PART 1 - Their Wedding

25.5K 275 8
                                    

PART 1 

Hai Guys this is the first part. Enjoy!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Nessa POV

 

Kutatap laki-laki yang ada di depanku. Dia terlihat gagah, tampan dan maksulin. Tapi, hatiku sepertinya terus mengatakan kalau dia bukanlah yang aku harapkan. Aku mecoba untuk meyakinkan diriku bahwa dia belum menjadi yang aku harapkan. Aku hanya sedang belajar untuk mencintainya. Aku harus bisa mencintainya.

Kurapihkan rambutnya, kurapihkan sedikit jasnya dan kupakaikan dasi untuknya. Tutorial tentang memasang dasi yang selama ini aku pelajari dari Nadine dan dari YouTube, akhirnya aku praktikkan padanya. Senyumnya selalu mengembang setiap aku menatapnya dan saat itulah aku menemukan keyakinan kalau aku bisa mencintainya.

“Kamu keliatan cantik banget hari ini Nessa. Kayak biasanya, kamu selalu cantik.” Katanya saat aku selesai memakainkannya dasi yang sesuai dengan setelan Jasnya.

“Kamu juga ganteng banget kok.” Adams memeluk pinggangku dan membawaku ke dalam pelukannya. Aku sudah mulai terbiasa dengan apa yang Adams lakukan. Memelukku, menatapku dalam, memanjakanku dan dia tetap membiarkanku melakukan apapun sesuka hatiku.

“Nes. Dhavi hari ini dateng kan?” Dhavi. Aku baru ingat kalau Dhavi akan menjadi pengiring pengantin juga di acara pernikahan Nadine. Dengan sangat terpaksa aku harus melihatnya. Sungguh menyebalkan.

“Kamu udah janji kan bakal bantuin aku lupain dia.” Aku butuh Adams untuk melupakan Dhavi.

“Iya aku janji.”

“Jangan biarin aku nostalgia ya nanti.” Adams tertawa geli mendengar perkataanku. Apakah itu aneh?

“Iya. Kamu ada-ada aja sih.”

Seseorang mengetuk pintu kamar kami dan memberi tahu kalau kami harus segera menuju ruang rias pengantin. Aku akan bertemu Katie di ruang rias Nadine. Aku akan bertemu Katie secara langsung. Everything gonna be okay Nessa! This is Nadine’s wedding.

“Kamu kenapa? Kita mesti segera ke sana. Pasti Nadine juga udah nungguin kamu.” Adams selalu bisa membaca saat aku mulai memikirkan sesuatu yang tidak penting.

“Hah? Gapapa kok. Iya pasti Nadine udah nungguin. Sampe ketemu di depan ya.”

“Nessa! Everything’s gonna be alright.” Adams sempat menahanku sebentar saat aku beranjak pergi dari kamar hotel kami. Aku rasa dia mulai merasakan kekhawatiranku.

I love you.” Bisikknya sebelum kemudian mencium lembut pipiku. Entah apa yang sudah terjadi padaku. Aku selalu menyukai saat dimana Adams mencium pipiku seperti itu. Sejak kami menikah, Adams belum pernah melakukan apapun yang lebih dari itu.

The Only Love [ON PROGRESS]Where stories live. Discover now