucap papa nya yang berhasil membuat Karen tersedak roti yang dilahapnya.

"Uhuk uhuk.. Pa, umur aku juga baru 24 tahun. Masa sudah disuruh nikah aja" balas Karen.

"Bahkan diumur kamu yang 24 tahun ini kamu belum punya pacar. Kamu gak pernah kenalin papa ke cowok gebetan kamu" ucap papanya lalu meminum segelas susu yang dituang oleh mama.

"Aku gak punya gebetan. Aku masih mau kerja dulu" balas Karen cuek dengan papanya.

"Kalau kamu belum punya pacar, papa akan kenalin kamu ke anak sahabat papa siapa tahu aja dia suka sama kamu..." Ucap papa. Ia memang berniat ingin menjodohkan putri bungsunya ini dengan anak dari sahabatnya sewaktu kuliah.

Karen memang tidak pernah pacaran sebelumnya. Ia mencintai pekerjaannya, maka dari itu dia tidak pernah sedikitpun menyukai laki laki.

"Papa main sembarangan jodohin anaknya aja!" Ucap Karen tidak terima.

"Habisnya memang ini satu satunya cara supaya kamu cepat menikah dan papa dapat cucu.." Jawab papa santai.

"Ya ampun pa. Kan kak Reza (kakaknya) sudah punya istri, suruh aja dia dulu bikin cucu buat papa!" Balas Karen tak mau kalah.

"Mama belum puas. Lagian juga Hesty (istri Reza) baru hamil 3 bulan. Mama mau punya cucu dua sekaligus biar jadi ramai" mama akhirnya angkat bicara.

Karen pusing mendengarnya. Sudah berkali-kali ia dijodohkan dengan anak teman arisan mamanya ataupun anak teman papanya namun ia bersikeras menolak semuanya. Ia tidak ada sedikitpun pikiran untuk mencari pasangan.

"Ayolah, Ren. Papa sudah berkali kali menjodohkan kamu dengan anak teman papa atau mama. Kamu selalu menolak. Papa minta kamu terima perjodohan ini, papa gak mau dibuat malu lagi sama kamu.." Ucap papa final.

"Sudah ah aku berangkat. Bye pa ma!" Karen berdiri dan langsung pergi keluar rumah daripada ia disini mendengar kata kata "jodoh" terus yang dibahas kedua orang tuanya setiap pagi ataupun malam saat makan malam.

"Papa yakin Karen mau dijodohkan?" Tanya mama pada papa setelah kepergian Karen.

"Yakin. Papa akan bujuk dia supaya mau" ucap papa sangat yakin.

"Tapi pa, yang sudah-sudah aja Karen selalu menolak niat kita untuk menjodohkannya. Mama takut Karen buat ulah lagi dan bikin malu keluarga kita" balas mama masih tak yakin. Ia masih mengingat ide gila Karen yang menolak perjodohan. Seperti menyemburkan air ke muka pria yang berkencan dengannya, berdandan yang tebal supaya pria yang dijodohkannya menolak, sampai ide gila yang tak habis pikir. Yaitu mengakui kalau ia adalah lesbian. Mama dan papanya hanya bisa menanggung malu karena perbuatan Karen.

My Love CEONơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ