Chapter 8

17.5K 1.2K 5
                                    

Yanuar membuka pintu kamar Lana perlahan berharap tak membangunkan gadis itu. Ketika pintu terbuka ia mendapati Lana yang tengah tertidur dengan memeluk salah satu guling yang ada di tempat tidur gadis itu tapi bukan itu yang mendapat perhatian Yanuar, ia menyentuh kening Lana yang sedikit mengerut itu entah memikirkan apa sampai dalam tidurnya pun membuat kening gadis itu mengerut.

Tatapan Yanuar turun pada mata Lana yang seperti sehabis menangis. Yanuar sudah memerhatikan itu ketika Lana membuka pintu rumah nya, menyapanya seperti biasa tapi senyum gadis itu seperti dipaksakan dengan mata yang sedikit bengkak.

Yanuar menutup pelan kamar Lana. Beranjak menuju ruang kerjanya, pikirannya berkecamuk memikirkan perkataan Keanu tadi ketika ia mengantarkan Sammy yang akan menginap bersama Keanu itu. Adiknya itu berkata sudah saatnya Yanuar membuka hatinya untuk perempuan lain.

Pikiran itu mengingatkan sosok wanita yang pernah hadir dalam hidupnya, sosok wanita yang juga meyakinkan Yanuar untuk hidup bersama Sammy, sosok wanita yang sekarang entah dimana keberadaannya, bahkan sosok wanita itu pergi begitu saja tanpa pamit atau memberi sebuah penjelasan, sampai akhirnya Yanuar tahu sebuah kenyataan yang membuatnya berhenti mencari keberadaan sosok itu. Kenyataan dimana wanita itu lebih memilih lelaki di masa lalu nya yang kembali datang. Sosok itulah yang membuat Yanuar menutup rapat hatinya untuk orang lain. Sudah cukup dirinya memendam rasa kecewa yang wanita itu tinggalkan.

Dan sekarang ketika muncul orang asing yang masuk kedalam kehidupannya dan membuat perasaannya bercampur aduk haruskah Yanuar membuka hatinya kembali.

***

Ketika ia membuka pintu kamar Sammy dirinya tak mendapati bocah kecil itu. Maka Lana langsung berlari menuju kamar Yanuar yang masih berada di lantai dua rumah itu. Ketika hendak mengetuk pintu kamar Yanuar, pintu itu terbuka dan memperlihatkan Yanuar yang hanya memakai celana pendek tanpa atasan, handuk yang masih menggantung dilehernya dan juga rambut yang masih basah, bahkan Lana melihat air itu mulai turun menuju tubuh Yanuar yang tanpa atasan itu.

Yanuar berdehem pelan pada Lana, sontak gadis itu langsung menatap kearahnya.

Demi apapun itu hal yang memalukan yang pernah Lana lakukan. Ia merasa pipinya terasa panas.

"Ada apa Lana?" Ujar suara bariton itu.

"I-itu..Sammy," Lana mengutuki dirinya yang bisa-bisanya gugup dihadapan Yanuar.

"Sammy menginap dirumah Mama, Lana."

Pernyataan itu langsung membuat Lana lega, ia kira bocah kecil itu hilang. Lana hendak pergi tapi tangan nya di cekal oleh Yanuar. Ia berbalik dan memberi pandangan bertanya pada lelaki itu.

"Bersiaplah Lana, 5 menit aku mau kamu sudah ada didalam mobilku, okay ?"

Lana hanya mengangguk pelan pada Yanuar, lelaki itu mengepaskan cekalanya dan kembali masuk kedalam kamarnya, menyisakan Lana yang masih berdiam diri. Apa ia tak salah dengar jika lelaki itu tak menggunakan kata-kata formalnya seperti biasa. Lana hanya mengangkat bahunya dan segera beranjak untuk bersiap-siap.

***

Yanuar menatap jalanan dihadapanya, mobil berlalu lalang mulai memadati jalan yang tengah ia lewati. Matanya melirik Lana yang dari tadi terdiam di kursi penumpang. Ia memarkirkan mobilnya ketika sampai di tempat tujuan, disana ia melihat Dika yang sudah menunggunya dengan membawa 1 bucket bunga mawar putih dan juga ada keranjang lain ditangan pria itu.

Lana yang berada di belakang Yanuar mengernyit pelan untuk apa lelaki itu mengajaknya ketempat seperti ini, Lana melihat lelaki yang pernah ia temui yang jika ia tak salah bernama Dika itu. Ia menyerahkan 1 bucket bunga dan juga sebuah keranjang kecil.

"Lana," ujar Yanuar

Lana segera berlari kecil kearah lelaki itu sebelumnya ia telah menyapa Dika yang kali ini kembali kedalam mobinya. Tangannya terasa hangat Lana mendongak ketika melihat Yanuar yang tengah mengandeng tangannya itu, Yanuar memberi bucket bunga putih itu padanya. Dan kembali berjalan dengan dirinya yang ada dibelakang lelaki yang tengah menggenggam tangannya itu.

Lana terpaku melihat dua makam dihadapannya sebelum dirinya mengikuti Yanuar yang mulai berjongkok disalah satu sisi makam itu. Ia memerhatikan Yanuar yang tengah mengelus nisan putih itu, yang menjadi perhatian Lana adalah nama belakang yang berada di nisan tersebut, sama dengan nama belakang Yanuar.

"Ini makam kedua orang tua Sammy," suara Yanuar memecahkan keheningan diantara mereka. Lana yang mendengar itu sontak membuat hatinya teriris kecil.

"Ini Adrian Sullivan, ayah Sammy dan juga Kakak laki-laki ku," Pandangan Yanuar beralih pada makam disampingnya.

"Dan itu Samantha, Ibu Sammy."

Bahkan Lana tak tahu sejak kapan matanya telah basah oleh air mata mengetahui kenyataan itu, bocah kecil seperti Sammy yang umurnya masih 5 tahun telah kehilangan kedua orang tuanya.

***

Mereka kembali kedalam mobil diliputi keheningan, hanya sesekali isakan kecil Lana yang tertangkap oleh telinga Yanuar. Ia menepikan mobilnya perlahan. Menghembuskan nafasnya dengan pelan sebelum melihat Lana yang menundukan kepalanya.

Yanuar meraih dagu Lana, dan membuat Yanuar bisa melihat mata cantik itu tertutup oleh air mata, ia mengusap kedua mata itu pelan. Tangis Lana malah semakin kecang setelah Yanuar mengelus kedua mata gadis itu.

Yanuar merengkuh gadis itu kedalam pelukan menumpukan dagunya pada kepala gadis itu, sesekali tangannya mengelus punggung Lana, berusaha menenangkan Lana.

Sedangkan Lana masih terisak di dalam dekapan Yanuar tapi kali ini disetai dengan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.

Lana melepaskan pelukan Yanuar, meraih tissue yang ada di dalam mobil dan mengelap hidungnya.

"Ma-maaf," ujar Lana

"Aku sudah biasa melihat Sammy ketika membuang ingus dari hidungnya, jadi tak perlu meminta maaf." Yanuar terkekeh geli melihat kelakuan Lana.

"Ja-jadi Sammy bukan an--"

"Secara biologis memang Sammy bukan anak kandung aku Lana dia keponakanku, tapi aku sudah menganggap dia sebagai anak sendiri,"

Lana tersenyum mendengar penuturan Yanuar.

"Sammy dan aku tak jauh berbeda kita sama-sama kehilangan orangtua, jadi aku tahu rasanya...," ujar Lana lirih.

Yanuar tersentak kaget, ia sama sekali tak tahu jika wanita ini telah kehilangan kedua orang tuanya, ia merutuki Dika yang belum mengirim data latar belakang wanita ini yang ia minta ketika itu.

Yanuar kembali melajukan mobilnya, ketika memeluk gadis itu perasaan asing itu kembali merayap kedalam hatinya.

***

"Loh, kita akan pulang? Tak menjemput Sammy?" tanya Lana.

"Keanu mengajaknya menginap di rumah mertuanya, sekitar 3 hari sepertinya," jawab Yanuar yang tengah mengemudikan mobilnya membelah jalan menuju kediamannya itu.

"Tapi kan Sammy harus sekolah,"

Yanuar tersenyum kecil mendengar pernyataan Lana, ia senang jika gadis itu memperhatikan bocah kecil itu.

"Minggu depan dia mulai libur sekolah Lana," ujar Yanuar mengingatkan, padahal Lana sendiri yang memberitahukan dirinya jika Sammy akan libur sekolah dimulai minggu depan.

Lana meringis pelan, bisa-bisanya ia lupa hal itu, dan sepertinya Lana harus menulis note di dalam kamarnya untuk jangan sampai lupa mengambil rapot hasil belajar Sammy minggu depan.

Pandangannya beralih pada lelaki di sampingnya, Lana mengingat kembali bagaimana Yanuar memeluknya tadi. Lana tersenyum malu mengingatnya.

Unexpected Moments With YouWhere stories live. Discover now