- Plan -

560 76 22
                                    

Aku dan Tom tergantung terbalik dengan kaki di atas. Dicoba berulang kalipun aku tidak dapat meraih tali di kakiku. Kepalaku kini pusing karena terbalik terlalu lama.

"Great, sekarang kita terjebak bersama," keluh Tom.

"Mau bagaimana lagi?" kataku. "Kau pun setuju untuk kabur ke sini kan."

"Tapi itu salahmu! Kenapa kau tidak fokus dan malah membayangkan masa lalu?!"

Aku memilih untuk diam. Tak ada gunanya melawan si-kepala-batu.

*srak-srak-srak*

"Siapa di situ?!" Tom berteriak.

"Hey! Kalau terdengar pasukan pemerintah bagaimana?!" kataku pelan.

Tapi Tom tidak peduli. Dia tetap meneriaki seseorang yang bersembunyi di balik semak-semak itu.

"I-ini aku." Sosok misterius itu kini menampakan dirinya.

"Rin?" Aku tidak percaya. Bukankah dia ditangkap?

"Hei, simpan salamnya nanti. Rin tolong kami dulu," pinta Tom.

***

"Fuaah..." Akhirnya kepalaku kembali di atas. Rasa pusing yang menyerang kini perlahan-lahan mulai menghilang.

"Rin... Kenapa kau bisa ada di sini?" tanyaku.

"Entah. Aku tidak tahu." Rin tampak kebingungan. Selama beberapa detik kami terdiam. Dia pun kembali berbicara. "Sebetulnya, Ga-Rim Seon melepaskanku. Dia bilang aku sudah tak ada gunanya lagi karena tak ada informasi yang berguna dariku. Aku tidak tahu arah jadi kuputuskan untuk ke—"

"Ke sini?" potong Tom. "Dasar kau sialan!" Tom bersiap untuk menampar Rin tapi berhasil kutahan.

"Hei tahan amarahmu. Memangnya kenapa sih?" tanyaku.

"Apa kau belum sadar Arthur? Sahabatmu ini dilepas oleh Korea tengik itu supaya memancing kita keluar!" Tom benar-benar marah kali ini.

*Rrrrrrr*

Suara tank baja terdengar. Pohon-pohon mulai rubuh satu persatu.

"Sial! Itu Ga-Rim Seon!" Tom bersiap untuk kabur. Tepat setelah dia berbalik, sebilah pedang menyentuh lehernya. Pedang hitam yang begitu khas.

"Aku bukanlah orang lemah yang mau naik tank tau."

Ga-Rim Seon, panglima tertinggi pemerintah. Satu-satunya orang ras kulit kuning yang mampu menguasai senjata jarak dekat maupun jauh, mempunyai stamina yang baik, dan kemahiran dalam bernegosiasi. Dia juga masuk dalam pelatihan NENA jadi sangat mahir melakukan pengejaran hingga ke luar angkasa. Tak akan ada yang mampu lepas dari si-malaikat-maut ini.

"Ayo ikut ke Redtonum."

***

Redtonum. Markas besar pasukan pemerintah. Gosipnya berjarak 100 meter dari pusat pemeritahan, Yggdrasil. Tak ada yang tahu pasti di mana letak Redtonum. Bahkan kami bertiga harus memakai penutup mata untuk datang ke sana.

"Apa-apaan ini! Kenapa mata kita ditutup?!" Tom yang dari tadi marah belum bisa menahan luapan emosinya.

"Ini demi keamanan seluruh pasukan," jawab Ga-Rim Seon santai.

"Tapi—" Kudengar benturan kecil dan semua menjadi hening. Tak ada lagi suara Tom.

***

Penutup mata kami dilepaskan dan kulihat Tom pingsan. Rin tak berhenti menangis sepanjang perjalanan dan kini matanya sembab. Kami bertiga diajak masuk ke dalam Redtonum. Tidak ada yang spesial dari tempat ini. Hanya ada beberapa ruangan dan... sebuah Jumper.

Castle Above UsWhere stories live. Discover now