MY : Part 11

23.1K 1.5K 164
                                    

Always..  Happy reading gengs

********

Langit di luar sana sudah menggelap.  Kuliah hari ini cukup membuat Rio terhibur.  Dia tidak bisa lupa,  bagaimana cara wanita itu berbicara dengan nada dingin,  membelalakan matanya,  lalu tiba tiba menyambar tumbler dan menyiram balik si pelaku dengan sengaja.

Rio sampai bertanya tanya,  sebenarnya wanita macam apa itu? Dan yang lebih anehnya,  Rio menyukai sikap kasar wanita itu. Jujur Rio terlalu bosan,  berurusan dengan wanita penurut.

Tapi Rio masih harus bersikap defensif,  masalahnya wanita itu memiliki suami.

For my god sake

Rio tertarik dengan wanita yang sudah bersuami.? Gila.  Seumur umur dia hidup selibat dengan wanita,  dia belum pernah sesinting itu.  Dia masih waras,  hanya mau berhubungan dengan wanita yang bebas,  sama sepertinya.

Lelaki itu menggeleng,  heran sendiri bagaimana bisa dia tersenyum senyum mengingat ekspresi wanita itu. Rio sampai berfikir,  mungkin ada yang salah dengan otaknya?

Untuk membunuh waktu,  Rio berjalan ke arah walking closetnya.  Dia baru ingat,  belum sempat memindahkan foto foto yang berminggu minggu lalu Ia ambil di Bali ke dalam laptop.

Setelahnya, Rio sibuk sendiri,  memilah beberapa foto yang menurut Rio bagus.  Sampai dimana dia tertegun dengan cukup lama.  Kening lelaki itu berkernyit, dia baru ingat pernah mengambil hampir 50 foto dengan objek yang sama.  Dan parahnya,  Rio merasa mengenali sosok objek fotonya itu.

Ya Tuhan..

Rio sampai berseru.  Dia terkejut sendiri, saat melihat wajah wanita galak tadi ada di hasil jepretannya.  Bedanya,  hanya di letak gaya rambutnya saja. 

Sekali lagi, Rio mengamati,  takut matanya yang salah.  Tapi jelas jelas wanita yang menjadi objek fotonya itu,  adalah wanita yang sama yang ada di dalam pikiran Rio setengah jam yang lalu.

Pantas Rio merasa mengenali wanita itu.  Ternyata, Rio memang pernah bertemu dengannya. Dan mereka sudah bertemu sebanyak dua kali secara kebetulan.  Pertama di Bali,  lalu di kampus dan kelas yang sama.

Sampai akhirnya,  lelaki itu terkekeh sendirian.  Dalam hati Rio membatin,  jika sampai dia bertemu wanita itu untuk ketiga kalinya secara kebetulan di tempat yang berbeda,  mungkin wanita itu adalah jodohnya.

****

Besoknya Rio kembali mulai waswas.  Dia berfikir sangat keras,  apa sebaiknya mengajak wanita itu berkenalan,  atau tidak.  Atau mengingatkan dia bahwa mereka pernah bertemu di Bali,  insiden kacamata dan monyet itu.  Benar bukan,  wanita itu yang di tolong Rio?

Rio berusaha mengingat ingat kejadian itu.

Tapi Rio rasa itu bukan hal yang benar.  Masa iya,  dia mengajak wanita bersuami berkenalan?  Karena ujung ujung dari perkenalannya itu,  Rio pasti ingin merasakan wanita itu di atas ranjang.

Oh God..

Seumur umur dia belum pernah sedepresi ini,  memikirkan satu orang wanita selama semalaman penuh.

Jadinya selama di kampus, yang Rio lakukan hanya memperhatikan apa yang wanita itu lakukan.

Saat wanita itu membeli sekaleng soda,  tanpa sadar Rio ikut ikutan membeli. Parahnya,  dia membeli merk dengan rasa yang sama juga.

Sinting memang..

Bahkan lagi lagi Rio sengaja duduk di samping wanita itu. Rio sampai pusing sendiri memikirkan apa yang harus dia lakukan.

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang