Bab 16 - Al Yang Merindukan Keshia

196K 8.6K 12
                                    

Tepat pukul lima sore, Keshia akan terbang menuju Indonesia. Saat ini dia sudah berada di bandara untuk menunggu jam penerbangannya. Dia bersama Al dan juga Davin.

"Kes" panggil Al lemah

Keshia tak berniat menanggapi panggilan Al. Dia mencoba memasang earphone dan mendengarkan lagu-lagu untuk memperbaiki suasana hatinya.

"Keshia aku mohon.." Al terhenti saat Keshia berdiri karena mendengar informasi nomor penerbangannya yang akan lepas landas beberapa menit lagi.

Davin hanya mampu menepuk bahu sahabatnya itu. Davin berharap agar hubungan Al dan Keshia dapat cepat membaik.

"Jaga dirimu baik-baik" ucap Al lagi

Keshia melangkah lebih jauh. Tepat pada langkah ke tujuh, dia terhenti. Lingkaran tangan di perutnya membuat dirinya tidak dapat melangkah lagi. Jantungnya berdebar begitu kencang.

"Aku tahu, aku salah. Maafkan aku, aku sangat mencintaimu, Kes." Lirih Al mengecup puncak kepala istrinya penuh sayang.

Keshia menitikkan air matanya kembali. Bukan ini yang dia inginkan, dia sendiri pun tidak ingin jauh-jauh dari Al. Tapi keadaan mengkhianati perasaannya. Keadaan membuatnya harus menjauh. Semakin dia dekat dengan Al, semakin sering dia berpikir buruk tentangnya.

"Lepas, Al" ucap Keshia pada akhirnya. Dia membalikkan badannya dan menatap Al. Ada rasa perih ketika melihat mata Al yang belinangan air mata. Apakah dia sudah menyakiti Al?

"Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. I'll be fine" seulas senyum menghiasi wajah Keshia. Senyum terakhir yang akan Al lihat hari ini telah diberikan oleh istrinya.

Al memeluk erat istrinya itu. Dia benar-benar tidak ingin membiarkan Keshia kembali ke Indonesia tanpa dirinya. Dia sudah merusak waktu liburan mereka berdua. Semua tidaklah sesuai seperti yang mereka berdua bayangkan sebelumnya.

"Hati-hati. Kabari aku kalau kamu sudah sampai, jangan lupa jaga kesehatan kamu. Aku.."

"Al, aku bisa jaga diri aku sendiri. Sampai jumpa" seru Keshia memotong ucapan Al. Dia melepas pelukan Al dan langsung melangkap dengan mantap meninggalkan Al yang masih berdiri di posisi yang sama

●●●●

Hari kedua tanpa Keshia adalah hari yang sangat membosankan. Mungkin saja raganya di kantor, tapi otak dan jiwanya seakan ikut terbang menuju Indonesia menyusul istrinya. Al harus bertahan di Swiss sampai besok. Besok adalah hari yang sangat ia nantikan. Bahkan bila saat ini diizinkan, dia akan cepat-cepat berkemas dan menyusul istrinya ke Indonesia.

Al menjalani tugasnya tanpa bersemangat. Dia bahkan hampir saja menandatangani surat tipuan yang dibuat oleh Davin. Seperti saat ini, Al hanya bisa menatap ke luar gedung melalui kaca yang ada di ruangannya. Tatapan kosong dengan pikiran yang penuh tertuju pada istrinya.

"Kenapa sampai sekarang kamu tidak mengabariku, Kes?" Tanya nya pada diri sendiri. Sudah dua hari ini Keshia sama sekali tidak menghubungi Al. Biarpun Al mencoba berkali-kali menghubunginya, Keshia selalu menolaknya dengan mematikan ponselnya.

"Al" seru Davin memasuki ruangan Al.

Al mengelap sudut matanya yang mulai berair. "Ada apa?"

"Di luar ada Stevani. Dia ingin bertemu dengan lo. Gue sudah coba ngusir dia, tapi dia keukeh pengen ketemu lo" jelas Davin membuat Al mengernyit

Al meraih gagang telepon di meja kerjanya. "Datang ke ruangan saya sekarang dan bawa ke luar gadis yang mencoba menemui saya. Tolak kedatangannya di sini mulai saat ini!" Tegas Al pada seseorang yang dia hubungi

Marrying My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang