Salah Paham

2.5K 175 5
                                    

Andi membalas tatapan mematikan dari lelaki berwajah seperti marmer itu. Ia teringat pada Edward Cullen di film Twilight. Kalau ia wanita, ia akan langsung lari ditatap seperti itu. Tapi ia lelaki kuat, siapa sih orang ini? Berani sekali ia membuat Kusuma menjadi gugup seperti itu. Ia mau membuka mulut untuk mengintrogasi lelaki itu tapi Kusuma sudah duluan bertindak dengan berkata,

"Mas.. hei.. hmmm... ini akang Andi. Ia anak ibu kostku." Kusuma meletakkan tangan kirinya dilengan kanan Rendy untuk menenangkan emosi lelaki ini.

Rendy sangat menyadari tangan munggil itu dilengannya. Emosinya langsung turun drastis. Sungguh mengesankan batinnya. Seperti air yang membuat mati api.

Syatif bernapas lega, melihat mata bosnya meredup tanpa ada api lagi. Ajibbbb sekali mbak Kusuma ini batin Syarif. Wanita yang sangat cocok untuk menjadi pasangan bosnya itu.

Setelah agak mereda aura permusuhan dari mas Rendy, Kusuma melanjutkan perkataannya, "Mas kenapa ada disini?"

"Ya mau makan la.. ngak mungkinkan mau tidur." Balas Rendy masih kesal. Syarif dan anehnya Andi terbatuk berbarengan untuk menutupi rasa ingin tertawa. Tapi Rendy langsung bereaksi melihat mereka berdua seperti itu, "Apa ada yang lucu?" Tanyanya seram. Syarif dan Andi masih dengan kompak menggelengkan kepala yang berarti tidak.

"Maksud saya mah, kenapa mas bisa mau makan disini? Apa makanan dihotel tidak enak?" Kusuma bertanya dengan nada polos. Syarif jadi melonggo, jadi mbak Kusuma tahu kalau mereka berada dihotel. Tapi kenapa si Bos tidak memberitahukannya. Huugghhh... dasar! Bosnya itu mau memonopoli mbak Kusuma sendiri. Ia yakin bosnya itu takut ia mencuri mbak Kusuma. Mana dia berani dengan hal itu. Mau cari mati saja dia kalau begitu.

"Itu si Syarif mau makan yang ada petai, jengkol, dan lalap lainnya." Rendy berkata dengan polos juga. Sekarang Kusuma dan Andi yang terbatuk untuk menutupi rasa tertawa. Tapi ketika Kusuma melihat mas Rendy yang juga menahan rasa tawa, ia jadi tidak tahan. Ia tertawa dengan senang dengan menepuk-nepuk lengan kanan mas Rendy. Ketiga lelaki didekatnya itu menjadi terdiam dan terpana.

OMG batin ketiga lelaki itu serempak . Kalau ada speaker diruang hati mereka pasti terdengar lucu karena ucapan serempak itu. Ketika Kusuma selesai tertawa dan menarik napas, merekapun menarik napas lega.

"Well, kalau begitu ayo kita pesan makanan. Aku sudah lapar nih." Syarif berkata cepat.

"Tapi.. Saya sudah pesan untuk dimakan dirumah saja. Silahkan kalian makan." Kusuma juga membalas dengan cepat. Ketika ia ingin beranjak berdiri mengambil pesanannya, tangan kanan Rendy segera menangkap pergelangan tangan kiri Kusuma dan menyuruhnya tetap ditempat.

Andi dan Syarif  memperhatikan hal itu dengan minat. Sepertinya dua orang lelaki ini cepat berteman.

"Tetap ditempat dan ikut kami makan. Kalau temanmu itu mau makan juga, maka silahkan bergabung." Rendy mengisyaratkan kepada Andi jika lelaki itu berkenan makan dengan mereka.

"Tapi.." Kusuma mau membantah namun mendapat tatapan dingin Rendy, jadi ia menjawab lagi "Emmm.. Baiklah." Kusuma tetap diam ditempat.

Syarif memesan makanan kesukaannya beserta lalapannya. Rendy dan Andi juga memesan makanan sesuai selera mereka. Sedangkan Kusuma bingung mau pesan apa, ia tadi kan pesan untuk dibawa pulang batinnya. Ketika Kusuma hanya berdiam saja, Rendy meletakkan menu didepan mukanya dan berkata, "Pesanlah apa yang ingin kamu makan? Makan yang banyak seperti biasa saja tidak usah sungkan." Rendy berujar yang diaminkan oleh Syarif tanda setuju. Andi hanya mengamati Kusuma dan Rendy secara bergantian kemudian berkata,

"Maaf, sepertinya kita belum berkenalan secara resmi, saya Andi." Andi berinisiatif mengulurkan tangannya ke arah Rendy. Rendy mengamati tangan yang terulur itu sebentar kemudian menjabat erat tangan tersebut. Syarif juga mengulurkan tangan untuk berkenalan. Hanya sekitar sepuluh menit untuk menunggu makanan pesanan mereka.  Ketika pesanan sudah datang, mereka pun makan dengan tenang sambil mengobrol.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Where stories live. Discover now