yang terjadi dibalik sesuatu

2.6K 233 5
                                    

"Terimakasih Pak, sudah mengantarkanku."

Gadis itu tersenyum dan kemudian membuka pintu mobil yang membawanya bersama Arbani sampai dirumah.

"Ya."
Jawaban yang sangat singkat. Namun Najwa tidak ambil pusing, toh sebagai bos dia berhak atas itu.
"Terimakasih sudah berusaha jadi temanku."
Tambahnya yang berhasil membuat Najwa berhenti ketika pintu mobil sudah terbuka hampir setengah.

Najwa tersenyum dibalik tubuhnya, setidaknya ini titik awal dimana laki-laki itu bisa menerima kenyataan bahwa selalu ada teman sejati didalam hidupnya, yang tanpa memakai kedok untuk berbuat baik untuknya. Pertama, Aqil, dan Najwa harap untuk yang kedua, sahabat laki-laki itu adalah dirinya.

"Assalamualaikum Pak."
Ucap gadis itu saat sudah ada diluar mobil. Dan Arbani tersenyum kearahnya, jenis senyuman tulus yang dibawanya dari syurga, adem rasanya.

"Waalaikumsalam."
Dan laki-laki itupun menutup kaca mobil, kemudian dnegan cepat membawa mobil tersebut menembus jalanan yang licin, mungkin karena tadi sempat hujan disekitar rumah Najwa.

Najwa pun berbalik untuk berjalan kedalam rumah setelah memastikan Arbani sudah benar-benar pergi. Belum sempat dia berbalik, namun matanya menemukan sebuah mobil lain terparkir dipekarangannya.

"Sejak kapan ada mobil Kak Aqil disini?"
Tanyanya sendiri. Kenapa tadi dia tidak melihatnya. Atau karena memang tadi dia sedang sibuk dengan Arbani, sampai dia lupa ada mobil Aqil yang sudah terparkir dipekarangannya.

Dan Najwa pun ingat suatu hal yang berhubungan dengan Aqil. Yah, dia harus melabrak yang katanya kakak tapi tidak tahu diri itu, bukannya menepati janji untuk menjemput malah dia datang kerumah Najwa, dan kini bahkan terdengar sedang tertawa senang bersama Sarah, dan Najma didalam rumah.

"Assalamualaikum."
Salam Najwa, dan matanya tepat dia arahkan satu titik dengan mata Aqil. Bukannya bergidik atau menciut nyalinya karena mendapat tatapan menyeramkan dari Najwa, laki-laki itu malah masih meneruskan godaannya pada Najma. Dan itu membuat Najwa semakin geram.

"Waalaikumsalam."
Jawab ketiga orang tersebut. Mereka pun tak menyinggung kenapa Najwa pulang terlambat.

"Apa tidak ada yang nanya kenapa aku telat pulang?"
Ucap Najwa sembari duduk diantara ketiga orang tadi, tepatnya disamping Najma yang masih digoda oleh Aqil.

"Aqil sudah kasih tau Bunda, kalo kamu pulang diantar oleh Pak Arbani, bos kamu. Kenapa nggak diajak masuk?"
Ucap Sarah. Jadi benar, Aqil yang menyuruh Arbani untuk menjemput dan mengantar Najwa pulang.

"Dia sibuk Bun.. Tapi kan sebenarnya, udah ada yang janji buat jemput, malah nyuruh orang, bosku lagi."
Gerutu Najwa sembari mendelik kearah Aqil. Dan laki-laki itu hanya tersenyum kecut.

"Sudah Najwa, bukan salahnya Aqil kok. Kamu bersih-bersih diri aja dulu, terus sholat maghrib."
Ucap Sarah, bagaimanapun juga, meski Najwa masih kesal dengan Aqil dan masih ingin melabraknya, tapi dia tidak bisa membantah apa yang dikatakan Bundanya.

"Iya nih Kak Najwa, mandi sana, aku gak tahan baunya."
Sahut Najma sembari sok-sokan tutup hidung dan memperhatikan Najwa yang ada disampingnya. Hal itu membuat Najwa mendengus kesal.

"Ish, Najma jangan banyak main sama Kak Aqil, kamu udah mulai ketularan tengilnya."
Saran Najwa. Sepertinya dia begitu kesal dengan laki-laki itu.

Najwa pun berdiri, dan pamit kedalam rumah. Dia mendengar apa yang disuruh oleh Sarah. Namun dia merasa haus, ternyata energinya habis gara-gara rasa kesalnya pada laki-laki bernama Aqil.
Najwa mampir kedapur sebelum masuk kedalam kamarnya, dia mampir untuk sekedar minum menghilangkan dahaga.

Cahaya Awan ( On Hold )Where stories live. Discover now