Chapter 3

4.7K 521 9
                                    

          Pemandangan yang pertama kali mereka lihat itu sungguh membuatnya lupa diri, mereka merasa seakan berada di surga. Tanpa sadar mereka memasuki pintu itu semakin dalam, hingga pintu penghubung itu tertutup dengan sendirinya dan hilang entah kemana. Mereka yang saat ini masih terkagum akan panorama yang tersaji begitu berbinar menatap sekelilingnya, suara gemericik air terjun menjadi melodi yang indah bagi yang mendengarnya di tambah dengan angin yang bersemilir disekeliling mereka begitu sejuk dan tentram.

"Bisakah kita tinggal disini?" pertanyaan itu terucap dari bibir si pria mungil yang sering di sapa dengan Baekhyun itu.

Hingga sebuah suara mengganggu moment mereka, dua orang itu menatap si pria rusa itu dengan alis yang berkerut.

"Aku lapar!!" cicitnya Luhan memasang wajah kelaparannya dengan satu tangan yang mengelus perut ratanya.

"Kita bisa mendapatkan makanan jika kita masuk kedalam hutan lebih dalam lagi" si gadis bergaun putih itu bersuara menyarankan karena jujur saja dirinyapun sama laparnya. Tiga pria itu menurutinya tanpa komplen walau banyak pertanyaan dikepala mereka, tapi menurut mereka perut mereka lebih penting di banding pertanyaan yang bisa ditanyakan kapan saja.

                        ✴✴✴

          Baekhyun dan yang lainnya begitu kelelahan dan kelaparan, sejak tadi mereka terus berjalan mencari makanan tapi nihil tak ada satupun yang mereka dapat. Haripun mulai gelap dengan sisa tenaga mereka akhirnya mereka terpaksa beristirahat dibawah pohon besar dengar akar yang menjulur keluar.

Mereka tidak menyadari ada seorang pria bersurai panjang temgah duduk di atas pohon itu dengan pandangan menatap langit yang di penuhi taburan bintang dan cahaya bulan jemarinya terus ia mainkan bahkan mengeluarkan api.

Hingga dia merasakan ada kedatangan orang lain dibawahnya, dia melihat tiga orang pria dan satu gadis Elf tengah istirahat di bawah pohon itu. Wajah mereka terlihat kelelahan dan juga...kelaparan?.

Empat jam dia memperhatikan gerak gerik mereka hingga akhirnya mereka terlelap, dia melompat turun dari atas pohon itu tanpa menimbulkan suara. Wajah mereka terlihat kedinginan, dia pun langsung mencari bongkahan kayu kering untuk dibuatnya sebagai api unggun. Setelah mendapatkannya dia langsung menaruh kayu kayu itu di tengah dan jemarinya langsung mengeluarkan api lalu melemparnya pada kayu itu.

                        ✴✴✴

           Baekhyun mendengar suara percikan api di sekitarnya, perlahan matanya terbuka kesadrannyapun kembali berkumpul. Dia melihat seorang pria bersurai panjang di sebrang api unggun itu, dia langsung mendudukan dirinya dan menatap pria itu. Pria itu tidak terlihat terkejut saat melihat dirinya terbangun.

"Siapa kau?" tanyanya dengan intonasi suaranya yang pelan takut mengganggu tidur lelap yang lainnya.

"Kenapa kau bangun?" pria itu mengalihkan pertanyaan, Baekhyun berdecih tak suka saat pria itu menglihkannya.

"Aku bertanya kenapa kau kembali bertanya"ujarnya kesal lalu mereka terdiam tidak tau ingin membicarakan apa Baekhyun yang sibuk memainkan api unggun dan pria itu sibuk dengan pemikirannya yang entah apa yang dia pikirkan.

"Jangan memainkannya, kau bisa terluka!" pria itu memperingatkan, Baekhyun menatapnya dalam diam. Tidak menyadari ranting kayu itu mulai menjulurkan bara api yang mulai naik ke ujung dimana Baekhyun memegang ujung itu.

"Akh...?" kulit jemari tangannya terasa sangat panas, pria itu langsung menghampirinya dan melihat keadaan jemarinya. Pria itu meniup dan mengusap jemari lentik itu dengan sangat lembut hingga dia merasa baikkan tapi tidak dengan jantung dan wajahnya.

Forest Of SecretsWhere stories live. Discover now