21. Pecah

27K 3.1K 279
                                    

You gon' make me a believer

Even if that shit ain't true

You gon' make me commit murder

Baby, I'd kill for you

Skyler Grey - Eminem 

Seuprit doang part ini, tapi klimaks banget.

Enjoy.....

"Siapa?"  tanyaku.

Rey membalikkan badan, kaget menyadari kehadiranku.

"Laura." Ucapnya lirih. "Dia lagi di Jakarta dan ngajak aku ketemu." Mungkin hanya perasaanku saja, tapi suara Rey terdengar gugup.

Keheningan menyelimuti kami setelahnya, baik Rey atau aku tidak ada yang bicara. Sibuk dengan pikiran sendiri. Banyak hal yang ingin aku tanyakan, seperti bagaimana perasaannya pada Laura atau tentang kedekatan mereka yang terlalu intim. Tapi semua pertanyaan itu tak ada satupun yang meluncur keluar dari bibirku. Lagi-lagi aku menjadi pengecut, yang ketakutan akan isi kepalaku sendiri.

"Kenapa nyariin aku?" tanyanya kemudian. Dia menghampiriku dan meraih tanganku menggenggamnya lembut, tangannya yang lain memainkan rambutku.

Aku tersenyum "Mada ngajakin kita ke bawah, dia pengin makan rujak. Mau ikut?"

"Dia masih suka makanan seperti itu."

"Selalu." Sahutku sambil tertawa.

"Kamu juga suka?"

"Hmm... tapi lebih suka yang ulek. Lebih seger rasanya. Teksture bumbunya juga lebih nyerep."

"Aku belum cobain yang ulek."

"Ayo... kita beli terus kamu cobain. Pasti ketagihan."

Dia tertawa. "Ayo," dia menarikku bersamanya.

Keluar rumah Mada sudah menunggu kami. Kakinya mengetuk-ngetuk tidak sabar.

"Lama banget sih, Mba. Udah siang nih keburu abis rujaknya." Ucapnya kesal.

Aku dan Rey kompak tertawa, akibatnya Mada makin kesal, lalu mendelik marah dan jalan mendahului kami.

"Mada lebih pintar mengekspresikan emosinya daripada kamu." Ucap Rey sambil berjalan mengikuti Mada. Tangannya menggandeng tanganku.

"Wajahnya kebaca banget." Balasku setuju. "Kalau lagi bahagia kelihatan, kalau sedih juga begitu."

"Beda dengan kamu. Kamu terkesan misterius dan pintar menyembunyikan perasaan."

"Aku menyembunyikan perasaan yang memang seharusnya disembunyikan."

"Termasuk dariku."

"Nggak semua hal harus aku ceritakan, kan?"

"Hmm... tapi aku harap kamu bisa lebih terbuka dan jujur."

"Lalu, apa kamu akan melakukan hal yang sama? Lebih terbuka dan jujur?"

Rey tertawa. "Selama ini aku selalu melakukannya, kalau nggak kamu nggak akan sering marah sama aku. Aku selalu melakukan hal-hal yang ada di kepalaku, Kejora. Kamu sudah mengakuinya makanya kamu menjulukiku pemaksa tak tahu malu."

Aku menunduk, merasa malu. Rey memang tidak pernah menyembunyikan perasaan atau keinginannya. Dia selalu memaksakan kehendak dan menuntut orang lain untuk melakukan apa yang dia mau.

"Saat aku ingin sesuatu, sekuat tenaga aku selalu berusaha mendapatkannya. Tak peduli anggapan orang lain atau perasaan mereka."

"Apa itu juga berlaku untukku?"

ReconciliationWhere stories live. Discover now