Merana

4K 182 5
                                    

Rendy masuk kerja dengan hati berat. Ia malam tadi menelpon kakak perempuan Kusuma tapi tidak diangkat. Lalu, ia mengirim pesan menanyakan kabar ibu mereka, dan baru dibalas dipagi hari bahwa ibu Kusuma sekarang baik-baik saja cuma demam biasa akibat kelelahan.

Semua anak buah Rendy menatap dirinya dengan penasaran. Ada yang menyengir seperti orang gila. Rendy hanya tersenyum lemah, ia tidak mau para karyawannya itu berspekulasi tentang dirinya.

"Morning bos." Ucap Syarif riang.

"Morning."

"Ada apa bos, kenapa agak lemas seperti itu?" Syarif bertanya dengan menggerakkan alisnya menggoda.

"Ibu mertuaku sakit."

"Apa?! Sakit apa atuh bos?"

"Aku belum tahu Rif."

"Loh, kok belum tahu sih."

"Istriku belum memberitahukan detailnya. Itu membuatku sangat khawatir."

"Hmm..sabarlah bos. Mungkin mbak Kusuma sedang sibuk dengan ibunya itu."

"Iya. Baiklah, ayo kita berkerja. Sudah agak lama aku tidak menindas kalian." Ujar Rendy dengan nada bercanda.

****
Sehari berlalu dari hidup Rendy. Ia pulang ke rumah dan merasa rumah ini terasa kosong. Ia mencari ibunya, tapi tidak ada. Ia ke dapur dan bertanya kepada mbok Ina.

"Mbok, dimana ibu?"

"Belum pulang atuh den, katanya tadi ke rumah mbak Kusuma. Mengunjungi ibu Kusuma yang sakit. Tadi nyonya berangkatnya mendadak sih"

Mendengar nama Kusuma, jantung Rendy berdetak dengan cepat. Nama itu seolah sudah terpantri didalam hatinya.

"Baiklah. Saya permisi dulu mbok ke atas."

"Iya den. Nanti turun ya den untuk makan malam. Mbok sudah masak sih, tapi nanti tidak ada yang makan. Mbak Kusuma tidak ada, sepi rumah ini den." Mbok Ina berkata dengan nada menerawang membuat Rendy merasa bersalah.

"Iya.. nanti aku turun."

Rendy keluar dari dapur dan segera naik menuju kamarnya. Ia membuka kemeja kerjanya itu dan masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika ia mau mengambil facial form wajahnya, ia melihat perlengkapan mandi istrinya dan membuat dirinya semakin merindu. Hatinya ini selalu menolak kalau ia memang telah JATUH CINTA. Tiba-tiba ia merenung.

Berdebar hatiku berdebar
Terbayang kala kau sentuh aku
Terbuai aku dalam cintamu
Hanyut kurasa di pelukanmu

jatuh cinta bergetar jiwaku
Saat kau peluk aku
Dunia seakan milikku

Bagai embun pagi kau kunanti
Beri sejuk dalam sendiriku
Jauh di pandang dekat di hati
Ingin kubelai mesra

Lagu Ikke Nurjanah itu terngiang didalam pikiran Rendy, ia pernah mendengar lagu ini dari stereo Syarif dikantornya.  Ia mengepalkan tangannya dengan erat. Ia berusaha keras untuk tidak meninju cermin didepan dirinya itu. Maka, ia berteriak saja dengan kencang, ia tidak peduli jika ada yang mendengar dan menyangka dirinya sudah gila.

Makan malam dirumah itu berlangsung sepi, Rendy hanya ditemani oleh ayahnya. Ibunya bilang lagi dalam perjalanan pulang. Jadi, mereka tidak usah menunggu dirinya untuk makan malam.

Setelah makan Rendy kembali lagi ke kamar. Kenapa ia merasa terkurung disini. Ia keluar dari kamar menuju teras kamarnya untuk menghirup udara segar, tapi bau bunga diterasnya itu mengingatkan dirinya dengan wangi tubuh istrinya itu. Ia menutup mata meresapi keharuman yang menguar dari bunga tersebut.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang