Ke Bandung

3.1K 226 2
                                    

Lima belas hari sudah berlalu semenjak Kusuma ditelepon ibu Widya, kata-kata dalam pembicaraan mereka masih diingat oleh Kusuma terutama pada bagian ibu Widya bilang, Rendy titip salam rindu. Apa yang harus dikatakannya nanti ketika ia bertemu dengan lelaki dingin itu. Ia yakin itu hanya perkataan sepihak dari ibu Widya karena tidak mungkin mas Rendy menitip salam untuknya.

Sekarang, ia sudah kembali ke Bekasi tetapi berada dirumah kakak perempuannya. Rumah lama mereka sudah dijual. Hasil penjualan itu pun sebagian sudah didepositokan untuk biaya hari tua orang tuanya. Ibunya mengajak pulang ke rumah karena ia merasa telah cukup lama meninggalkan suami dan anak lelakinya.

Ia mendapat pesan dari ibu Widya bahwa hari Minggu malam Senin ini ada acara di rumah mereka, acara memotong tumpeng untuk hari kelahiran ayah Rendy kata ibu Widya di dalam pesan. Dan ia diharuskan datang hari Sabtu siang serta menginap saja dirumah mereka. Permintaan itu tidak boleh di tolak kata ibu Rendy dan ia nanti diantar jemput oleh sopir mereka.

Ini sudah hari Jumat, Kusuma mempersiapkan tas untuk diisi dengan pakaian dan peralatan khusus wanita selama berada disana nanti, izin sudah dikantongi oleh Kusuma dengan pertanyaan dari orang tuanya kenapa harus menginap, di rumah siapa, bagaimana nanti ke sana. Kakak perempuannya yang sudah agak mengerti jalan cerita tentang ibu Widya ini membantu Kusuma dalam menjelaskan kepada orang tua mereka.

Sebenarnya orang tua mereka memberi kebebasan kepada setiap anak-anaknya. Mereka yakin anak-anaknya mematuhi norma yang ada di dalam masyarakat. Setelah beres, ia pun menjauhkan tas tersebut dan ke dapur untuk menyiapkan makan malam bersama kakak perempuannya.

****

Pagi pun tiba, pesan ibu Widya mengatakan sudah harus siap jam sembilan pagi mengingat waktu tempuh dari Bandung ke Bekasi dan sebaliknya sekitar satu setengah sampai dua jam tergantung arus lalu lintas. Pak sopir sudah meluncur dari jam tujuh pagi menuju alamat yang Kusuma kirim melalui pesan singkat kepada ibu Widya.

Ia mengenakan pakaian atasan katun polos warna biru muda dengan riasan tali di depannya dimasukkan ke dalam rok panjang yang lembut berwarna putih motif batik bunga terompet yang berwarna biru muda dan merah. Match ouiii batin Lilis kakak perempuannya yang mengamati adiknya itu sambil tersenyum. Rambutnya dikuncir tinggi dengan memakai make-up tipis saja.

Tepat pukul sembilan pagi, sopir datang memakai mobil Inova warna silver. Mobil itu stop diluar pagar kayu depan rumah dan pengemudinya turun dari mobil memasuki rumah Kusuma. Pak sopir itu berumur sekitar empat puluh tahun, berperawakan sedang dan tinggi rata-rata. Wajahnya bersahaja dengan rambut hitam dipotong pendek rapi ala militer.

Kusuma yang memang sudah menanti kedatangan bapak tersebut langsung ke depan teras dan menyapa "Selamat datang pak, masuk dulu sebentar. Minum dan kalau mau ke belakang." Bapak itu tersenyum dan bersama Kusuma masuk ke dalam rumah. Minuman teh hangat sudah tersedia diteko dan sepiring camilan yang terdapat dimeja tamu.

Kak Lilis yang berada didapur segera keluar dan menyalami pak sopir, ibu Kusuma kebetulan lagi ke pasar jadi tidak ada di rumah. Pak sopir permisi ke belakang untuk mencuci tangan dan menyegarkan diri sejenak. Setelah bapak selesai minum dan mencicipi cemilan yang tersedia, mereka langsung saja berangkat menuju Bandung.

***

Perjalanan di tempuh dengan kecepatan sedang enam puluh kilometer perjam. Selama di mobil, sang sopir, pak Ipul panggilannya tidak terlalu banyak mengajak ngobrol mungkin tidak mau terlalu menganggu Kusuma. Kusuma jadinya membaca novel saja diiringi oleh musik yang terdengar dari stereo mobil. Pilihan musik pak ipul semuanya dangdut, sah-sah saja sih menurut pendengaran telinga Kusuma.

Darah muda darahnya para remaja,

Yang selalu merasa gagah,

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora