Check Out

2.7K 176 3
                                    

Arrgggghhh..!!!

Jeritan Kusuma membuat telinga Rendy berdenging. Ia segera menutup mulut cerewet tersebut. Bisa datang semua orang dan mengira ia seorang penjahat. Sebenarnya itu juga salah dia kan, ia mendadak menarik lengan wanita itu. Mana malam hari juga ini, pasti ia juga akan bereaksi seperti itu jika menjadi seorang wanita.

Ia tadi memang berniat mencari makan diluar bersama Syarif. Tapi ternyata anak buahnya itu tidak mood keluar jadi mau makan dihotel saja. So, Rendy jadi sendirian keluar hotel. Ia berdebat dengan dirinya sendiri harus jalan atau naik mobil. Akhirnya memutuskan untuk jalan kaki biar pikirannya menjadi ringan.

Ia berjalan menyusuri keramaian sambil mencari tempat makan yang menurut seleranya enak. Setelah lima menit berjalan ia melihat Kusuma keluar dari gerbang dan berjalan sendiri keluar. Pasti mau cari makan juga, ia kan anak kost batin Rendy. Ia sih sebenarnya memang memilih jalur jalan kaki yang mengarah ke rumah kost Kusuma. Perihal mau makan itu juga sekalian kan, mana tahu bisa melihat wanita itu lagi sebelum besok ia check out dari hotel.

Kusuma memejamkan mata sambil berteriak ditangan Rendy.

"Diam.. Sttttt.. ini hanya aku... Rendy."

Kusuma segera membuka matanya, ia memelototkan matanya kearah mas Rendy. Mulutnya masih dibekap oleh tangan kiri mas Rendy.

"Huummpphh.. hummpphhh..." Kusuma mencoba berbicara sambil bernapas. Rendy tidak paham dengan isyarat itu.

Kusuma membuka mulut dan mengigit telapak tangan bagian dalam mas Rendy yang membekap mulutnya itu dengan keras. Kali ini Rendy yang berteriak.

"Arrgh!" Tangan Rendy terlepas dari mulut dan gigi Kusuma yang seperti piranha batin Rendy kesal.

Mulut Kusuma mengap-mengap mencari udara. Dasar edan mas Rendy, bisa kehabisan oksigen kalau hidung dan mulutnya dibekap seperti itu. Dan bisa tambah jelek tulang hidungnya yang dari awal memang sudah bagus alias tidak mancung alias lagi flatnose batinnya keki.

"Apa maksud mas melakukan seperti itu? Mau bikin orang jantungan? Tidak bisa memanggil nama saja atau bersikap seperti seorang gentelmen? Atau..."

Kusuma tidak bisa melanjutkan omongannya karena sudah dibekap lagi mulutnya oleh mas Rendy. Ia mau mengigit lagi tapi tangan itu terangkat dan sekarang jari telunjuk mas Rendy yang munutupi bibirnya.

"Diaaaaammmm.." suara tertahan bernada kesal mas Rendy membungkam semua kata-kata yang ingin Kusuma lanjutkan tadi.

"Dengarkan aku baik-baik, aku lapar dan jangan memancing emosi. Kamu juga lapar kan?" Rendy berujar mendapat respon anggukan patuh Kusuma.

Karena Kusuma tadi dicekal lengannya, ia baru menyadari bahwa ia berada sangat dekat dengan mas Rendy bahkan bisa dikatakan berada dalam rangkulan tangan mas Rendy. Rendy menunduk sambil memandangi Kusuma yang berada didekatnya itu. Ia mengamati jarinya yang masih berada dibibir wanita munggil tersebut.

Kusuma yang diperhatikan secara mendalam itu menjadi gugup. Mulut dan bibirnya terasa kering, refleks ia mengeluarkan lidahnya dan menjilat bibir. Namun, bukan bibir saja yang ia jilat. Jari mas Reny jadi ikutan terjilat dengan tidak sengaja. Udara dingin malam berubah menjadi pekat. Dua insan manusia ini tidak ada yang bernapas sejenak.

Jari Rendy yang berada dibibir Kusuma menjadi gemetar. Busyeeeett!! tarik napas ayoo cepat otak Rendy berbicara kepada dirinya sendiri. Tarik juga jari tidak sopanmu itu bibir wanita ini sambung suara hatinya ini. Rendy dengan berat hati menarik jarinya itu. Ia menarik napas dengan perlahan, mengisi otaknya dengan udara segar.

Kusuma terdiam menjadi patung. Ketika jari mas Rendy sudah tidak berada dibibirnya lagi, ia baru bisa bernapas lega. Ia mengeliat untuk melepaskan pegangan tangan mas Rendy dari lengannya. Rendy menyadari hal tersebut dan melepaskan tangannya dari lengan Kusuma.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Where stories live. Discover now