Bab 16

39 1 0
                                    

Catlyn POV

Saat ku bangun pagi ini,tubuh yang meleleh kelelahan, terasa menghilang saat tatapan bola mataku membuka jendela dan kakiku bagai di tarik keluar dari bilik hotel.

Cuaca pagi ini cukup indah, awan bertumpuk di dada langit,
Begitu pun desiran bayu angin yang begitu menyapa di telingaku, alunan ombak yang setia bertemu pasiran di pantai menghilangkan rasa marahku semalaman.

Ponselku berdering. Poket seluar ku seluk. Simon menelefonku.

"Selamat pagi cik Catlyn, pagi ini tuan Damian sendiri akan datang sekitar jam delapan pagi. Harap Cik Catlyn baik-baik saja ya. Selamat siang".

"Ya,baiklah.terima kasih".

Aku yang tidak banyak bahas, hanya mengiakan semua katanya.

Perkara ini harus di bereskan dan kalau perlu hari ini aku akan terus pulang ke New york.

Aku menyambung aktiviti pagiku, setelah menyimpan semula ponsel ke dalam poket celana paras selututku. Berjalan santai menyusur di gigi air, terasa jalaran nikmat ketenangan dengan hanya bertelanjang kaki.

Author view

San Juan, bandar utama bagi Puerto Rico dan merupakan pusat pentadbiran sekitarnya.
Di Isla Verde saja terkenal dengan resort, yang mana club malam, bar dan casino bukan satu yang asing.

Suasananya ini tidak jauh bezanya seperti Manhattan, New york.

Kota peninggalan lama seperti Cobblestoned Old San Juan kolonial Sepanyol pada kurun ke 16 menjadikan batu tanda di tanah jajahan ini termasuk
El Morro dan La Fortaleza, kubu yang menganjur di sepanjang pantainya,tidak kurang menariknya untuk di kunjungi.

Damian POV

Pagi ini aku bangun dengan penuh sigap, aku perlu bersiap sedia untuk menemui Catlyn Reed di Hotel La Playita, hotel itu sebenarnya tidak berapa jauh dari sini, hanya butuh 5 minit ke sana.

Hampir 20 minit berlalu, akhirnya aku siap merapi diri.

Ting tong.

Tentu Brian yang memicit belnya.

Pintu langsungku buka, dan aku mempersilakan Brian masuk.

"Hey dude! Good morning, semalam apa bisa tidur nyenyak?". Brian menyapaku.

"Morning man, bisa lha, liat ni aku sudah ready".

"Bentar nanti selalu-selalu liburnya, kalau tak bisa lama-lama sekitar new york juga ok, yang penting harus cari masa berehat".

"Ok beres tu, begini aku hari ini punya urusan lain, ada janji".

"Wow,your crazy ! sepantas ini?! "

"Panjang ceritanya man, aku boleh beritahu kau, dia datang dari New york hanya untuk aku".

Hatiku mengembang saat hanya mengingatkan tentang dia.

"Ok dude, wish you luck!".

Brian menjabat tanganku,dan menepuk pundakku.

"Jadi apa planning kau hari ini tanpa aku? Ngak apa-apa kan aku tidak ikut planning awal kita? ".Aku bertanya pada brian.

"Tiada masalah. Aku bukan ulat di dalam batu. Petang nanti saat kita berjumpa semula aku pasti akan kenalkan kau pada seseorang gadis".

Aku tertawa geli. Ternyata doktor muda ini tidak kurang hebat dalam hal mendapatkan pasangan.

"Ok i keep your promise". Ujarku.

Brian hanya mengenyit mata dan seraya selepas itu ke pintu keluar untuk kembali ke biliknya.

Sementara aku sudah siap sedia.

Sampai ke lobi pihak hotel sudah menyediakan kereta untuk aku gunakan.

Mengunakan gps pada ponselku, aku meninggalkan hotel The Ritz-Carlton menuju La Playita Hotel.

Hatiku girang tidak sabar-sabar lagi untuk menemuinya.

Hatiku girang tidak sabar-sabar lagi untuk menemuinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





YOUR ARE MY CAFFEINE- I Need You Inside MeWhere stories live. Discover now