Cate POV
Aku akhirnya turun dari tingkat atas, kembali duduk berdepan dengan Damian dengan buku daftar menu di tangannya.
"Maaf telat".
"Ngak apa-apa aku sudah ni pilih ni menunya buat kita, gimana ada yang mahu kau ubah atau tambah ?".
"Aku ikut saja ni".
"Pastikan cepat ya ok terima kasih..".ujar Damian kepada pelayan yang mengambil pesanan tadi sebelum berlalu.
Aku menyedari dokter brian tiada di kerusinya. Lalu aku bertanya pada Damian.
"Ke mana perginya dokter brian tadi?".
"Dia baru saja mohon diri, soalnya ada pekerjaan yang harus di selesaikan".
"Kasihan juga perlu kerja, malah sekarang juga waktu berehat di luar kota".
"Usah risau, yang kau haruskan urusan hal kita Cate, perut lagi lapar ni " . Ujar Damian membuat mimik lucu seperti orang tidak mencicip makanan seharian.
Mujur Appetizer tiba, Hummus Cups with Cucumber and Tomato. Bentuknya menyerupai kue tart, timun dan tomato itu bukan saja menyelerakan sangat rangup sebagai pembuka selera makan malam.
Aku memuji makanan itu, sementara tatapan Damian tidak pernah beralih merenung ke dalam mataku.
Ku alihkan perasaan aneh itu dengan menatap kolam besar yang di dekat kami. Biasan cahayanya sunguh indah, cantiknya akibat pantulan lampu sorot.
Selesai apptizer di cicip, 2 cawan berisi Lobster Bisque Boule. Terasa seksi menyuap sup isi udang karang yang creamy ini, di tempatkan di dalam cawan yang menarik.
Sementara itu sebagai Main course Honey BBQ Chicken Tenders menjadi pilihan.
Perutku mula tidak selesa, namun No-Bake Tiramasu Parfait menjadi dessert penutup makan malam kami berdua tidak dapat ku tolak kerna ada rasa kopi! Bijaknya pria ini sudah mengetahui kegilaan kopiku.
Selesai makan malam kami berdua, aku bersandar kekenyangan. Aku tidak pernah lupa untuk mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih makan malamnya".
Damian hanya mengangguk seraya tersenyum.
"Kenyang banget bisa ketiduran". Aku mula memutar-mutar perutku yang terasa penuh kekenyangan.
"Ayuh gimana dibakar kalorinya? Yuk berenang". Damian mengajakku berolahraga ke dalam kolam.
Damian tersenyum, tanpa aba-aba pria tampan ini menarik tanganku, aku hanya bisa menurutnya .
Selanjutnya tanpa sungkan dia membuka baju t shirt di tubuhnya yang sedikit memperlihatkan tubuh atletisnya, perlahan dia masuk ke tub jakuzi. Aku menelan air saliva dan mengalihkan pandanganku.Dia hanya berseluar paras lutut. Tubuhnya membunuh mataku.
"Apa kau tidak mau bergabung denganku, di sini sebelahku, apa malu?". Caranya bertanya saja sudah membuatkan aku hampir lemas. Dia menunjukkan tangannya ke dalam tub.
"Bentar aku ke kamar, mau disalin ni dulu bajunya" .
"Ok, aku akan tunggu di dalam sini". Dia memejam mata dan menikmatinya.
Aku tidak perlu masa lama kembali ke kamar menyarungkan swimwear hadiah pemberiannya dari toko Unchantered Studio.
Aku menyarungkan dan melihat biasanku di depan cermin. Ya tuhan! Aku baru menyedari potongan tubuhku sangat seksi saat menyarungkan.
Ku balut dengan bathrobe, sebelum aku pergi keluar kamar.
"Tunggu aku ya Damian".
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR ARE MY CAFFEINE- I Need You Inside Me
ChickLit#14rank-120417 #16rank-110417 #13rank-090417 #17rank in chicklit for 3rd times •~Catlyn&Damian~•(slow updated) -Apabila seorang pria dan gadis asing ditemukan.Selain lingkungan dan citarasa yang jelas beda, apakah yang menjadi halangan membangun hu...