Chapter 11

16.5K 1.2K 9
                                    

Sejak dirinya dan Lana sampai di kediaman Margareth. Yanuar kembali melihat perubahan gadis itu, entah ini hanya perasaannya atau bukan. Namun, ia rasa Lana lebih pendiam daripada biasanya. Hatinya bergetar resah, ada rasa tak nyaman yang menyusup ke dalam dadanya, apa mungkin ia salah bicara sampai-sampai gadis itu tak sekalipun melihat ke arahnya, bahkan ketika Yanuar bertanya pada Lana, gadis itu hanya menjawabnya dengan jawaban yang amat singkat.

Yanuar merasa tahan lagi, ia bangkit menuju ruang kerja Keanu. Langsung masuk tanpa mengetuk pintu seperti biasanya.

Sedangkan Keanu yang tengah membaca berkas-berkas di tangannya, langsung membuka kacamata yang tengah ia kenakan. Menatap Yanuar yang masuk ke dalam ruang kerjanya, tak mengetuk pintu seperti biasanya dan langsung duduk di atas sofa. Ia mengerutkan keningnya bingung ketika Yanuar tak henti-hentinya mengacak-ngacak rambutnya sendiri dan sesekali berdecak kesal.

"Masalah perempuan Kak?" Tanya Keanu.

Percuma jika Yanuar menutup-nutupi masalahnya dari Keanu, karena adiknya itu akan selalu tahu dengan dugaan-dugaan yang nyatanya selalu benar. Yanuar mengangguk pada Keanu.
Bisa dibilang adiknya ini seorang penakluk wanita sampai-sampai Ayla yang menurutnya menyebalkan pun bisa ditaklukan oleh Keanu. Tak aneh lagi jika ia mengetahui sifat menyebalkan Ayla karena wanita itu adalah mantan sekertarisnya sebelum Rinai dan juga sebelum adiknya yang satu ini mempersunting wanita itu.

Yanuar harus mengakui di antara dirinya dan Keanu, pasti sangat jelas adiknya itu adalah penakluk wanita sejati, bisa di lihat dari deretan wanita-wanita yang pernah bersama Keanu sebelum bertemu dengan Ayla, sedangkan dirinya hanya memiliki seorang kekasih yang mungkin sekarang sudah menjadi mantan kekasih karena wanita itu meninggalkannya.

"Siapa? Lana?" tebakan Keanu begitu tepat.

Yanuar mengangguk masih enggan mengeluarkan suaranya. Keanu langsung terkekeh geli melihatnya.

"Kenapa? Nyatain cinta terus ditolak sama Lana?" tanya Keanu terkekeh geli. Keanu gemas melihat Kakaknya itu hanya terdiam.

"Siapa juga yang nyatain cinta, sejak di mobil tadi dia terus mendiamkanku, bahkan sampai sekarang." Yanuar bedecak pelan.

"Kok bisa?"

"Entah."

"Mungkin Kakak salah bicara?" tanya Keanu, dia mengulum senyumnya melihat Yanuar begitu frustasi hanya karena Lana mendiamkannya. Namun, bukankah itu bagus. Kakaknya itu telah benar-benar melupakan wanita masa lalunya dan mulai membuka hatinya.

Yanuar mengangkat bahunya bingung, "Terakhir dia tanya mengenai Sachi dan dari situ dia mulai dengan aksi diamnya,"

"Tanya apa?" Keanu amat penasaran kali ini.

"Sachi itu siapa," ujar Yanuar, "aku jawab dia perempuan spesial selain Mama, apa yang salah?"

Yanuar mengalihkan pandangannya pada pintu yang terbuka, menampilkan Ayla tengah memakai apron. Wanita itu berkata jika makan siang telah siap, Keanu berjalan ke arah Ayla. Mengecup bibir wanita itu dengan singkat.

Yanuar berdecih pelan tak bisakah mereka memilih tempat lain, demi apapun di sini ada dirinya yang tengah kalut.

"Kakak mau tahu jawaban dari permasalahan Kakak?" Keanu menyenderkan punggungnya pada dinding di belakangnya.

Yanuar mengangguk pada adiknya itu.

"Jawabannya hanya satu. Kenalkan Sachi pada Lana hari ini,"

"Buat apa?" tanya Yanuar bingung.

Keanu langsung menatap jengah pada Kakaknya ini. Otak Kakaknya bisa dibilang lebih pintar darinya jika membahas tentang hal yang berkaitan dengan bisnis,uang, dan perusahaan. Tapi, otak Kakaknya bernilai nol jika tentang permasalahan yang menyangkut perasaan dan wanita.

"Karena sepertinya Lana cemburu pada perempuan spesial Kakak itu."

***

Kali ini Lana tengah berada di balkon lantai dua kediaman Margareth ia tengah menunggu Ayla kembali dari kamarnya. Semakin berjalannya waktu ia semakin dekat dengan wanita itu karena intensitas pertemuan mereka terlampau sering. Wanita itu meminta bantuannya memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk acara pernikahan anak dari teman Mama mertuanya, yang ternyata adalah Raynar.

Entah mengapa dunia itu begitu sempit sampai-sampai ibu dari lelaki itu adalah teman Margareth, jika ia ingin jujur mengapa Margareth yang pembawaannya santai, baik hati, dan segala sesuatu hal yang terbaik ada di dalam diri wanita itu, bisa-bisanya berteman dengan wanita ambisius dan sombong seperti Dina, Ibu dari Raynar. Tapi entahlah itu bukan urusannya bukan?

Bahkan Margareth memintanya untuk menemani Yanuar ketika menghadiri pesta pernikahan itu. Lana hanya mendesah pelan, cobaan apalagi yang ia hadapi padahal ia tengah berusaha memendam perasaannya pada Yanuar agar tak semakin meledak-ledak.

Lana kembali menatap Sammy yang tengah berenang ditemani oleh Emma, setelah makan siang bocah kecil itu bangun dan langsung menghambur ke dalam pelukannya, bocah kecil itu bercerita ketika ia menginap di rumah orang tua Ayla dan berakhirlah Sammy meminta berenang ditemani oleh Emma.

Bahunya ditepuk pelan, Lana berbalik. Mendapati Yanuar yang tengah menatapnya, Lana langsung menghindari tatapan lelaki itu.

"Lana," ujar Yanuar, "ada yang ingin aku kenalkan pada kamu,"

Lana mengangguk pada Yanuar, siapa pula yang akan lelaki itu kenalkan padanya. Sosok wanita cantik muncul di belakang Yanuar, wanita berambut panjang itu tersenyum lembut pada Lana ia mengulurkan tangannya pada Lana. Ia langsung membalas uluran tangan itu.

"Hai, Kak Lana aku Sachi Sullivan, senang bertemu dengan Kakak" ujar Sachi, "kakak cantik ya,"

Lana membeku di tempatnya demi apapun gadis yang tengah berada di hadapannya ini adalah gadis yang selalu disebut Yanuar, ia tak mungkin salah. Tapi ada yang mengganjal mengapa nama belakang gadis itu 'Sullivan' apa artinya gadis ini masih satu keluarga dengan Yanuar.

"Kak?" Lana langsung menggelengkan kepalanya ketika mendengar Sachi memanggilnya.

"Faurine Alana, kamu bisa panggil aku Lana,"

"Dia adik perempuanku Lana." Sekarang suara Yanuar terdengar olehnya, entah mengapa ada perasaan lega yang menyusup ke dalam hatinya. Ia tersenyum kecil pada Yanuar.

"Okay, aku akan pergi karena bisa dilihat jika aku tak menghentikan Sammy, bocah kecil itu akan berenang sampai malam," ujar Yanuar, ia langsung berbalik dan turun menuju tempat Sammy berada.

Sedangkan Lana masih berdiam diri ditempatnya, tubuhnya seolah-olah kaku untuk digerakan, dirinya masih ditatap oleh gadis bernama Sachi itu.

"Hmmm, jadi Kak Lana pacarnya Kakak ya?" Tanya Sachi.

Lana yang mendengar itu langsung memelototkan matanya pada gadis itu.

"Eh, b-bukan aku pengasuh Sammy," ujar Lana.

"Yakin hanya sebatas pengasuh?" Sachi menggoda Lana, dilihatnya wajah gadis itu memerah entah malu atau memang kepanasan, tapi bukankah di balkon udaranya sejuk?

"I-iya memang apalagi," Lana memilin-milin jari tangannya. Gugup.

"Kaka Lana suka sama Kakak?" Pertanyaan Sachi sontak membuat hati Lana bergetar, ingin rasanya ia berteriak 'Ya! Aku suka bahkan mencintai Yanuar'  tapi yang ia lakukan hanya menggeleng kecil.

Sachi mendekatkan dirinya pada Lana dan berbisik.

"Kalau kamu cinta Kakak, aku akan bantuin kamu karena satu. Aku yakin kamu bisa buat Kakak bahagia."

Setelah selesai berbisik pada Lana, Sachi segera pergi seraya menahan senyumnya. Misi kali ini berhasil ia harus mengadakan rapat khusus bersama komplotannya, siapa lagi Kalau bukan sang Mama dan juga Keanu.

Unexpected Moments With YouOnde histórias criam vida. Descubra agora