Akhirnya

2.6K 161 12
                                    

Najwa meremas buku-buku kukunya yang sudah memutih, memandang gadis yang terbaring di ruang ICU dan masih mendapatkan penanganan dari dokter. Arbani ada disana juga, sedangkan Aqil? Dia pergi entah kemana, setelah mengantarkan Nilam ke rumah sakit, laki-laki itu sudah pergi begitu saja, tanpa sepatah katapun, hanya menyisakan pesan untuk Arbani yang tidak diketahui siapapun.

"Najwa?" Alena dating dengan Sarah, wanita itu lagi-lagi harus khawatir dengan keadaan putrinya, yang baru saja keluar dari rumah sakit.

"Bagaimana keadaan Nilam? Apa yang dikatakan oleh dokter, Nak?" Sergah Alena ingin tau kronologi kejadian yang menimpa Nilam sampai harus masuk rumah sakit dan tidak sadarkan diri.

Najwa mengerjap, menormalkan pandangannya yang sedikit buram karena air mata yang sudah memenuhi matanya. Gadis itu menghembuskan nafas dengan keras saat dadanya terasa sesak dan berat. Dia memeluk Sarah, lalu memandang Alena yang masih penasaran dengan jawabannya.

"Dokter belum keluar, Tante. Tapi tadi sewaktu habis istirahat, Nilam batuk-batuk, dan nafasnya tiba-tiba sesak. Lalu dengan sangat singkatnya, dia jatuh tersungkur ke tanah, dan mulutnya mengeluarkan darah. Najwa nggak ngerti apa yang terjadi dengan Nilam, Tan..." Dan gadis itu pun menghamburkan tubuhnya ke pelukan Bundanya lagi. Meluapkan segala yang membuatnya takut.

"Iya,sudah. Kita tunggu dokter keluar dulu ya, kita tunggu informasi apa yang menyebabkannya seperti itu." Sarah mencoba menenangkan.

"Iya, Wa. Kamu tidak perlu khawatir. Tante yakin, tidak akan terjadi apa-apa pada Nilam. Dia anak Tante yang kuat." Ucap Alena dengan suara yang bergetar. Meski kalimatnya menunjukkan kekuatan, tapi tidak dengan mentalnya. Alena terduduk dikursi tunggu.

Sedangkan Arbani yang memperhatikan semua kesedihan tiga perempuan itu seakan berkumpul menjadi satu dalam wajah kejam milik Adibah. Seperti bedebah yang kurang ajar, Adibah tidak pernah bisa dimaafkan. Hanya kuasa Allah yang bisa membuatnya kehilangan segala kejahatannya, dan hanya Kasih Allah yang bisa menyadarkannya. Semoga Adibah masih bisa merasakan nikmatnya kejujuran dan kearifan, semoga kejahatannya tidak membawanya sampai pada maut. Naudzubillah.

"Ada yang bernama Aqil?" Tanya seseorang yang baru saja keluar dari ruang tersebut. Seluruh manusia yang sedang menunggu keluarnya dia, berdiri secara serempak.

"Bagaimana keadaan putri saya, Dok?" Tanya Alena balik.

"Oh, Nilam putri Ibu?" Tanya dokter tersebut.

"Iya, Dok. Bagaimana keadaan Nilam? Apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia bisa tiba-tiba seperti ini?"

Sebelumnya hening, namun dokter tersebut tetap harus mengatakan apa yang terjadi.

"Nilam telah mengalami keracunan, memangnya dia habis minum atau makan apa?" Tanya dokter tersebut.

"Dia hanya makan dan minum dikantin perusahaan seperti biasanya Dok, dan sejak dulu tidak ada kejadian seperti ini." Jawab Najwa.

"Iya benar, sebelum makanan dan minuman yang dijual diperusahaan saya, harus melalui pengecekan dulu. Tidak mungkin Nilam keracunan dari makanan tersebut."

"Ya benar, tidak mudah juga bakteri clostridium botulinum bisa secara alamiah berkembang dalam makanan dan minuman yang sudah diolah, karena bakteri tersebut menghasilkan protein racun yang ditemukan dalam tanah. Satu-satunya cara bakteri tersebut bisa masuk dalam makanan, adalah karena sengaja dimasukkan, setelah makanan tersebut sudah diolah dan siap saji." Jelas dokter tersebut. Membuat semua yang mendengarnya sangat tercengang.

"Apa itu artinya Nilam sengaja diracuni?" Tebak Najwa.

"Mungkin. Dan hal yang harus berat saya sampaikan, adalah racun tersebut sangat mematikan, karena setelah dicerna, protein bakteri itu bereaksi menjadi racun saraf. Dampaknya mengakibatkan penyakit lumpuh yang mengancam jiwanya." Dan penjelasan terakhir itu membuat Alena limbung, dengan bertumpu ditubuh Sarah, wanita itu terisak dengan keras. Sedangkan Najwa menutup mulutnya yang mencoba menetralkan suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahaya Awan ( On Hold )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang