One - Meet

13.9K 1K 72
                                    

I was enchanted to meet you.

××××

Rabu yang kelabu. Saking kelabunya seluruh pemandangan yang kulihat jadi terlihat abu-abu dimataku.

Kecuali Chanyeol. Tidak, pria tinggi itu tidak terlihat cerah atau bahkan bersinar. Pria itu hanya terlihat sedikit mencolok hari ini.

"Aku tidak mengerti kenapa kau melakukannya," aku berkomentar.

Chanyeol memutar bola matanya jengah sebelum berkata dengan ketus. "Aku suka warna merah. Rambutku jadi terlihat lebih keren tahu!"

"Kau baru saja melakukan upacara kelulusan kemarin dan kau langsung merasa bebas begitu? Warnai lagi menjadi hitam."

Kini giliran Chanyeol yang mendengus.
"Serius, kenapa kau mempermasalahkannya? Aku ini bukan pacarmu asal kau tahu." Katanya sambil berlalu pergi.

Aku menghela nafasku pelan. Yang benar saja, siapa juga yang mau menjadi kekasih kakak tirinya sendiri? Chanyeol memanglah selalu tidak pernah mau mendengarkanku.

Kakakku itu hanya membuat kepalaku semakin sakit saja. Ini semua gara-gara ujian masuk perguruan tinggi yang semakin dekat membuatku harus belajar siang dan malam. Hhh, rasanya kepalaku seperti mau meledak saja.

Masalahnya ujian ini tidak bisa dianggap remeh. Aku harus mempertaruhkan waktu tidurku selama seminggu ini demi diterima di fakultas yang kuinginkan. Jika saja Chanyeol mau membantuku belajar mungkin semuanya tidak akan terasa sesulit ini.

Ngomong-ngomong soal Chanyeol, kami ini memang saudara tiri. Ayahnya menikah dengan ibuku sekitar 7 tahun lalu.

Dia pria yang baik tentu saja. Tapi sayangnya, dia bukan tipe kakak yang baik. Sifatnya yang kekanakan sering membuatku kewalahan dan merasa bertanggung jawab atas dirinya.

Sebenarnya aku punya satu lagi kakam tiri. Dia Park Bogum. Sifatnya yang pemdiam dan ambisius membuatku kurang dekat dengannya.

Padahal sebelum Ibu dan Ayah kami menikah. Aku dan Bogum oppa berada di sekolah yang sama.

Jarak umurku dengan Bogum oppa sekitar dua tahun. Sedangkan dengan Chanyeol jaraknya tidak beda jauh, hanya tiga tahun.

"Jika dipikir-pikir aku jadi semakin tampan bukan setelah mewarnai rambutku?"

Kata Chanyeol sambil berlalu melewatiku,dengan sebuah cermin ditangannya. Aku mendengus, kapan pria itu kembali? Mengacau saja.

"Chanyeol," Panggilku.

"Apa?"

"Bisakan kau keluar dari kamarku? Kau tidak lihat aku sedang belajar?"

Chanyeol tertawa kecil. "Sejak kapan kau belajar?" Katanya sinis.

Aku hampir saja melemparinya dengan buku jika dia tidak berlari keluar dari kamar.

Dasar pengganggu.

Mengesalkan sekali rasanya ketika aku sedang belajar mati-matian untuk ujian besok, Seorang penganggu seperti Chanyeol malah sibuk menyombongkan dirinya tampan.

****

Aku menghembuskan nafasku lega. Ujian hari ini berjalan dengan lancar dan sedikit mudah. Tidak sesulit yang kukira.

Aku melangkahkan kakiku santai. Universitas ini akan menjadi tempatku belajar nanti. Rasanya akan sangat menyenangkan jika aku tinggal diasramanya juga.

Enchanted | OSH - COMPLETE √Where stories live. Discover now