16. Surprise

289K 9.1K 149
                                    

Karen masih kepikiran tentang keinginan mamanya itu bahkan sampai sekarang ia tiba di apartemen. Ia belum siap menjadi seorang ibu mengingat sikapnya yang terkadang masih kekanakan.

Di sisi lain, Oliver sangat senang mendengar permintaan mertuanya. Bahkan orang tuanya sendiri pun juga selalu meminta keinginan yang sama seperti mertuanya itu. Ia jadi membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang ayah.

Karen menghempaskan tubuhnya di kasur. Ia menghela nafas kasar, dirinya sangat lelah. Oliver pun ikut duduk di samping istrinya itu dan memejam matanya.

"Hmm.. Ver" panggil Karen pada Oliver.

"Hmmm" gumam Oliver menjawab panggilan Karen.

"Aku mau kerja lagi dong" ucap Karen memohon pada Oliver. Sungguh ia sangat bosan berada di apartemen sendirian.

Oliver langsung membuka matanya dan menatap istrinya itu dengan tatapan tidak sukanya.

"Gak boleh!" Sahut Oliver tegas. Ia bahkan menatap tajam Karen dengan mata birunya.

"Ayolah, bolehin dong.." Ucap Karen dengan wajah memelasnya berharap suaminya mengizinkannya bekerja lagi.

"Aku bilang gak boleh ya gak boleh!" Tegas Oliver membuat Karen mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kamu gak asik! Emang kenapa aku gak boleh bekerja?" Tanya Karen dengan wajah kesalnya.

"Kan sudah ada aku yang bekerja cari nafkah untuk kamu. Kamu gak perlu capek-capek bekerja, sayang" ucap Oliver dengan lembutnya seraya mengelus pipi Karen dengan sebelah tangannya.

"Tapi aku bosan di apartemen sendirian.." Lirih Karen menatap nanar Oliver di hadapannya.

"Kalau kamu bosan, kamu kan bisa ajak Melly atau teman-teman kamu yang lain main ke sini atau kamu bisa main ke rumah mama..." ucap Oliver. Ia hanya tak ingin Karen lelah karena bekerja dan juga ia ingin setiap pulang dari kantor selalu ada Karen yang menyambutnya.

"Dengarin aku sayang, kenapa aku gak mengizinkan kamu bekerja? Karena aku ingin setiap aku pulang bekerja selalu ada kamu yang menyambut aku. Kamu yang selalu ada dan memberi aku semangat setiap hari. Aku ingin kamu jadi istri dan ibu yang baik buat aku dan anak-anak kita nantinya. Cukup aku aja yang bekerja untuk kamu.." Ucap Oliver panjang lebar menatap Karen intens.

Karen hampir tak percaya jika yang berbicara dengannya adalah Oliver, suaminya sendiri. Oliver mempunyai kepribadian yang sifatnya tidak bisa ditebak oleh Karen. Kadang sifatnya menyebalkan, protektif, dingin, romantis, dan masih banyak yang lainnya.

Karen hanya terdiam dan speechless mendengar kata-kata Oliver. Dan mengenai kata "aku ingin kamu jadi istri dan ibu yang baik buat aku dan anak-anak kita nantinya" Karen teringat lagi dengan keinginan mamanya.

"... Jadi cukup aku saja yang kerja untuk kamu ya, sayang" lanjut Oliver mengakhiri kata-katanya.

Karen mengangguk lesu. Ia selalu pasrah dan tak tahan jika Oliver menatapnya dengan manik biru lelaki itu yang selalu membuat Karen terpesona.

"So, jadi malam ini kita mau langsung tidur?" Ucap Oliver sambil menyeringai dan menaik turunkan alisnya.

"Iyalah. Aku capek banget, sumpah" sahut Karen mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'

"Gak mau olahraga malam dulu, gitu?" Tanya Oliver lagi dengan senyuman miringnya.

"Kamu gak capek olahraga malam?" Tanya balik Karen.

"Kalau soal itu aku gak pernah capek melakukannya.." Ucap Oliver tersenyum kemenangan. Tandanya Karen sebentar lagi akan memenuhi keinginannya malam ini sebelum tidur.

My Love CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang