MY : part 25

7.8K 905 157
                                    

Hai. Good night all.

Ini dikit sih. Tapi lumayan, gue ga bisa nulis banyak karena depan rumah masih renov dan super berisik banget. Ga bisa konsen banget buat nulis.

So happy reading.

Nb : mumed foto Alva . And I love him 😘 ini rahasia, serius sih gue lebih suka visual Alva ketimbang Rio😂😂

Tonton video Abil Alva dulu ketika mereka masih baik baik saja di ig aku.

@rhakartika

Thanks

*****

"Sinting." Abil mungkin mengatakan kata itu keras keras sambil memandang tepat ke mata Alva. Tapi jelas, nada suaranya bergetar, dan reaksinya pasti  cukup terlihat terkejut dengan permintaan Alva barusan.

Dia menepis tangan Alva yang melingkari lengan Abil, dengan sangat keras.

"Jangan bermimpi!" Serunya lagi.

"Kenapa? Kau takut, bahwa bercinta dengan ku akan membuatmu merasa kecanduan? Membuatmu menginginkan ku lagi?" Alva terdengar jumawa. Tapi mata lelaki itu terlihat luar biasa marah. Tatapannya bahkan sangat tajam.

"Kau sendiri yang mengatakan padaku, bahwa aku tidak membuat mu berselera. Lalu sekarang apa? Kau menginginkanku setelah semua omong kosong ini?"

Omong kosong lelaki dan harga dirinya.

Abil membatin. Dia tau, Alva mungkin merasa harga dirinya terluka karena tidak menyangka bahwa Abil bisa mendapatkan lelaki pengganti secepatnya setelah mereka menikah. Bahkan, dia bisa membuat Alva berpikir bahwa Abil sudah menyerahkan hal yang paling berharga pada dirinya untuk lelaki itu. Atau bahkan Mia mengatakan semua omong kosong ancaman Abil padanya tepat sebelum mereka menikah, bahwa Abil mungkin bisa memiliki anak dari lelaki lain, tapi anak itu akan menyandang nama Alva di belakang namanya.

"Dan kau sendiri yang mengatakan padaku, bahwa aku menyukai barang yang ada di display, yang sudah di coba oleh orang lain," kata Alva. Dia membalikkan kata kata Abil beberapa minggu lalu.

"Jadi sekarang kau menginginkan ku?"

"Salah." Alva menjawab pertanyaan Abil pada detik yang pertama. Seolah olah lelaki itu ingin Abil tau bahwa dia, tidak perlu berpikir jika kalimat selanjutnya akan sangat melukai hati Abil.

"Aku hanya menginginkan tubuh mu."

Sangat luar biasa sekali.

Abil merasa sesuatu menyangkut di tenggorakan nya. Mata Abil sudah sangat panas. Dan Abil tau, pada hitungan beberapa detik, dia pasti tidak bisa menahan air matanya lagi.

Tapi Abil berharap, dia tidak menangis di depan Alva saat ini. Tidak boleh. Dia harus kuat.

Toh sengaja atau tidak, Alva memang hanya ingin membalas dendam pada Abil karena tidur dengan lelaki lain. Dan kata kata pamungkas Alva mungkin hanya sebatas kalimat seperti itu. Sangat tajam, lebih tajam ketimbang pisau.

Seperti Abil, yang malam tadi membalas pergi dengan Rio dan membuat Alva marah, hanya karena Alva membawa wanita lain ke apartemen mereka. Dan membuat Abil luar biasa murka.

Bukan kah semenjak mereka menikah, mereka  memang selalu senang saling membalas satu sama lain?

"Aku ingin tau seperti apa rasanya seorang Deandra Salsabilla," katanya lagi.

Wanita itu menarik nafas dalam dalam. Lalu tersenyum dengan cara meremehkan.

"Teruslah bermimpi. Karena aku, tidak akan pernah sudi di sentuh oleh mu. Tidak akan." Abil berkata sungguh - sungguh.

Tepat ketika dia berbalik, lagi lagi Alva mencengkram lengannya. Lalu membalikan tubuh Abil secara paksa ke arah lelaki itu.

Lalu dalam satu gerakan cepat, Alva sudah membungkam bibir Abil dengan bibirnya.

Abil terlalu terkejut, sampai - sampai tubuh Abil sulit di gerakan, dan dia tidak bisa berpikir dengan benar.

****

Alva bisa merasakan lekukan bibir Abil yang berada di atas tindihan bibirnya. Rasanya, Alva tidak menyangka, ciuman ketiga mereka akan dia lakukan dengan cara seperti ini.

Alva menggerakan bibirnya dengan sangat keras, perpaduan antara frustasi dan marah. Tapi Abil tidak merespon. Dan Alva sungguh tidak peduli.

Yang Alva tidak sangka, bahwa dia membenci perasaan ciuman mereka saat ini. Rasanya, nadinya menjadi sangat cepat, dan jantung Alva berdetak dengan keras.

Ada sesuatu yang salah. Tapi Alva tidak bisa berhenti. Karena ternyata, mencium Abil dengan cara seperti ini, begitu sangat nikmat.

Tepat ketika dia melepaskan bibirnya, dia berbisik di depan bibir Abil.

"Aku tidak perlu bermimpi, karena aku akan merasakan mu sekarang. Dengan atau tanpa paksaan."

***

TBC

See you soon.

Dikit dikit asal sering update aja ya 😅

Marry YouWhere stories live. Discover now