22. Strange

220K 7K 95
                                    

"Sayang.." Panggil Oliver pada Karen. Karen yang sedang memasak nasi goreng di dapur merasa terganggu karena suaminya terus memanggilnya.

"Iya sebentar" sahut Karen berteriak karena Oliver berada di kamar sedangkan dirinya di dapur.

"Sayang.." Panggil Oliver lagi membuat Karen kesal sambil mengaduk nasi goreng yang sedikit lagi matang.

Karen mengumpat kesal dan setelah matang, ia mematikan kompor lantas melepas celemek yang ia gunakan saat memasak dan beranjak menemui Oliver yang cerewet memanggilnya.

"Ver, kamu ini bawel banget sih!" Karen datang menghampiri Oliver dengan tangan yang ia lipat di dada dengan wajah bersungut kesal.

"Sayang, kamu itu kalau dipanggil suami wajahnya jangan ditekuk. Senyum dong" Oliver menghampiri Karen yang memberengut kesal padanya.

"Abisnya kamu ganggu aku lagi masak aja, gimana gak kesel?" sewot Karen. Oliver mengusap pipinya dengan lembut. Ia rindu saat momen Karen merajuk padanya.

"Iyadeh aku minta maaf sayang" ucap Oliver dengan lembut. Mereka sudah tidak lagi saling mengabaikan seperti beberapa hari yang lalu. Bahkan Oliver sudah kembali ke sifat aslinya yang ingin dimanja oleh Karen.

"Terus kenapa kamu manggil aku?" tanya Karen pada Oliver.

"Oh iya aku lupa. Aku minta tolong pasangin dasi aku ya.." Oliver memberi Karen sebuah dasi berwarna abu-abu bergaris. Ia sudah rapi dengan kemeja berwarna putihnya.

Karen segera mengambil dasi yang Oliver berikan padanya dan mulai melilitkan dasi itu di kerah kemeja Oliver. Karen dengan telatennya menyimpulkan dasi itu dengan sedikit berjinjit karena tubuhnya yang hanya setinggi bahu Oliver. Oliver sedikit menunduk agar Karen lebih mudah memasangkan dasinya.

Oliver menikmati wajah Karen yang lebih dekat dengannya. Ia pun merapatkan pinggang ramping Karen agar lebih dekat dengannya. Karen mendengus kesal saat Oliver mendelik ke arahnya dan tangan Oliver yang berada di pinggang Karen malah turun ke bokongnya.

"Oliver, jaga tangan kamu!" Karen melotot kesal.

"Kenapa tangan aku emangnya?" Tanya balik Oliver dengan tersenyum pura-pura tidak tahunya. Oliver dengan gemas, malah sedikit mencubit pantat Karen yang membuat Karen semakin kesal padanya.

"Ver, bisa diam gak?" Ketus Karen yang malah membuat Oliver terkekeh.

"Aku diam kok" sahut Oliver masih menggoda Karen. Ia pun mencubit pantat Karen lagi dengan gemas.

Karen sedikit meringis dan dengan kesal, ia mencekik Oliver dengan dasi di kerahnya. Oliver terkejut dan terbatuk karena tidak bisa nafas.

"Kalau kamu gak bisa diam, aku cekik nih" ancam Karen. Wajah Oliver memerah. Ia tidak menyangka dengan reaksi istrinya yang bisa dibilang sadis itu.

"Sayang, lepasin dasinya. Aku gak bisa nafas" ucap Oliver memohon. Karen pun melonggarkan dasi yang ia cekik karena tak tega melihat wajah Oliver yang memerah. Namun ia masih kesal dengan suaminya itu.

Oliver merasa lega setelah Karen melonggarkan dasinya. Ia tak habis pikir bahwa Karen akan semenyeramkan itu padanya.

"Kamu mau bunuh aku, sayang?" ucap Oliver pada Karen. Karen membelalakan matanya.

"Lagian kamu bikin aku kesal.." ucap Karen mengerucutkan bibirnya.

"Aku gak menyangka reaksi kamu bakal segitunya" tutur Oliver. Ia tadi hanya berniat menggoda istrinya namun malah ia yang kena akibatnya dengan Karen yang mencekiknya secara tiba-tiba.

"Makanya jangan macam-macam sama aku" ucap karen. Oliver mengelus pipinya dengan lembut.

"Abisnya pantat kamu itu bikin aku gemas untuk mencubitnya" ucap Oliver mengerlingkan matanya genit.

My Love CEODonde viven las historias. Descúbrelo ahora