29. Bad

191K 6.8K 157
                                    

Oliver lagi-lagi dibingungkan oleh sikap Karen. Karen menjadi gampang menangis jika keinginannya tidak dituruti. Karen juga menjadi doyan makan dan Oliver hampir selalu menyerah dengan semua keinginan Karen.

"Ver, aku mau pecel madiun" Karen merengek pada Oliver yang sedang sibuk dengan laptopnya dihadapannya.

"Nanti kita cari ya resto indonesia di sekitar sini.." ucap Oliver tanpa mengalihkan tatapannya pada layar monitor didepannya dan jarinya yang senantiasa menari diatas keyboard.

"Aku maunya beli di Indonesia.." lanjut Karen lagi dengan cemberut.

"Iya sayang, besok kita pulang ke Jakarta dan beli pecelnya ya" bujuk Oliver. Tidak biasanya Karen meminta dengan menuntut seperti ini.

"Aku maunya asli khas Madiun.." ucap Karen.Ia ingin sekali makan pecel yang berisi sayur-sayuran disertai saus kacang itu.

"Aku paham, sayang. Besok kita cari di restoran khas Madiun di Jakarta" ucap Oliver. Karen mulai merengek. Ini yang Oliver sangat khawatirkan.

"Aku mau belinya di Madiun langsung. Sekarang juga!" ucap Karen. Ia sudah mengeces ingin segera menyantap pecel madiun itu.

Oliver mematikan laptopnya dan duduk disofa samping Karen. Karen membuang muka saat Oliver duduk disampingnya.

"Kalau itu mau kamu, aku segera telpon---" Baru saja Oliver ingin mengeluarkan ponsel dari saku celananya, Karen langsung menahan tangannya.

"Aku gak mau orang lain yang beli. Maunya kamu" tekan Karen memandang Oliver dengan wajah memelasnya. Oliver menjadi tidak tega dengan tatapan memelas istrinya itu.

"Tapi sayang, Madiun itu jauh dari sini" ucap Oliver. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya harus bolak balik.

"Kamu gimana sih? Kan kamu punya jet pribadi. Kamu bisa terbang dengan mudah!" Timpal Karen kesal. Mengapa suaminya ini lola sekali? Sudah jelas-jelas ia mempunyai jet pribadi yang selalu siap siaga tatkala membawa dirinya pergi kapan pun dan kemana pun.

"Apa?" Oliver membulatkan kedua matanya mendengar penuturan kesal Karen.

"Ver, please.." Karen memasang wajah puppy eyes nya. Inilah yang paling Oliver tidak tahan untuk segera memenuhi kebutuhan istrinya itu.

"Okey aku akan beliin pecel itu. Tapi dengan satu syarat!" Ucap Oliver mengerlingkan matanya.

"Apa syaratnya?" Karen berbinar senang.

"Hmm.. Aku minta jatah rutin setiap malam" Oliver mengedipkan sebelah matanya. Senyum diwajah Karen tiba-tiba memudar.

"Gak ada syarat lain?" Ucap Karen. Ia langsung bergidik dengan permintaan Oliver.

"Gak ada, sayang" jawab Oliver dengan senyuman kemenangannya.

"Ayolah Ver. Kalau kamu minta satu ciuman, aku bakal lakuin.." Ucap Karen masih meminta penawaran.

"Kalau soal itu aku bisa melakukannya sendiri" sahut Oliver dengan cepat.

"Atau kamu mau aku masakin masakan yang paling spesial buat kamu?" Ucap Karen lagi.

"Tidak, sayang. Aku tetap maunya yang pertama" Oliver menggelengkan kepalanya.

"Emangnya kamu gak kasihan sama aku kalau kita melakukannya setiap malam?" Karen mencoba mencari alasan agar suaminya mengganti persyaratannya.

"Gak. Aku bakal membuat kamu ketagihan" sahut Oliver cepat.

"Kamu gak kasihan kalau badan aku pegal-pegal?" Rupanya Karen masih saja berusaha untuk bernegosiasi dengan suaminya sendiri.

My Love CEOWhere stories live. Discover now