Bab 21

35 0 0
                                    

"Kamu itu memang fans berat kopi ya Cate? Dari sarapan, makan siang malah sebentar lagi minum petang juga kopi kali .." tanya Tuan Damian di sela makan.

"

Asal tuan tahu ya aktor Sylvester Stallon itu minum kopinya 25 cangkir sehari! Kalau menurutku aku 3-4 cangkir gituan udah cukup".

"Kalau menurut aku kopi itu punya caffeine, yang bisa buat aku berjaga tidak bisa tidur". Ujar Tuan Damian.

Seolah-olahnya Cate dapat membaca pria ini bukanlah pencinta kopi.

"Aku adalah secangkir kopi. Jika kamu tak mengerti pahit dan getirku, mungkin teh lebih cocok untukmu".

"Woww, itu lebay !".

"Mungkin aku adalah masalah, tetapi tenanglah egoku cukup murah, kopi sudah bisa menjadi penengah, cukup untuk membuatku mengalah. Dan lagi pula tenanglah kerana senyummu ialah titah yang tidak akan pernah aku bantah".

Tuan Damian tersenyum, dan seraya berpeluk tubuh.Dia terkesima. Mata biru punya Cate di tatap lekat.

"Yeahh, aku bercanda tuan". Cate terkikih geli. Rupanya lucu dan mengemaskan terpamir.

Ternyata dia bukan saja ada pengetahuan tentang kopi yang tentu saja berkait dengan kerjanya di cafe. Tetapi dia juga bisa mengaduk ayat-ayat berbau kopi ke dalam kehidupan.

"Ayatmu bijak Cate, dan kau juga lucu". Giat Tuan Damian.

"2 Broke Girls.."

" sorry?".

"Comedy sitcom di channel CBS. Kisah 2 orang kawan, who have to survive life in New York ".

Orang yang hidup biasa-biasa saja seperti Cate perlukan humor dalam kelangsungan hidup walaupun kisah 2 Broke Girl itu kadangkalanya memamir permasalahan yang dihadapi di setiap kehidupan warga di kota metropolitan yang terkenal dengan julukan Big Apple.

"How about you Cate? Like other girl thing do? Shopping? Manicure? Dating maybe?". Tanyanya lagi.

"Simple as you see. I get up.Go to work.Back home.Next day..repeat and bla..blaa".

"Hey,you should do what you wanna to do girls".

"Like what?".

"Like to know me better?". Bijaknya  dia memanipulasi bicaranya.

"Hell ya! I'm just ordinary girls". Keluh Cate pelan.

Wajahnya gadis itu menunduk sedaya upaya menyembunyikan sesuatu. Dia kembali menyesap sisa air kopinya.

"You can count on me, Cate. Know me me more,like this now".

Bicara Tuan Damian mengarah ke hatinya, gemuruh mendatangi Cate. Jari runcingnya memainkan straw pada gelas minumannya.

Bagi Cate biarlah masa yang jadi penentu. Man used to make first move.

Sunyi menerpa lagi.

"Hey, no get so serious. Lets go!".

Tuan Damian melirik Cate, ternyata gadis ini belum berani membuka diri.

"Aku akan memperjuangkan mu Cate, asal kau mahu disisiku".bisik hati Tuan Damian.

Mereka meninggalkan cafe tepi jalan dan memasuki ke mobil semula. Tuan Damian kembali menyetir mobilnya dan kembali ke atas Highway 413 bergerak menuju ke barat daya Rincon, Puerto Rico.

"Maafkan aku tuan.Aku membuatkan jarak agar aku tidak jatuh ke pelukanmu". Cate hanya bisa bergumam di dalam otaknya saja.

Bagi Cate untuk jatuh ke pelukan pria kaya setampan Tuan Damian ini, kebarangkalian peluang hanya akan datang sekali dalam kehidupannya. Namun gadis itu berharap biarlah menemui orang yang benar-benar pas memiliki,mencintai dan di cintai selamanya.

"Jika kau mahu memperjuangkan aku tuan Damian, aku rela jadi hamba cintamu buat selamanya". - Cate

YOUR ARE MY CAFFEINE- I Need You Inside MeWhere stories live. Discover now