PART 18 - The Day

7.5K 177 50
                                    

PART 18 

Hei Hei. Akhirnya kembali dengan cerita ini. Sekalian pengen kasih tau kalian, mungkin aku bakalan agak lama postnya. Gak cuma cerita ini tapi cerita lain juga. Tapi tetep diusahain kok. Aku harus sibuk sama urusan sekolah aku dulu sampe semua kembali normal. Mohon maaf sebelumnya buat kalian semua. Semoga part ini gak mengecewakan yaaaaa! Happy reading!

----------------------------------------------------------------------------------

Nessa POV

 

Setelah 3 bulan kami berpacaran (lagi), akhirnya Dhavi melamarku. Tepat di hari pernikahan Zack, Dhavi dan keluarganya melamarku di depan keluarga besarku dan London menjadi saksinya. Tak pernah terbayang dalam pikiranku bahwa aku dan Dhavi akan menikah setelah semua cerita panjang yang kami lewati. Cerita hidup yang terlalu rumit dan menyedihkan untuk diingat kembali.

And today is the day! Setelah Dhavi mengucapkan ijab qabul di depan wali dan saksi, aku akan resmi menjadi Mrs. Dhavi Fahreza seperti rencana masa depanku dulu. Memiliki si dokter jantung yang super tampan dan tentunya mencintaiku apa adanya.

Aku terus memperhatikan pantulan wajahku yang telah siap terpoles dengan rangkaian make up pengantin. Terus memikirkan apakah hari ini benar-benar nyata dan bukan hanya sebuah mimpi atau khayalan anehku. Ini memang bukan kali pertama untukku dan Dhavi, namun tetap saja ini terasa seperti kali pertama kami. Karena memang ini yang sebetulnya kami inginkan sejak dulu. 

Aku berdiri berniat untuk melihat bagaimana diriku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Melihat setiap detil dari diriku agar tidak ada yang kurang sedikitpun. Aku siap untuk hari ini dan hari seterusnya! Hari hari berikutnya yang akan aku lewati bersama Dhavi. hari-hari yang menyedihkan maupun menyenangkan. Tanpa sadar, air mataku jatuh di pipi temilku yang sudah terlapisi make up. Mengingat semua perjuangan kami selama ini yang akhirnya menemui jodohnya juga.

Nadine dan Lena memasuki ruang riasku dan langsung mendapati pipiku yang sudah basah karena air mataku sendiri. “Nes, jangan nangis. Lo harus senyum terus hari ini Nes.” ujar Nadine sambil terus memelukku. Mendengarnya, aku semakin terisak dan hampir merusak make up di wajahku. “Udah Nes! sayang tuh make up. Lo mesti siap siap buat keluar.” Ujar Lena masih terus mengelus bahuku lembut. Memberikan sedikit ketenangan untukku. Aku menghilangkan air mata yang membasahi pipiku dengan lembut dan berusaha mempertahankan make up ku. Kedua sahabatku itu kembali mengelus punggungku lembut, seakan mereka bisa merasakan setiap kegugupan yang aku rasakan.

Tok! Tok! Tok!

“Nessa, kamu keluar sekarang ya sayang.” suara lembut Kak Rana membuat rasa gugupku semakin terasa. Kuambil bunga yang diberikan Nadine untukku. Hanya bunga itu yang dapat merasakan seberapa dinginnya tanganku. Aku terus berusaha membuat nafasku terus stabil, berjalan pasti menuju tempat ijab qabul akan berlangsung.

Semua orang tersenyum bahagia mewakili perasaanku hari itu saat aku muncul di hadapan mereka. Dari kejauhan terlihat Mama dan Mami yang tersenyum bahagia menahan tangis sambil memandangiku. Rasanya air mata ini ingin tumpah lagi, tapi aku harus menahannya untuk nanti. Setelah membelah kerumunan tamu, mataku terus tertuju pada sosok tampan berjas hitam dengan peci hitam yang menghias kepalanya. Tidak lupa dengan senyuman manis itu, senyuman manis yang selalu aku ingat juga menghiasi bibir merahnya. Dia calon suamiku!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Only Love [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang