Chapter 4

18.2K 1.3K 6
                                    

Lana melangkah mengikuti Yanuar yang ada dihadapannya. Matanya menelusuri rumah mewah yang bahkan bisa dikatakan lebih seperti mansion. Lelaki di hadapannya ini berjalan cepat menuju tangga, Lana berdecak pelan dan berusaha mengikuti langkah cepat Yanuar.

Yanuar menghentikan langkahnya didepan pintu berwarna krem, ia membukanya pelan. Dilihatnya Sammy tengah memejamkan matanya sambil memeluk boneka sapi kesayangannya bersama Ayla yang berada di sisinya.

Ayla yang melihat Yanuar datang bersama seorang gadis langsung berdiri menghampiri mereka, ia tersenyum seraya menggeleng kecil pada Yanuar ia tak bisa membujuk bocah kecil itu makan dan juga meminum obatnya.

"Thanks Ay," ujar Yanuar dengan tulus.

Ayla tersenyum dan meninggalkan Yanuar, ia beralih pada gadis yang masih berdiri di ambang pintu itu. Ayla meneliti gadis yang baru pertama kali ia lihat itu, ia cukup kaget ketika Yanuar membawa seorang gadis setelah sekian lamanya. Ia mengulurkan tangannya pada gadis itu

"Hi, aku Ayla," ujar Ayla.

"Lana," Lana membalas uluran tangan wanita cantik yang tengah tersenyum kearahnya itu. Pandangannya dari tadi tak terlepas dari Ayla ketika pertama kali melihat wanita itu, apa Ayla adalah ibu dari Sammy. Bagaimana perasaan wanita itu jika tau Yanuar membawa perempuan lain kerumah mereka, dan kenapa pula Lana langsung menyetujui Yanuar yang membawanya kemari. Tapi bisa jadi wanita itu bukan istri Yanuar, suara lelaki itu menyadarkan Lana dari pikiran-pikiran yang ada di kepalanya, bahkan ia tak menyadari jika tinggal mereka berdua. Juga Sammy tentunya yang ada di ruangan itu.

"Lana," gumaman kecil itu langsung mendapat perhatian dari mereka berdua.

"Hai, little boy...," ujar Lana menghampiri Sammy ia dengan mengelus lembut pipi bocah kecil itu. Bahkan ketika tangannya mengelus pipi Sammy rasa hangat langsung terasa. Yang bisa Lana asumsikan adalah bocah kecil ini tengah demam.

Tangan Sammy terulur padanya meminta untuk digendong, Lana yang melihat itu langsung meraih Sammy dan menggendongnya seraya sebelah tangannya mengelus-elus rambut hitam Sammy.

"Daddy jahat," cicit Sammy, bocah kecil itu tiba-tiba terisak dalam pelukannya.

"Kenapa Sammy bilang daddy jahat?" Tanya Lana seraya menatap Yanuar yang tengah melihat kearah dirinya yang menggendong Sammy, lelaki itu memberikan tatapan yang tak dimengerti oleh Lana.

"Daddy paksa aku buat makan, padahal aku gak mau," adu Sammy yang masih terisak kecil.

"Itu karena Daddy ingin kamu sembuh, Sayang," Lana menurunkan Sammy ke tempat tidurnya, ia berjongkok di samping tempat tidur.

"Nah sekarang, kalau aku yang minta Sammy untuk makan mau?" Tanya Lana.

Yanuar yakin gadis itu tak akan bisa membujuk Sammy. Margareth, Keanu, dan bahkan Ayla yang biasanya dapat meluluhkan bocah keras kepala itu pun angkat tangan kali ini. Yanuar melihat ekspresi Sammy yang tengah berpikir, Yanuar tersenyum kecil.

Lana menggigit bibirnya pelan menunggu jawaban bocah kecil itu, tiba-tiba sebuah ide melintas di kepalanya.

"Kalau Sammy mau makan dan cepat sembuh, aku janji ajak Sammy makan ice cream di tempat waktu itu," tawar Lana, yang langsung disambut pekikan senang Sammy.

"Okay! I wanna eat right now!" Sammy langsung melompat turun dan memeluk Lana dengan kencang.

Yanuar pun hanya tersenyum kecil karena dugaannya salah jika Lana tak bisa membujuk bocah kecil itu.

***

Yanuar melihat Lana yang baru saja turun dari tangga, dilihat gadis itu kebingungan berada disana tapi ketika matanya melihat kearah dirinya, Lana langsung melangkah kearahnya. Lana berdeham pelan.

Yanuar yang mendengar itu langsung menunjuk sofa yang ada dihadapannya dan memerintahkan Lana untuk duduk. Yanuar baru menyadari bahwa gadis itu sangat lelah dapat dilihat dari wajahnya.

"Jadi, bisa saya pulang sekarang?" tanya Lana yang sudah sangat lelah seharian ini.

"Lebih baik kamu menginap malam ini, besok pagi saya antar kamu pulang."

"Ja-jangan lebih baik saya pu--" ucapan Lana terpotong oleh Yanuar.

"Tak usah membantah, saya bisa lihat dari wajah kamu. Lelah bukan? Anggap saja ini rasa terima kasih saya karena kamu mau menemui Sammy,"

Yanuar tak ingin berkelit-kelit mendengar jawaban Lana, ia lantas menunjukan kamar tamu yang ada di rumah Margareth. Semenjak pengasuh Sammy menghilang Yanuar terpaksa menitipkan Sammy pada Margareth atau Ayla yang juga tinggal bersama Margareth karena semenjak Ayahnya menghembuskan nafas terkhir Ibunya itu selalu kesepian maka dari itu ketika Keanu dan Ayla menikah mereka tinggal bersama Margareth.

Yanuar memasuki kamar yang ditempati Sammy dan dirinya jika menginap dirumah Margareth. Ia melonggarkan dasinya yang terasa mencekik. Pagi tadi ia harus menemani Margareth ke salah satu kampus yang juga milik Sullivan Group, siangnya ia harus meeting dengan para dewan direksi, dan ketika selesai ia langsung pulang ke rumah ibunya tapi yang ia dapatkan Sammy masih belum makan dan terus menyebut nama Lana, maka berakhirlah ia harus mencari gadis itu dan baru sekarang ia bisa mengistirahatkan tubuhnya yang lelah ini.

Ponsel di sakunya bergertar, ia membuka benda itu. Menemukan pesan dari Rinai jika besok ada pertemuan mendadak dengan Mr.Yamato salah satu investornya yang berasal dari Jepang. Yanuar mendesah pelan, Yanuar sudah meminta sekertarisnya itu untuk membuka lowongan untuk pengasuh anaknya tapi dari kemarin tak ada satupun yang menurutnya cocok. Ia harus kembali mencari karena tak mungkin jika ia terus menitipkan Sammy pada Margareth, walaupun ada dirumah tapi ibunya itu terkadang pergi mengunjungi yayasan yang ia miliki. Dan terkadang bersama dengan Ayla, namun tak mungkin buka jika ia harus terus mengandalkan adik iparnya itu karena, Ayla memiliki kehidupan sendiri dan juga cake shop yang tak selalu bisa ia tinggalkan.

Yanuar membuka pesan lain yang ternyata dari Margareth.

Mama :
Mama udah lumutan nunggu kamu bawa calon menantu untuk Mama.

Yanuar tersenyum kecil membaca isi pesan yang sudah ia hafal di luar kepala, entah itu pesan keberapa puluh kalinya yang dikirimkan sang Mama padanya.

"Daddy," Yanuar langsung bangkit dari duduknya, ia menghampiri Sammy dan ikut berbaring disebelah bocah kecil yang telah 5 tahun selalu ada disampingnya. Mengabaikan setelan kerja yang masih melekat di tubuhnya.

"Dimana Lana?" Tanya Sammy, mata bocah kecil itu setengah memejam.

"She's sleeping," Yanuar memeluk Sammy kedalam dekapannya, menumpukan dagunya pada kepala bocah kecil itu.

"Lana pulang ya?" Sammy bertanya kembali pada Yanuar.

"No, dia menginap disini sayang. Sakarang tidur." Yanuar memejamkan matanya yang terasa semakin berat, tapi ia masih mendengar gumaman Sammy dalam pelukannya. Ia membuka kembali matanya.

"Daddy, are you tired?"

Yanuar tersenyum mendengar pertanyaan Sammy.

"Little bit," Jawab Yanuar pelan.

"Daddy lelah karena aku ya? Sorry." Sammy memeluk Yanuar dengan tangan munggilnya.

"Bukan karena Sammy." Yanuar terkekeh mendengar itu, dilihatnya bocah kecil itu menguap.

"Let's sleep kiddo," ujar Yanuar.

Yanuar tersenyum malam itu, ia bersyukur bisa bersama dan merawat Sammy walaupun awalnya ia tak yakin dengan keputusanya, Walaupun kebersamaannya dengan Sammy memiliki kenyataan pahit ia harus kehilangan orang yang ia sayangi dan juga pastinya sangat menyayangi bocah kecil dalam pelukannya ini.

Unexpected Moments With YouWhere stories live. Discover now