MY : Part 10

20.4K 1.4K 153
                                    

Vote dulu terus koment.  Jangan lupa!!!!

Happy reading gengs😊😊😊

*********

Di balik topengnya yang nampak tenang,  sebenarnya semua itu karena perasaan Deandra Salsabilla yang sudah mati rasa.

Abil hanya menutupi semua kegelisahannya,  kesedihannya,  kepedihannya, kepanikannya dengan topeng yang sempurna.

Alva mungkin tidak tau,  bagaimana Abil terus menghitung setiap pergerakan detik jam yang terasa menyakitkan itu dengan sangat kesulitan.  Dia selalu berharap,  waktu segera berlalu,  tapi nyatanya Abil merasa waktu bahkan di seret paksa di jalan yang tidak rata.  Dan itu membuat lubang di dada Abil terasa lebih menganga,  meninggakkan bekas berdarah di sekilingnya,  dan masih meninggalkan nyeri berdenyut meski waktu telah berlalu cukup lama.

Abil sadar dia merasakan kepedihan itu, karena rasanya begitu nyata.  Gelombangnya membuat seluruh tubuh Abil kebas.  Bahkan Abil rasa,  detak jantungnya sudah tidak seperti dulu.  Tapi Abil menahannya,  dia yakin kepedihan itu akan bisa dia atasi seiring berjalannya waktu.

Tapi berkali kali yang Abil lakukan hanya menatap kosong, pikirannya jelas tidak di tempat.  Atau bahkan tanpa sadar tiba tiba dia menangis,  padahal Abil tengah menonton drama komedi.

Sial..

Bagaimana bisa rasa pahit yang di berikan Alva,  membuat Abil merana dan kesulitan,  bahkan rasanya bernafas saja Abil merasa oksigen itu hanya berputar di antara hidung dan faringnya,  tidak sampai menyentuh paru paru,  dan itu menyesakan.

Abil bahkan tidak yakin,  apa Alva sadar jika Abil sudah kehilangan beberapa ponds berat tubuhnya.  Karena sejak hari dimana dia tau Alva berselingkuh darinya,  Abil tidak makan dengan benar.  Dia bahkan lupa,  kapan terakhir ada karbohidrat memasuki lambungnya.

Ahhh..  Mana Alva sadar,  toh Alva tidak mencintainya.  Iya Alva tidak mencintainya.

Berkali kali Abil mengatakan kalimat itu dalam hati,  agar dia waras,  bahwa apa yang di lakukan Alva bukan hanya kurang ajar tapi penipuan.

Agar Abil tidak tergoda untuk memaafkan Alva,  lalu meminta lelaki itu meninggalkan Mia,  dan memilihnya.

Jelas,  Alva tidak mungkin melakukan itu.  Karena Alva tidak mencintai Abil.

Seandainya dulu Alva mengatakan padanya,  bahwa dia tidak memiliki rasa untuk Abil,  menjelaskannya pelan pelan,  mungkin Abil tidak akan sesakit ini.  Abil pasti bisa menerima dengan lapang dada.

Tapi yang di lakukan Alva justru kebalikannya,  dia berpura pura bersikap seolah dia juga mencintai Abil, membuat Abil baper,  bahkan membuat Abil tidak pernah bersenang senang selayaknya wanita remaja seumurannya.

Jadi,  apa Abil masih di anggap kejam?  Kejam mana dia dengan Alva yang membodohinya bertahun tahun?

Abil mungkin memang tolol,  saat dia bisa membalas Alva dengan cara cukup mengatakan perbuatan Alva pada Papanya,  lalu membatalkan pernikahan mereka --jelas itu lebih efisien di banding dengan caranya yang sekarang.

Tapi saat itu Abil berfikir, akan semalu apa keluarganya jika pernikahan yang persiapannya sudah 100 persen,  yang undangannya sudah di sebar,  yang tinggal menghitung hari,  tiba tiba di batalkan.

Lagipula,  Abil mengingat nasihat Gisel,  jika lelaki yang berselingkuh di beri reward berupa di lepaskan,  bukankah itu malah seperti hadiah untuk lelaki itu, bukan hukuman.  Jadinya,  Abil bertekad ujung balas dendamnya,  adalah membuat Alva di tinggalkan Mia. Apa wanita itu akan kuat,  jika Alva tidak memberinya pundi pundi rupiah yang lancar setiap bulannya seperti dulu?  Apa dia masih akan setia di samping Alva?

Marry YouWhere stories live. Discover now