Chapter 15

2K 266 0
                                    

Di kerajaan Forest Yoongi tengah sibuk dengan beberapa pengawas kerajaannya, dia baru mengetahui sesuatu dari salah satu pengawas andalannya Jung Hoseok. Dia mengabarkan kalau ada seseorang yang tengah mengawasi Kerajaan Forest, maka di sini lah dia di tempat yang tidak bisa di tembus dengan apapun. Ruangan yang sangat tertutup orang luar pun tak akan bisa melihat ataupun mencuri dengar bahkan dengan kekuatan apapun.

"Aku ingin kalian jangan ada yang membicarakan hal penting tentang Kerajaan kita selama diluar ataupun didalam Kerajaan, karena untuk sekarang kerajaan kita tengah dalam pengawasan orang luar jadi ada baiknya kita berjaga-jaga"

"Yang Mulia bolehkah saya bertanya" ujar salah seorang dari mereka semua, Yoongi mengaggukan kepalanya.
"Lalu kenapa ada bawahan kerajaan musuh di Kerajaan kita yang mulia?"
"Sepertinya kau khawatir karena hal ini, tenang saja dia berada dalam pengawasanku. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk karena kami melakukan pertukaran, dan orang itu diminta untuk ikut denganku karena Tuannya sendiri yang meminta." semua yang berada disana berkasak kusuk membicarakan ucapan Yoongi, Yoongi berdeham agar mendapat perhatian mereka.
"Sekarang kalian boleh bubar" Satu persatupun mulai pergi meninggalkan Yoongi yang masih duduk , dia bangun dari duduknya dan mulai meninggalkan ruangan itu.

Jimin tengah duduk diatas kasurnya dengan tangan yang berpangku di atas pahanya, Jimin memejamkan matanya nafasnya begitu teratur. Jimin tidak tidur dia hanya memejamkan matanya, di sampingnya terdapat beberapa buah yang telah dikupas kulitnya. Jimin tengah memikirkan keadaan Sehun, Kai, dan Taehyung. Walaupun dia tidak begitu dekat dengan mereka tapi dia cukup menyayangi mereka seperti saudara sendiri. Dia masih mengingat saat pertama kali bertemu dengan Taehyung dan Kai, dia sedikit terkekeh saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Kai yang sangat buruk. Jimin tahu Kai lebih tua darinya makanya dia sudah menganggap seperti kakaknya, tapi seperti yang kalian ketahui kalau Kai tidak begitu menyukainya.

"Kau baik-baik saja?" seseorang masuk kedalam kamarnya, tidak perlu untuk ditebakpun dia sudah tahu dari suara beratnya. Jimin tidak menyahutinya dia bahkan tak bergeming dari tempatnya.
"Kau tidak bosan didalam kamar terus?"
Jimin membuka matanya dia menatap Yoongi datar, Jimin fikir Yoongi tidak berfikir saat bicara.
"Kau fikir aku akan keluar dengan keadaanku yang seperti ini" ujarnya sambil menunjuk tanda kemerahan di setiap tubuhnya.
"Ah...maaf aku lupa" Yoongi sedikit mengusak rambut Jimin, Yoongi meraih piring buah yang berada di kasur itu lalu menaruhnya di atas meja. Yoongi menutup jendela kamar Jimin karena hari sudah mulai gelap angin pun berhembus kencang. Jimin hanya memperhatikan kegiatan Yoongi dalam diam, Yoongi kembali menghampiri Jimin dan merebahkan kepalanya di atas paha Jimin.
"Aku ingin tidur dan aku harap kau tidak akan melempar kepalaku saat aku terlelap" ujar Yoongi dia langsung memejamkan matanya, padahal di samping Jimin terdapat bantal tapi dia malah lebih memilih paha Jimin yang lebih nyaman.
Jimin langsung memindahkan kepala Yoongi keatas bantal saat di rasa Yoongi sudah benar-benar terlelap, lalu dia ikut merebahkan diri di samping Yoongi. Saat itu juga Yoongi memeluk Jimin dengan erat, membiarkan Jimin mendengarkan detak jantungnya yang tak karuan.
"Jadi sejak tadi kau belum tidur?"
"Emm...tidak juga. Tidurlah!"
Jimin menurut karena dirinya memang sangat mengantuk.

🌸🌸🌸

Baekhyun dan yang lainnya berkumpul sambil menikmati makanan yang dibawanya bersama Chanyeol, Chanyeol belum mengatakan kalau dia sudah bertemu dengan Dewi Gozd. Chanyeol memperhatikan sekelilingnya dia merasa hari seperti tidak berubah, membuatnya bingung apakah sekarang masih siang atau malam.
"Baek?" Baekhyun menatap Kyungsoo yang memanggilnya.
"Aku merasa seseorang tengah memperhatikan kita" bisik Kyungsoo, Baekhyun langsung terpikirkan tentang pertemuannya dengan Dewi Gozd. Baekhyun menatap Chanyeol yang tengah mengobrol dengan Kai, kembali dia menatap Kyungsoo.
"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan" Kyungsoo langsung penasaran dengan ucapan Baekhyun, dia merapatkan diri pada Baekhyun.
"Apa?"
"Kita harus menunggu yang lain" Kyungsoo berdecak dia langsung melahap 10 buah berry kedalam mulutnya karena kesal.

Chanyeol menatap Baekhyun yang tengah merayu Kyungsoo yang kesal, rasanya dia harus membicarakan pertemuannya dengan Dewi Gozd sekarang.
Chanyeol berdeham semua langsung menatapnya.
"Aku ingin membicarakan hal yang penting" Dia terdiam sebentar.
"Aku dengan Baekhyun sempat bertemu dengan Dewi Gozd" mereka terkejut bukan main, mereka fikir kenapa Chanyeol baru mengatakannya sekarang.
"Dan aku yakin sekali dia sekarang tengah mengawasi kita" lanjut Chanyeol sambil memperhatikan sekitar, dan di balik pohon besar di belakang Kyungsoo keluarlah Dewi Gozd dengan senyum anggunnya.
"Sudah kubilang ada yang mengawasi kita" ujar Kyungsoo, dia menatap Dewi Gozd dengan pandangan sedikit menyelidik.

"MOM" mereka langsung menatap Jungkook yang berteriak, Jungkook bangkit dari duduknya lalu berlari menghampiri Dewi Gozd yang berdiri. Dewi Gozd menyambutnya dengan pelukan hangat, dia mengelus kepala Jungkook dengan lembut.
"Aku merindukanmu" ujar Jungkook dengan suara yang teredam.
"Aku tahu itu, dan sebaiknya kau duduk dulu. Sepertinya temanmu yang lain butuh penjelasan" Jungkook langsung menurutinya, dia duduk di samping Taehyung.
"Sebelum aku menjelaskannya aku ingin tahu apa saja yang kalian cari?"

🌸🌸🌸

Setelah berkeliling Luhan dan Sehun kembali masuk kedalam, Luhan berjalan lebih dulu dari Sehun. Dia hanya diam tak mengucapkan sepatah katapun, hingga tiba-tiba saja nafasnya terasa putus-putus. Dia juga merasakan dadanya yang sesak seperti tak ada oksigen, jantungnya berpacu sangat cepat. Luhan jatuh terduduk sambil memegangi dadanya, Sehun segera menghampiri Luhan.
"Ada apa?" Luhan tidak menyahuti, dia hanya terus menekan dadanya yang terasa sakit.
"Aarrgh" Luhan berteriak kesakitan, membuat Sehun semakin panik. Sehun langsung membawa Luhan kedalam gendongannya, Sehun membawa Luhan masuk kedalam kamarnya yang lebih dekat.

Luhan masih dalam kondisi yang sama, Jiwa lain di tubuh Luhan baru menyadari sesuatu. Dia tidak bisa bertahan lama dalam tubuh manusia, dia hanya bisa bertahan beberapa waktu. Sepertinya jiwa Luhan terus memberontak dalam kuasanya, dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Akhirnya Luhan pun tidak sadarkan diri dengan di temani Sehun yang sejak tadi mengkhawatirkan keadaannya.

Sejak setengah jam yang lalu Sehun masih menemani Luhan, dia duduk di sebuah kursi dekat dengan jendela di sampingnya terdapat meja dengan secangkir minuman di atasnya. Luhan perlahan mulai tersadar dia mengerjapkan matanya, dia memaksakan dirinya untuk bangun. Luhan memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit hingga mengeluarkan suara erangan kecil, suaranya mengalihkan fokus Sehun yang tengah menatap pemandangan malam. Sehun langsung menghampiri Luhan dan memegangi kedua bahu Luhan.
"Kau baik-baik saja?" Luhan masih diam karena kepalanya yang terasa sangat sakit.
"Luhan?" Luhan mengangkat kepalanya untuk menatap Sehun yang mengkhawatirkannya, Sehun kembali terkejut dengan perubahan Luhan. Dia sangat ingat setengah jam yang lalu matanya masih berwarna biru saphire, dan sekarang mata itu kembali semula berwarna coklat yang polos. Jujur Sehun lebih suka Luhan yang sekarang terlihat lebih menarik.
"Kau baik-baik saja?" Luhan mengangguk dengan takut-takut, dia sangat ingat bagaiman Sehun mengendus-endus kulit lehernya seperti seorang penjahat. Sehun juga sadar akan perubahan sikap Luhan, dia bingung sebenarnya apa yang terjadi dengannya.

 

.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continues

Maapken keterlambatan updatenya, aku ngga punya kuota saat itu. Huh sedih banget hampir sebulan lebih, bener ngga sih?. Aku ngga buka wattpad kangeeen banget, sekarang udah bisa karena punya kuota. Seperti biasa terima kasih buat yang vote and komentar nya.

Forest Of SecretsOnde histórias criam vida. Descubra agora