Hello, Memory Ketigapuluh!

39.5K 3.9K 359
                                        


30

MENUNGGU ATAU BERHENTI (2)

Pras memang tidak langsung membelikan Maura motor, tapi setidaknya ia sudah akan mengizinkan Maura membawa motor jika dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Maura sudah lancar mengendarai motor. Maka hari-hari berikutnya Maura kembali meminta Dewa untuk mengajarinya lagi sampai lancar.

Tapi sementara Maura melancarkan mengendarai motor, tiap berangkat sekolah dia masih bersama Dewa. Hanya saja akhir-akhir ini setiap pulang sekolah Dewa selalu saja menghilang. Ada saja alasannya untuk tidak bisa pulang bersama Maura dan Nando.

Akhirnya Maura jadi lebih sering pulang bersama Nando. Mereka pun jadi semakin dekat, tanpa Dewa.

Sejujurnya Maura senang bisa memiliki waktu lebih berdua bersama Nando. Tapi entah kenapa jauh di lubuh hatinya yang paling kecil merasa seperti ada yang hilang. Dia senang tapi juga kosong.

"Makan sama Dewa, Ra?" Nando bertanya. Bel istirahat kedua sudah berbunyi sejak tadi.

"Nggak kok," jawab Maura.

"Nggak makan? Elma sama yang lainnya udah ke kantin duluan tuh."

"Iya nanti. Lagi pengen makan sendiri aja."

Sebenarnya itu bukan jawaban yang sesungguhnya. Sebenarnya Maura juga bingung kenapa dia masih duduk di sini, seolah hatinya enggan untuk pergi ke kantin dan masih mengharapkan Dewa datang.

"Yaudah makan sama gue yuk?"

Ajakan Nando yang pertama kalinya itu sukses membuat Maura menoleh kaget. Selama ini Nando tidak pernah mau jika diajak makan di kantin. Dia lebih suka menghemat dan menyendiri dengan membawa bekal dari ibunya.

"Makan di mana maksudnya?" Maura mencoba memastikan.

"Ya di kantin," jawab Nando tenang.

"Lo mau makan di kantin?! Gue nggak salah denger nih?"

Nando menoleh lalu tersenyum kecil. "Gue mau nemenin lo makan aja. Gue cuma bawa bekel satu. Apa lo mau makan bekel gue aja?"

"Eh, nggak usah!" cegah Maura. "Yaudah kalo gitu temenin gue makan di kantin ya."

Keduanya tersenyum lalu berdiri dan menuju kantin bersamaan.

***

Di kantin, ternyata Dewa sudah duduk bersama teman-temannya. Saking serunya bercanda dan merusuh di kantin bersama teman-temannya, Dewa sampai tak menyadari kehadiran Maura dan Nando di kantin.

Maura dan Nando mengambil tempat di sebelah Elma dan teman kelasnya yang lain. Dan itu tentu membuat mereka kaget dengan kehadiran Nando.

"Tumben lo makan di kantin, Nan," kata Elma.

Nando tak menjawab. Hanya tersenyum sangat tipis.

Ketika semua orang sedang menikmati makanannya masing-masing, tiba-tiba sebuah drama terjadi. Tidak hanya seperti di sinetron atau novel, pertengkaran sepasang kekasih di kantin sekolah benar-benar ada di dunia nyata.

Suasana kantin langsung sepi, digantikan teriakan-teriakan dari dua orang yang dari tempat Maura duduk bisa terlihat jelas kalau mereka ada Mia dan Marco. Dan lebih pasnya lagi, ketika Nando setelah sekian lama baru makan di kantin lagi, dia malah langsung disuguhi pemandangan seperti ini.

Hello, Memory!   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang