11. Leo is back!

219 25 0
                                    

Leo is back!

Ya, dia kembali ... gentayangan.

Aku mondar-mandir dengan kesal di kamarku sementara Leo duduk manis di kursi di depan meja belajarku.

"Kiki..." Leo memanggilku lembut. Suaranya terdengar adem dan menenangkan. Hingga mau tak mau, amarah dalam diriku berkurang.

Aku berhenti mondar-mandir dan menatapnya.Ya ampun, nih hantu makin cakep aja deh sejak terakhir kali aku melihatnya di Rumah Sakit.

"Sori," ucap Leo lagi dengan tatapan tulus.

"Jadi... sudah berapa lama kamu mengikuti aku?"

"Seminggu,"

Aku sewot.

"Jadi selama seminggu ini kamu ... 'berterbangan' di sekelilingku?"

Leo terkekeh.

"Aku nggak terbang, Ki. Aku cuma mondar-mandir di sekelilingmu," jawabku. Aku makin sewot.

"Setiap hari?"

"Setiap waktu," Leo menambahkan.

"Termasuk di rumahku? Di kamarku?" Aku kembali merasakan amarahku.

"Di setiap tempat,"

"What?"

"Ups, jangan marah. Maksudku, tidak pada saat kamu mandi dan ganti baju. Percayalah padaku. Aku selalu gentayangan di tempat lain kalo kamu lagi mandi ataupun ganti baju,"

Aku melotot ke arahnya.

"Apa kamu juga tidur di kamarku?"

Leo kembali tertawa lirih.

"Hantu nggak tidur, Ki," jawabnya.

"Tapi kamu di kamarku 'kan?"

Leo mengangkat bahu.

"Well, hanya rebahan aja kalo kamu lagi tidur. Yah, hitung-hitung sambil jagain kamu-lah," cowok itu nyengir, manis.

"Di mana? bukan di tempat tidurku 'kan?" tanyaku lagi.

"Di situ," Leo menunjuk ke arah sofa dekat jendela, tepat di sisi kanan tempat tidurku.

Aku melongo.

Bener-bener nggak dapat dipercaya. Pantesan seminggu ini aku ngerasa perasaan aneh di sekelilingku. Ternyata selama seminggu ini aku ditemani hantu gentayangan ini. Mengikutiku kemana aja, bahkan tidur di dalam kamarku. Astaga, aku sekamar sama cowok? Dia bahkan tidur di sampingku? Oke, dia memang hantu. Tapi tetap saja memalukan kalo dia melihatku mendengkur dan ngiler...

"Kalo gitu kenapa kamu baru menampakkan diri sekarang?" tanyaku lagi.

"Aku takut, Ki,"

"Emang hantu punya rasa takut?" tanyaku kesal.

"Maksudku, aku takut kalo kamu lupa padaku. Jelas-jelas aku sudah ngucapin salam perpisahan sama kamu. Nah, kalo tiba-tiba saja aku muncul lagi, aku takut kamu nggak inget lagi padaku,"

Aku mendesah lalu duduk di tempat tidur.

Aku nggak pernah melupakanmu,Leo. Ucapku dalam hati.

Kami bertatapan, lumayan lama.

"Jadi, kayaknya nggak cuma aku aja 'kan yang bisa melihatmu?" Aku membuka suara.

Leo mengangguk.

"Aku juga nggak tahu kenapa temenmu itu bisa melihatku," jawab Leo.

"Dante. Namanya Dante," ucapku. "Apa yang kalian bicarakan?" tanyaku lagi.

Dante & Kiki [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now