07 || BANDUNG

721 95 3
                                    

Mohon maaf, lagi nggak ada kuota jadi susah update.. Sabar ya lovelies.. TT___TT

No place is ever as bad as they tell you it's going to be

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

No place is ever as bad as they tell you it's going to be.

- Chuck Thompson -


Dua remaja telah tiba di Kota Bunga, sehat secara fisik, tapi tertekan secara mental. Segera setelah Rora pulih dari syoknya, dia memarahi Kandar tentang betapa berbahayanya menyetir sambil memakan sesuatu yang ribet. Dengan ketakutan, cowok tersebut menyetujui peraturan yang baru dibuat si cabe rawit; tidak mengkonsumsi apapun yang melibatkan peralatan makan saat sedang berkendara. Sebagai bonus, Rora juga menceramahi teman sekelasnya tentang betapa jahatnya plastik bagi lingkungan, ibarat fitnah yang lebih kejam daripada pembunuhan—hal tersebut membuat Kandar merasa sebagai orang paling brengsek di dunia.

Aurora tidak ingin terus-terusan marah pada si cowok manis, toh mereka masih terjebak selama tiga belas hari ke depan. Tapi ada sesuatu tentang Kandar yang selalu sukses menyulut emosi gadis tersebut.

Untungnya, segala ketegangan mereda saat mereka sampai di penginapan bintang lima yang Kandar sudah booking dari jauh hari. Dia meminta Rora menunggu bersama barang-barang mereka sementara dia pergi ke resepsionis. Selain mengkonfirmasi pesanan, mungkin mengubah jumlah kamar berhubung sekarang ada orang lain bersamanya.

Si ratu dingin duduk dengan bahu yang lemas, namun mulut yang terperangah. Lobi ini begitu luas, begitu megah.. Sama sekali bukan tempat main atau menginap anak SMA semester akhir. Khawatir dengan keadaan mereka, Rora melirik meja resepsionis. Bisa jadi pihak hotel tidak akan mengizinkan mereka untuk tinggal, berhubung keduanya masih anak sekolah dan berlawanan jenis. Meski secara teknis, Rora dan Kandar sudah dinyatakan sebagai orang dewasa yang sah di Republik Indonesia. Mereka bebas pergi kemanapun mereka mau, selama semua tindakan yang dilakukan bertanggung jawab.

Namun, secara mengejutkan, Iskandar Syahreza terlihat sangat berbeda saat melakukan transaksi. Rora melongo menatap ekspresinya yang serius, dan nada suaranya yang dewasa, profesional. Si bintang emas terlihat begitu jomplang dengan bocah yang nyaris membuat van hitam siang ini kecelakaan. Bagian resepsionis juga memperlakukannya dengan hormat, seakan dia rekan bisnis yang setara. Saat itu juga Rora tahu, kalau sekarang bukanlah kali pertama Kandar melakukan sesuatu semacam ini. Lagipula, dia adalah pewaris dari perusahaan ayahnya. Bukan hal yang mengherankan kalau Kandar telah dilatih sejak kecil. Mungkin persona inilah yang membuatnya dikagumi dan dicintai oleh orang-orang di sekitar mereka.

Rora cemberut. Seandainya saja mereka tahu sisi ceroboh dan polos keterlaluan milik Kandar, mereka mungkin akan berpikir dua kali sebelum mengidolakan cowok tersebut.

Tidak beberapa lama kemudian, Kandar kembali padanya. Remaja tersebut sumringah, lupa kalau teman seperjalanannya masih sibuk emosi sebelum mereka sampai di sini. Sang debaran hati memberi tahu teman sekelasnya bahwa izin mereka sudah clear, dan tidak lama kemudian, pihak hotel datang menjemput, membawakan barang-barang dan mengantar keduanya ke kamar.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Where stories live. Discover now