Twenty Two (b) - Never Say Good Bye [end]

2.9K 375 28
                                    

5 Years Ago..

Sehun tidak datang.

Pria itu benar-benar melarikan diri dari Haeri. Entah sudah berapa jam Haeri berdiri di depan ruang informasi. Gadis itu terus saja berharap jika Sehun akan datang menghampirinya.

Namun nyatanya sampai detik inipun, pria bernama Oh Sehun itu sama sekali tidak muncul. Haeri menyandarkan dirinya dan menatap keluar. Taksi yang dia dan Luhan tumpangi membawanya meninggalkan bandara.

Mata Luhan tidak henti-hentinya melirik ke arah Haeri. Dia khawatir jika Haeri akan menangis, tapi gadis itu tidak. Gadis itu hanya menatap kosong jalanan sambil sesekali menghela napasnya.

"Kau baik-baik saja?"

Bodoh!

Luhan tau betul jika gadis itu jauh dari kata baik-baik saja. Bagaimana bisa dia baik-baik saja setelah orang yang dicintainya pergi begitu saja meninggalkannya. Oh Sehun brengsek! Berani-beraninya dia menyakiti Haeri seperti ini.

Tapi nyatanya Luhan tidak dapat menyalahkan Sehun, karena bagaimanapun sahabatnya itu sama menderitanya. Luhan menghela nafas. Tangannya meraih tangan Haeri. "Kau ingin menangis?"

Haeri menggeleng namun dengan cepat dia mengangguk. Gadis itu beringsut mendekat ke arah Luhan dan menyembunyikan wajahnya di dada pria itu.

Haeri merasa bahwa dirinya telah hancur. Sehun telah menghancurkan perasaannya hingga berkeping-keping. Air matanya mengucur dengan deras, meskipun Luhan sudah menepuk-nepuk punggungnya, perasaan Haeri sama sekali tidak membaik. Justru sebaliknya, perasaannya malah semakin bertambah buruk.

Luhan menggeserkan tubuhnya dan menarik Haeri ke dalam pelukannya. Dia akan membiarkan Haeri menangisi Sehun kali ini. Tapi besok, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak melihat air mata itu mengucur lagi. Luhan benci itu.

****

Dari yang Luhan amati, hari-hari berikutnya Haeri jalani seperti biasa. Gadis itu pergi ke kampus dan makan teratur. Hanya saja, sudah tidak ada lagi senyum di wajah gadis itu.

Sebulan berlalu, Luhan atau siapapun yang Sehun kenal di Seoul tidak tahu kabar pria itu. Bahkan Jumyeon juga jadi sulit dihubungi.

Luhan khawatir Sehun sudah tidak ada. Dia tidak bermaksud apapun, tapi bukankah sahabatnya itu melakukan dignitas? Ini sudah sebulan berlalu jadi wajar saja jika Luhan mengira begitu.

Pria itu menghentikan laju mobilnya di depan rumah Haeri dan mendapati Chanyeol sedang menuntun seorang perempuan masuk ke dalam rumah.

"Chanyeol," panggilnya.

Pria jangkung itu menoleh. "Hyung!"

Luhan menghampiri Chanyeol dan berjalan di sampingnya, di sisi satunya perempuan tadi terlihat menggerutu pelan.

"Buruk sekali," ujar Chanyeol tiba-tiba.

"Apanya?"

"Aku mendapat kabar dari Jumyeon Hyung, dia bilang Sehun tidak jadi Dignitas."

Luhan terperangah, Chanyeol mengucapkan sesuatu pada gadis itu. "Luhan-ssi, aku duluan," katanya sambil berjalan masuk.

Enchanted | OSH - COMPLETE √Where stories live. Discover now