25 || HATI SANG PEMIMPI

520 70 15
                                    


A healthy relationship will never require you to sacrifice your friends, your dreams, or your dignity.

- Dinkar Kalotra -


Informasi dari Kandar membanjiri otak Rora dalam kecepatan cahaya, membuat gadis itu membeku, terlalu kaget dan syok di saat yang bersamaan. Banyak hal menginvasi pikirannya, dan beberapa membuat pipi Rora terbakar, harus segera ditanyakan.

"M-maksud lo.. seks?" si ratu dingin tergagap.

"BUKAN!" membuat si bintang emas berteriak dan membantah mentah-mentah. Kepala Kandar panas sampai ke ubun-ubun, leher dan telinganya membara. "Ya ampun, bukan!—itu maksudnya aku suka sama kamu kamu dan perasaan sukaku jauh lebih kuat dari mantan-mantanku yang dulu sampai-sampai level kasih sayang yang ingin aku tunjukkin ke kamu lebih besar dan aku emang punya dorongan untuk ngelakuin lebih sama kamu tapi bukan berarti aku mau ngelakuin seks pra-nikah—ataupun mau nikahin kamu—bukannya kamu orang yang nggak mau aku nikahin—"

"Oke, oke.." Rora mengangkat kedua tangannya, sinyal bagi Kandar yang kelabakan dan panik untuk berhenti bicara. Entah mengapa menyaksikan anak laki-laki itu begitu menyedihkan, ia terus-terusan menggali kuburannya sendiri. "Gue harus duduk.. ini pertama kalinya ada yang bilang suka sama gue," Aurora memegangi dadanya dan lekas jatuh di bangku di belakang, kakinya gemetar seperti jelly. Dan setelah mengerti penjelasan Kandar seberantakan apapun itu, wajahnya berubah pucat.

Si bintang emas melupakan rasa paniknya untuk sesaat, menatap temannya sambil terperanggah. Ini pertama kalinya ada seseorang yang bilang suka pada Rora? Bagaimana bisa? Dia begitu cerdas, cantik, dan berkarakter.. Oke, mungkin mulutnya yang setajam silet dan tingkah lakunya yang seperti singa yang membuat ia ditakuti. Tapi tetap saja.. "Gimana kalau.. kita ambil nafas sebentar dan nenangin diri?" Kandar akhirnya kembali tenang dan memijit-mijit jembatan hidungnya dengan lelah.

Rora mengangguk, terengah-engah. Diamatinya si cowok tinggi yang kini bergerak dan duduk di sampingnya.

"Lo suka sama gue?" cicit si cabe rawit. "Romantically?" Benarkan? Setelah semua penjelasan tadi, aman untuk diasumsikan kalau Kandar menyukainya? Dan pemuda tersebut baru saja mengaku seberapa anehpun caranya?

"Jujur.. aku rasa iya, tapi aku juga nggak tau. Aku sama kagetnya, ini yang pertama, dan bahkan perasaan yang aku rasain ke kamu lebih kuat dan jauh berbeda dari yang pernah aku rasain ke anak perempuan lain sebelumnya," Kandar mengangguk, pandangannya menerawang jauh. Dari kata-katanya, orang lain akan mengira kalau dia sedang mencoba merayu dan membesarkan hati Rora, tapi gadis itu tahu kalau maksud Kandar bukanlah untuk memenangkan perasaannya.

Berada dalam posisinya, dan untuk yang pertama kali, dia pasti merasa luar biasa bingung. Alih-alih malu, ataupun tersanjung atau malah tersinggung, Rora merasa bersimpatik pada Kandar.

Pandangan kedua remaja itu berubah sayu, bahu mereka menggantung lemas.

"Aku boleh nanya sesuatu?" tanya Kandar beberapa saat kemudian, memecah keheningan. Dia mencoba tersenyum, dan Rora tahu kalau dia juga harus mencoba menguatkan dirinya meskipun kejadian ini membuat gadis tersebut ingin lari sejauh-sejauhnya. Berikan Rora soal matematika dan fisika yang susahnya minta ampun, dan dia tidak akan pulang sampai menemukan jawabannya! Tapi seorang anak laki-laki yang jatuh hati pada dia..? Tidak ada rumus untuk menghadapi soal tersebut! "Kira-kira kenapa kamu nyium aku? Kamu bilang panas nggak ngejelasin semuanya, dan meskipun kamu masih bingung.. apa kamu punya tebakan?"

Wajah Rora kembali memerah, cepat-cepat ia mengalihkan pandangan. "Waktu itu gue lagi emosi. Lo bilang lo nggak bisa nggak ada gue. Akhir-akhir ini hati gue mulai terbuka sama lo dan kata-kata itu sukses ngelelehin semua emosi, dan.." akunya jujur, cicitannya kembali—sepertinya sesuatu yang ia lakukan saat ia malu dan harus mengesampingkan egonya. "Lo ganteng banget waktu itu, dan gue punya dorongan untuk.. lo taulah.."

ROAD TRIP! (COMPLETE)Where stories live. Discover now