MY : part 1

38K 1.9K 67
                                    

Warning : versi revisi ( baru part ini saja)

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca. Hargai kerja keras gue sebagai penulisnya. Karena kalau lo cuma baca doang terus langsung pergi gitu aja, lo sama aja kaya abis Ee tanpa cebok. Hahahahhahaha
.
.
.
Morning kesayangan gue 😘😘😘
Pagi ini kakak alva sama de abil menyapa kalian ya 😅😅😅

Terimakasih untuk vote nya di prolog, kalian memang kece selalu bersedia suport gue yang enggak banget inu hahahhaha😘😘😘

Happy reading 😊

**********************************

"Kakak, bangun ih... ini udah jam 7. " Suara manja seorang gadis serta guncangan di lengan Alva membangunkan pria berwajah oriental itu.

"Cepet bangun ih kak, nanti kesiangan lho ngantor nya," ujar suara manja itu lagi yang kali ini sukses membuat mata Alva terbuka.

Kepala Alva masih terasa cukup pening. Dalam keadaan setengah sadar seperti itu Dia hanya mengguman.

"Hmm.. iya ini udah bangun ko Bil."

Tangan lelaki iti terjulur, tanpa sadar mengucek matanya sendiri. Rasanya, Alva baru tidur beberapa jam saja. Tapi si pembuat onar ini, yang selama beberapa hari ini menjadi alarm hidup yang tidak bisa Alva matikan, membuat Alva terpaksa bangun.

"Susah banget sih Kakak bangun pagi? " gadis bernama Deandra Salsabilla itu merajuk.

Bukan dia bukan tidak suka membangunkan Alva sepagi ini, hanya saja apa ya, rasanya agak awkward melihat tubuh setengah telanjang Alva setiap pagi yang terpapar di atas ranjang.

Jadinya kan, pikiran Abil jadi sering kemana mana.

Uuhhhh...

"sorry," Kata Alva. Lelaki itu mulai beringsut bangun, lalu duduk pada sandaran ranjang. Lalu dia menguap dengan sangat lebar. Tidak peduli jika muka bantal dan kelakuan nya barusan membuat Abil jengah atau jijik sekalipun.

Malah bagus.

Tapi Alva salah. Nyatanya, justru muka bantal dan suara serak khas orang bangun tidurnya ini, adalah hal yang membuat degup Abil berdetak abnormal setiap paginya.

"Baru tidur tadi subuh." katanya lagi mengeluh

"Yaudah. Mandi gih. Mama sama Papa bentar lagi turun sarapan. Kakak jangan sampai telat! "

"Aku balik ya ke rumah utama, bantuin Ibu buat sarapan. Hari ini Kakak mau makan apa? Roti apa nasi goreng? "

Alva masih meregangkan tangan nya ke atas. Lalu mata dia benar benar terbuka sempurna.

"Apa ajalah, asal jangan batu sama tanah, ga kuat gigi kakaknya kalau makan gituan, " jawab lelaki itu sekenanya.

Mendengar itu, bibir Abil tercebik gemas. Ahhh lelaki ini, selera humornya memang recehan, tapi demi apapun setiap hari kadar cintanya Abil untuk lelaki ini bertambah. Sampai sampai jumlahnya kini mungkin sudah tak tertingga.

"French kiss mau ga? "

"Yeeehh.. Anak nakal." kata Alva. Telunjuknya terdorong di jidat Abil.

Abil tertawa tawa menanggapinya.

"Udah gih keluar. Kakak mau mandi. Jangan sampe ya Kakak telat, terus di omeli Papa kamu."

"Iya iya. Aku keluar. Cepetan mandinya, dan itu bajunya sudah aku siapkan di atas sofa."

"Hm. Terimakasih Nyonya Alvaro wanna be."

"Sama sama husband wanna be," jawab Abil lagi. Dia menyeringai dengan sangat lebar.

Marry YouWhere stories live. Discover now