PART 8 - The Truth

5.7K 106 3
                                    

PART 8

Hai Guys balik lagi nih. Emang kesannya cepet banget karena baru tadi malem aku post ceritanya. Ya mumpung lagi rajin makanya cepet postnya. Semoga kalian suka sama ceritanya ya. Happy reading!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dravin POV

 

Matahari baru saja keluar dan sinarnya sudah menggangu tidurku, ditambah lagi Handponeku yang terus berbunyi menandakan ada panggilan masuk entah dari siapa. Aku harus segera mengangkatnya karena sudah lebih dari 2 kali ada panggilan dari nomer yang sama.

 

“Hello?” hanya terdengar suara nafas yang cukup cepat di balik telfon. Entah siapa pemilik suara nafas itu karena dia belum menjawabku sama sekali.

 

“Dravin, I’m pregnant.” Hah? hamil? Gadis ini hamil. Siapa dia?

 

“Katie?” aku baru saja mengingat kalau aku hanya pernah melakukan sex dengan Katie dan aku tidak menyangka kalau aku bisa membuatnya mengandung anakku hanya dengan satu malam.

 

“Yes, I’m pregnant Dravin. You should do something!” gue harus tanggung jawab? Tapi gue belom siap. Gue belum cukup baik buat jadi ayah. Apa yang harus gue lakuin?

 

“I can’t Katie. Not now.”

 

“What do you mean?”

 

“I can’t be the father of that baby for now. But I promise I will.” Terdengar isakan pelan dari balik telfon. Gue harus lakuin sesuatu. Gue punya ide tapi gue gak yakin Katie setuju.

 

“But I have an idea.”

 

“What’s that?”

 

“Dhavi. He can be the father of that baby for a while. He’s a good man.” Aku terpaksa melakukan ini karena aku tau bagaimana sahabatku itu. Anak itu pasti akan menjadi anak baik saat ayahnya Dhavi meskipun hanya untuk beberapa saat. Tidak ada cara lain yang bisa aku lakukan.

 

“What do you mean? He has a girlfriend. I want you not him.” Jadi malam itu berdasarkan cinta? Cinta gue gak bertepuk sebelah tangan dong yah?

 

“I promise you. When I’m back, I’ll be better and I’ll be a good father. It’s just for a while. I’ll be back soon. I promis you.” Ayolah Katie. Hanya agar anak itu tidak malu karena dia memiliki ayah yang buruk seperti aku. Aku mohon Katie.

 

“Sure. Just for a while.” Huh! Syukurlah Katie mengerti apa yang aku maksud.

 

“I promise. For you and for our baby. I love you.”

 

The Only Love [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang