Perubahan

4.6K 189 1
                                    

Hubungan Kusuma dan Rendy sepertinya mengalami perubahan yang cukup maju setelah kejadian dipagi hari tadi. Mereka berdua terlihat sama-sama terpesona dan takjub atas pribadi pasangannya itu.

Mereka berdua memang tidak pernah mengatakan kata cinta, hanya perbuatan yang mereka bagi untuk menyatakan rasa cinta itu. Cinta hanyalah sebuah kata sampai seseorang datang dan memberikan arti dari cinta itu.

"Mas.. mau makan apa nih?"

"Kamu" ujar Rendy nyengir diruang keluarga Kusuma. Untung keluarganya tidak ada disana batin Kusuma keki dengan wajah merah padam.

"Mas.. serius dong."

"Hmm.. apa yang kamu masak pasti bisa aku makan." Rendy berkata dengan senyum lebar.

"Nah, disitu susahnya mas. Saya mah kebetulan tidak bisa memasak." Kusuma berkata sambil tertawa.

"Loh, selama ini kamu didapur ngapin aja?" Rendy bertanya bingung.

"Cuma bantu doang mas, iris bawang, sayur, atau sekedar goreng-mengoreng. Kalau mau masak yang susah mah tidak bisa." Kusuma malah tambah terkekeh melihat wajah suaminya yang shock itu.

Lalu, lelaki itu menarik napas panjang dan berujar, "Kalau begitu kita nanti masak sama-sama saja. Biar dapur rumah kamu ini kebakaran." balas Rendy sambil tertawa terbahak-bahak membuat kak Lilis menantap mereka berdua yang keluar dari kamarnya terheran-heran. Apa yang menyebabkan dua orang ini pagi hari tertawa begitu senang.

"Eeehheemm.. " kak Lilis berdeham.

"Eh.. kakak.." Kusuma menoleh ke arah kakaknya itu

"Ada apa pagi ini sudah sangat senang. Dapat bonus ya bagun tidur tadi?" kak Lilis berkata dengan makna ganda membuat dua orang itu mematung. Kak Lilis menatap mereka bergantian, wajah adiknya merah padam, sedangkan adik iparnya itu menjadi salah tingkah membuat ia tertawa senang.

"Igghh.. kakak ini kepo amat sih. Kami cuma membahas makanan. Iya kan mas?" Kusuma meminta dukungan kepada suaminya itu.

"Iya kak, ternyata istriku ini tidak bisa memasak. Pantas saja ia selalu beli makanan ketika bekerja dihotel."

Ketika kata hotel disebut, Kusuma agak tersentak. Ia sepertinya tidak bisa melanjutkan pekerjaan dihotel lagi. Masa cuti dirinya ini membuat ia tidak enak hati untuk meminta kebaikan dari pihak hotel. Ia nanti akan resign saja setelah ia kembali keBandung. Mungkin nanti ada kerjaan yang cocok untuk dirinya ini.

"Hei.. mungil kenapa menjadi terbengong sih. Tuh, kakakmu sudah ke dapur, katanya tadi mau masak sesuatu yang special untuk ipar tertampannya ini."

"Uweekk.." Kusuma menjulurkan lidahnya ke arah suaminya itu menanggapi perkataan tampan itu membuat Rendy geram. Ia bangkit dari kursi dan mendekati istrinya itu dengan langkah cepat. Lalu, ia memeluk pinggang ramping Kusuma didepan televisi dan menempelkan tubuhnya yang berotot itu kepada istrinya.

"Jangan kamu keluarkan lidah mungilmu itu Kusuma, aku tidak bertanggungjawab jika lidah itu disambar olehku." Rendy mencengkram rahang istrinya yang membuat mulut Kusuma terbuka, ia memandangi bibir istrinya itu dengan panas. Kepalanya menunduk mendekati bibir tipis itu dengan pelan.

"Mas.. jangan..jangan disini." bisik Kusuma ngeri ketika wajah Rendy mendekatinya.

Rendy tidak mendengarkan istrinya itu, otanya selalu buntu jika berdekatan dengan wanita mungilnya ini. Bibirnya menangkap bibir Kusuma dengan cepat dan menarik lidah istrinya itu dengan keahlian profesional. Kusuma mendesah dengan kaget, kakinya lemas. Yaa ampun.. bagaimana kalau anggota keluarga lain masuk ke ruangan ini. Kusuma berusaha meronta, tapi pegangan dipinggang dan rahangnya itu sangat erat.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang