- Virtual World -

195 22 2
                                    

Di balik cahaya itu, terdapat sebuah ruangan kecil yang berdebu. Seseorang berdiri menunggu dengan posisi membelakangi kami. Di sampingnya terdapat 2 baris kursi yang masing-masing baris terdiri dari 5 kursi.

"Selamat datang."

Sebuah suara yang tak asing menyambut kami. Dia adalah Gimp.

"Silakan duduk di sini," kata Gimp mempersilakan kami duduk di salah satu kursi. "Kenakan helm kalian."

"Umm... Apa ini Gimp?" tanyaku.

"Alat spesial untuk pembeliku. Nikmati saja," katanya sambil mengutak-atik sesuatu dari ruangan yang sepertinya merupakan ruang kendali.

"Semua siap?!" tanyanya bersemangat.

"Tu-tunggu!" teriakku.

"3!!"

"Tunggu, hei!"

"2!!"

"Tunggu, tunggu!"

"1!!"

"Tunggu, aku belum siap!"

"Go!!"

Sial, dia tidak mendengarkanku.

***

Perasaan dejavu ini kembali terulang. Lagi-lagi sebuah lorong kecil. Namun, semua bergerak dengan cepat merubah memandangan lorong kecil tadi menjadi sebuah dunia yang indah. Aku berada di sebuah padang rumput yang hijau, terlihat hutan-hutan di sekitarku dan pegunungan di kejauhan. Tiba-tiba sebuah drone datang.

"Selamat datang di Virtual World. Aku adalah Gimp yang akan mengawasi kalian dari ruang kendali."

"Aku harus melakukan apa di sini?" tanyaku.

"Membunuh zombie dong," kata Gimp.

Tiba-tiba pemandangan indah nan hijau tadi berubah menjadi merah. Genangan darah bergelinangan di tanah. Banyak zombie muncul di hadapanku. Akan tetapi, aku sadar kalau aku belum mempunyai senjata apapun.

"Hoi, Gimp!! Apa-apaan ini!!!" teriakku sambil berlari menjauhi zombie yang mendatangiku. Akan tetapi, Gimp tidak meresponku sama sekali.

Zombie di dalam Virtual World ini tidak lambat. Mereka tidak sama seperti yang kudengar selama ini.

"Sialan kau Gimp!!" makiku sepanjang usahaku kabur dari zombie-zombie itu.

***

*hosh hosh*

Napasku memburu semakin cepat seiring tenagaku yang semakin terkuras. Jarakku dengan zombie yang mengejarku semakin dekat. Aku tahu kalau aku akan terkejar. Akhirnya kuputuskan untuk membalikkan badan, mencoba membunuh para zombie dengan tangan kosong. Lagipula ini hanya sebuah Virtual World buatan Gimp. Ini tidak nyata.

Sebuah atau mungkin seorang zombie datang lebih cepat dari perkiraanku. Hampir saja dia menggigit bahuku. Beruntung, aku menyadarinya dan mengelak. Counter kulancarkan dan berhasil mengenai wajah buruk zombie itu. Zombie itu terpelanting menabrak kawanannya yang lain.

"Kalian ternyata cukup ringan," kataku sambil mengepalkan tanganku.

Zombie yang lain semakin liar dan mencoba membunuhku. Meskipun aku tahu kalau ini tidaklah nyata, ketakutanku yang kurasakan saat ini tetaplah nyata. Tanganku bergetar, kakiku seperti tak bisa bergerak ketika menyadari kini aku telah dikepung. Kira-kira apa yang akan terjadi jika aku mati di sini?

"Arthur, tiarap!!" Sebuah suara menyuruhku untuk tiarap. Dengan cepat aku mengikuti arahan suara itu dan melihat peluru-peluru melesat menembus kepala makhluk-makhluk gila itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Castle Above UsWhere stories live. Discover now