MY : Part 17

19.1K 1.6K 248
                                    

Vote dulu sebelum membaca 😊😊😊

Yang di mulmed, foto Rio lagi kiss sama ----( isi sendiri) 😂😂

Gue ga tau kenapa fotonya ga bisa di simpan di bawah, yaudah deh gue simpen di mulmed aja. Tapi jadinya, gue yakin lo makin penasaran apa mereka jadi ciuman? Atau tidak? Atau mereka bahkan langsung melakukan seks? Hahahhaha

And sorry bgt, akhir2 ini gue jarang update. Laki gue agak suka ngambek euy sekarang2 mah klo gue sering main handphone. Padahal gue nulisnya cuma bisa pas weekend doang, pas ada laki, jadi gue bisa nitip anak ke dia. Tapi lakinya jadi suka agak ngambek, soalnya dia ga suka di cuekin sama gue 😂😂😂 ( yakali, ketemunya cuma seminggu sekali, jadinya ya agak gimana gitu.. Hehehe)

"Malah curhat...

Bodo ae, suka suka gue, toh ini work gue wew 😝😝😝😝😝

So. Happy reading aja ya 😁😁😁

****

* Let me by Zyan Malik*

Gerimis baru saja mulai, tepat ketika mereka masuk ke kamar hotel. Dari dinding yang paling ujung, yang seluruhnya terbuat dari kaca, kedua insan itu bisa melihat rintik rintik hujan yang lama lama semakin cepat ritmenya. Lalu, tau tau bau hujan mulai tercium meski kamar hotel tertutup rapat, dan hanya mengandalkan udara dari AC yang terpasang di dinding kamar.

"Lo yakin mau melakukan ini? "

Ini pertanyaan yang entah untuk keberapa kalinya Abil dengar dari mulut lelaki itu, sejak mereka turun dari mobilnya.

Dan lagi lagi, Abil menjawab, "Ya. " Tapi kali ini, nada suara dia terdengar gugup, tidak seyakin tadi.

Abil sadar bahwa, sejak dia berjalan di belakang lelaki itu di lorong hotel yang membawa mereka ke kamar hotel tempat mereka akan menghabiskan malam bersama, Abil mulai berkeringat dingin, gugup dan gemetaran.

Abil merasa seolah olah dia adalah seorang penyanyi yang harus tampil di panggung, tapi lupa lirik lagu yang harus dia nyanyikan. Blank, tidak bisa berfikir sedikitpun.

Dia tidak tau, apa ini keputusan yang benar atau besok pagi saat semuanya selesai, dia akan sangat menyesal?

Ya Tuhan..

Dia sadar, dia akan melakukan seks dengan laki laki asing, yang baru Abil kenal selama satu minggu ini.

Refleks, Abil menarik nafas panjang. Dia harap apa yang akan dia lakukan ini, benar benar bisa membuat Abil sedikit lupa dengan rasa nelangsanya itu. Lupa, bahwa lubang di dadanya masih bernanah, dan entah kapan bisa sembuh total. Dan dia memiliki kesenangan lain untuk di nikmati, lalu sedikit sedikit benar benar melupakan Alva.

Walaupun, Abil tau caranya ini salah. Caranya ini, sangat kekanak kanakan, dan mungkin jika tidak nanti pagi, suatu hari Abil pasti akan sangat menyesal dan menangisi kegilaannya ini.

Abil ingat seminggu yang lalu itu, Rio bilang kalau Abil setidaknya harus ada rasa suka terhadapnya, yang jelas di tanggapi Abil supaya dia tidak merasa risih saat di sentuh oleh Rio, dan mereka bisa membangun sedikit emosi, karena berhubungan badan tanpa rasa itu hanya akan saling menyakiti baik secara fisik maupun secara mental, tidak akan nyaman sama sekali.

Dan, Abil sudah menyukai lelaki itu, sebagai lawan bicara yang nyaman untuk di ajak menghabiskan waktu.

"Jangan memikirkan lelaki lain, saat lo melakukannya dengan gue. Karena gue, ga akan segan segan untuk berhenti di tengah jalan, " dia memperingati.

Abil hanya tersenyum miring.

Well, memangnya dia bisa tau apa yang aku pikirkan?

"hmm. Oke," ujarnya. Matanya terputar dramatis.

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang