Chapter 12

16.2K 1.2K 5
                                    

Lana bingung harus berbuat apa, jam delapan tadi seharusnya ia pergi bersama Sammy untuk mengambil rapot bocah kecil itu, tapi yang ada sekarang Sammy malah terkena demam, sepertinya bocah kecil itu masuk angin karena kemarin berenang di siang bolong.

Ia tak mungkin meminta bantuan Yanuar karena sebelumnya Yanuar sudah pergi ketika mereka baru pulang dari rumah Margareth, Yanuar hanya berkata ia akan pergi ke Bandung dan akan pulang nanti malam. Entah apa yang dilakukan lelaki itu di sana, mungkin masalah pekerjaan.

Ia sudah memberi Sammy obat penurun panas. Sekarang ia tengah mengelus rambut bocah kecil itu karena Sammy berkata dirinya mengantuk. Pengaruh obat sepertinya.

Lana bisa saja meminta bantuan Melody untuk membantunya mengambil rapot Sammy, tapi sahabatnya itu baru saja pulang dan pasti sedang kelelahan, ia tak mau merepotkan gadis itu. Demi apapun dirinya bingung, ia tak mungkin meninggalkan bocah kecil ini sendirian bukan. Bunyi ponselnya menyentakan Lana dari pikiran yang tengah berkecamuk di dalam pikirannya, Lana meraih ponsel dan membuka aplikasi chat di ponselnya.

Yanuar :
Bagaimana rapot Sammy, bagus?

Lana ingat baru pertama kali Yanuar mengirim pesan padanya, tapi itu bukan yang terpenting untuk sekarang. Lana menghela nafas sebelum membalas pesan dari Yanuar.

Me :
Aku belum ambil rapot Sammy, karena pagi tadi Sammy demam. Tapi aku udah kasih Sammy penurun demam dan sekarang dia lagi tidur.

Lana mengirim pesan itu pada Yanuar. Ia menunggu lelaki itu membalasnya, tak lama kemudian Yanuar membalas pesannya.

Yanuar :
Aku minta Sachi untuk ambil rapot Sammy, nanti akan ada dokter yang akan memeriksa Sammy.

Lana menghembuskan nafasnya lega, ia hendak membalas pesan Yanuar tapi terdengar ketukan pintu, Lana lantas membuka pintu itu. Ia menemukan seorang laki-laki dengan kaos abu-abu yang dipadukan dengan celana training yang tengah tersenyum ke arahnya.

Lana hanya mengerutkan keningnya bingung siapa pula lelaki dihadapannya ini.

"Maaf anda mencari siapa?" Lana berbicara sopan pada lelaki itu.

Lelaki itu tersenyum. Mengulurkan tangannya pada Lana, Lana membalas uluran tangan lelaki itu.

"Ethan," ujar Ethan pada gadis dihadapannya ini.

"Lana," Ethan hanya mengangguk pada Lana, sebenarnya ia sudah mengetahui nama gadis ini ketika Yanuar memintanya datang ke rumah lelaki itu untuk memeriksa Sammy.

"Tapi maaf, anda itu siapa? Maksud saya ada urusan apa kemari? Oh, atau anda ingin bertemu Pak Yanuar?" tanya Lana panjang lebar.

"Aku kesini karena ingin memeriksa keadaan Sammy, Lana" ucapan Ethan sontak membuat Lana menatap lelaki dengan pandangan aneh.

"Anda itu dokter?"

"Tak perlu berbicara formal seperti itu Lana, ya, aku dokter."

Lana hanya menganggukan kepalanya, ia merasa heran pada lelaki dihadapannya ini. Ethan hanya memakai pakaian yang menurut Lana seperti sehabis berlari. Lana mempersilahkan Ethan untuk masuk ke dalam kamar Sammy dan mulai memeriksa bocah kecil itu.

Setelah selesai mereka berdua keluar dari kamar Sammy.

"Bocah kecil itu demam dan masuk angin, kamu bisa beri obat penurun panas yang tadi aku bawa karena Sammy hanya cocok dengan obat itu,"

Lana mengangguk mendengar penjelasan Ethan, ia menatap wajah Ethan, wajah lelaki di hadapannya itu sangat familiar menurutnya. Wajah Ethan memiliki kemiripan dengan Yanuar dan Keanu, apa mereka masih bersaudara karena guratan di wajah lelaki ini Sama dengan kedua lelaki itu.

"Oh, satu lagi balur perutnya dengan minyak kayu putih dan irisan bawang merah," ujar Ethan, "karena biasanya jika Sammy masuk angin, bocah kecil itu hanya ampuh dengan minyak kayu putih dan bawang merah,"

Belum sempat Lana membalas perkataan Ethan, terdengar suara perempuan yang ia asumsikan adalah Sachi.

"ABANG!" teriak Sachi ketika melihat Ethan berada di rumah Yanuar, ia langsung memeluk lelaki itu. Ethan yang langsung membalas gadis itu, ia mengacak-ngacak rambut Sachi yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.

"Kamu kapan pulang?" tanya Ethan pada Sachi yang tengah bergelayut manja di tangannya.

"Beberapa hari yang lalu, aku mau ketemu Abang cuma waktu aku tanya Tante, Abang selalu gak ada di rumah,"

"Kan aku orang sibuk," Sachi langsung mendengus mendengar ucapan Ehtan. Selain dekat dengan kedua Kakaknya, ia juga dekat dengan Ethan. Sachi langsung mengalihkan pandangannya pada Lana, ia tersenyum pada Lana. Ia menyerahkan rapot Sammy yang tadi ia ambil di taman kanak-kanak bocah kecil itu.

Lana mengangguk berterima kasih pada gadis itu.

"Kak Lana sudah kenalan dengan lelaki ganteng tapi gak laku ini?" ucapan Sachi sontak membuat Ethan langsung melayangkan cubitan kecil pada gadis itu.

"A-aww gak usah nyubit Abang, kan kenyataannya begitu." Sachi menatap Ethan dengan kesal.

Sachi menjelaskan tentang Ethan pada dirinya, ternyata Ethan adalah anak dari adik Margareth. Rumah Ethan ternyata hanya beberapa blok dari rumah Yanuar, pantas saja sepertinya ketika Yanuar mengirim pesan padanya akan ada dokter yang datang ke rumahnya. Tak lama kemudian Ethan datang.

Sekarang mereka --kecuali Ethan yang ada di kamar Sammy-- tengah berada di ruang tengah Yanuar, Lana melirik Sachi yang tengah sibuk mengutak-ngatik remot televisi ditangannya, Lana berdehem pelan.

"Emmm, Sachi,"

"Kak Lana panggil Achi aja biar lebih gampang," Sachi tersenyum manis pada Lana.

"Oh, oke." balas Lana.

"Kak Lana kalau mau tanya, tanya aja,  sekarang kan kita temenan. Jadi bisa saling curhat," ujar Sachi sangat antusias.

"Achi udah punya pacar?" pertanyaan Lana langsung membuat Sachi meringis pelan, ia menggeleng menatap Lana.

"Kadua Kakak Achi itu terlalu pemilih kalau tau aku jalan sama seseorang, tapi sebenernya lebih pemilih Kak Yanuar sih," ujar Sachi, "kakak gimana?"

Lana menggeleng pada Sachi.

"Yah, kita sama-sama jomblo." Sachi tersenyum kecut pada Lana, melihat itu Lana langsung tertawa terbahak-bahak yang tentunya menular juga pada Sachi.

***

Ponsel Ethan bergetar, ia membaca pesan dari Mamanya yang memintanya agar cepat pulang, Ethan segera berpamitan dan bergegas menuju rumahnya. Ketika di tengah perjalanan ponselnya kembali bergetar, kali ini berasal dari Yanuar.

Yanuar :
Sammy kenapa, Tan?

Ethan menahan senyumnya dan membalas dengan cepat pesan dari Yanuar.

Me :
Sammy baik, tapi ada yang aneh Yan.

Ethan pun tertawa puas ketika pesannya terkirim, tak lama kemudian Yanuar membalas pesannya.

Yanuar :
Apa yang aneh dari Sammy? Jangan becanda.

Me :
Aku yang aneh Tan, Kamu tahu Yan. Sepertinya aku menyukai Lana.

Yanuar :
shit.

Me :
Your language Daddy ;)

Sejujurnya ia hanya ingin membuat Yanuar kesal, lagi pula ia telah memiliki seorang gadis yang tengah ia incar. Ethan kembali tertawa memikirkan itu.

Unexpected Moments With YouМесто, где живут истории. Откройте их для себя