Bab 25

155K 5.9K 38
                                    

Al menatap gusar ke arah ponselnya. Pikirannya menjerit ingin pulang, tapi karena tuntutan pekerjaan yang belum selesai maka Al tidak bisa pulang sekarang.

"Permisi Pak, saya ingin memberitahu kalau wanita yang tadi tidak mau pergi dari sini" ucap Kintan sopan

Al menghembuskan nafas beratnya. Ia mengangguk lalu Kintan keluar dari ruangan Al. Al memijat pelipisnya yang semakin terasa sakit.

Al berdiri lalu keluar dari ruangannya. Tepat saat pintu terbuka, Al terlonjak kaget karena wanita itu kini benar-benar ada di depan pintunya. Berdiri sangat dekat dengannya.

"Mau lo apa?" Tanya Al lelah

"Gue hanya mau lo, Al. Please, beri gue satu kesempatan lagi" ucap wanita itu

"Din, gue harus berapa kali bilang ke lo kalau lo itu hanya masa lalu gue? Lo sendiri kan yang pergi tinggalin gue tanpa kabar dan benar-benar menghilang seperti itu? Jadi gue harap lo bisa tanggung semua risiko atas perbuatan lo itu" jelas Al sedikit bersabar

"Tapi gue nggak bisa, Al. Gue sudah coba untuk lupain lo dan membiarkan lo dengan Keshia, tapi gue nggak rela!"

"Tapi sayangnya gue nggak akan peduli tentang lo lagi, Din. Biarpun gue harus kehilangan perusahaan gue karena menolak lo, gue rela. Asalkan lo bisa berhenti ganggu kehidupan gue dan Keshia." Ungkap Al menantang

"Nggak akan semudah itu, Al" ucap Andin meremehkan. Ia tersenyum miring menatap Al.

"Walaupun serumit apapun, gue akan coba menghadapi lo! Sampai lo benar-benar sadar kalau gue udah mati untuk lo. Sampai lo tahu kalau gue akan selamanya hidup untuk istri gue, Keshia." Seru Al sedikit terpancing amarahnya. Dia lalu berbalik dan menutup kembali pintu ruangannya.

"Lo lihat saja nanti, Al" teriak Andin dari luar.

Kintan selaku sekretaris Al hanya bisa bergidik ngeri melihat tingkah Andin yang begitu menyeramkan dan terlihat menjijikan itu. Tak mau berlama-lama memperhatikan Andin, Kintan kembali sibuk mengatur pertemuan-pertemuan penting untuk minggu depan.

Andin pergi meninggalkan kantor Al dengan perasaan jengkel yang luar biasa. Dia tidak akan tinggal diam begitu saja, dia akan merencanakan sesuatu agar kelak Al dapat meninggalkan Keshia lalu berpaling dengannya.

*****

"Mah, Keshia masih disini atau sudah pulang?" Tanya Al saat Dira baru saja membukakan pintu rumahnya.

"Masih disini, Al. Dia sudah tidur" jawab Dira mempersilakan Al untuk masuk ke dalam

Al menaruh tas di sofa lalu membuka jas yang ia kenakan serta melonggarkan dasinya.

"Kalian bertengkar?" Tanya Dira menghampiri Al dan duduk di sebelahnya.

"Tidak. Hanya ada kesalahpahaman lagi, Mah. Aku mau bertemu dia, boleh?"

Dira mengangguk menjawab Al. Al langsung berdiri dan berjalan cepat menuju kamar yang ditunjukkan oleh Dira.

Dengan perlahan ia membuka knop pintu. Setelah masuk ke dalam, Al kembali menutup pintunya. Ia berjalan mendekati Keshia yang sudah terlelap.

"Sayang" panggil Al pelan

Al membelai lembut pipi Keshia. Ia mengecup kilat bibir ranum istrinya. Dari matanya, Al tahu kalau Keshia habis menangis. Kantung mata Keshia sedikit membengkak dan kemerahan.

Al bertekad tidak ingin membangunkan Keshia. Ia akan menunggu saja sampai Keshia yang terbangun. Al akan menemani Keshia malam ini, dia tidak akan tidur sebelum ia dapat melihat istrinya kembali tersenyum untuknya.

Marrying My EnemyWhere stories live. Discover now