Sembilanbelas.

147K 8.3K 234
                                    

"Nggak ada yang berani nyakitin lo. Setiap laki-laki yang berani nyentuh atau mukul setitik aja dari badan lo, liat aja apa yang bakal gue lakuin ke dia."
-Anantha Rizky Romazy.

🌻🌻🌻

Deandra membuka matanya perlahan. Menggelengkan kepalanya sebentar karena pening yang melanda kepalanya. Deandra merasakan tangannya diikat kebelakang, mulutnya dibekap oleh lakban yang kuat.

Deandra melihat ketiga preman itu di hadapannya sedang merokok sambil meminum sebotol bir murahan. Ketiga preman itu sedang bermain kartu remi, hingga yang menurutnya bos dari ketiga preman itu mengangkat telpon.

"Sudah bos... Iya, dia sudah saya urus... Tidak, tidak ada yang melihat... Baik, iya siap bos..."

Preman itu menutup telponnya dan menatap Deandra sambil tergelak remeh. Menghampiri Deandra dengan pisau kecil di tangannya.

Preman itu memegang dagu Deandra, melihat dengan teliti wajah gadis itu. "Kamu sebenarnya cantik, tapi karena kamu adalah cewek yang bos saya incar, saya jadi ngurungin niat buat senang-senang sama kamu."

Preman itu membelai pipi Deandra dengan pisau di tangannya. Deandra hanya bisa menangis ketakutan, berharap bahwa Nantha ada disini.

Hingga suara pintu dibuka terdengar di telinga mereka. Menampilkan seorang gadis dengan jaket hoddie yang menutupi kepalanya. Deandra bingung melihat siapa gadis itu sebenarnya.

"Hai Dean. Apa kabar?"

Gadis itu memegang dagu Deandra kasar. Mencoba membuka lakban yang menempel kuat di mulut Deandra dengan tidak santai, membuat Deandra meringis kesakitan.

"Uu.. Sakit ya? Itu nggak sebanding dari rasa sakit hati yang lo bikin buat gue."

Deandra mencoba melihat wajah gadis itu dibawah remang-remang cahaya. Hingga gadis itu kembali menjauh dan membuka tutupan kepalanya. Mata Deandra membulat.

"Kenapa? Kaget liat gue?"

Rene. Rene yang ada dibalik penutup kepala itu. Dia adalah dalang dari apa yang terjadi sejak tadi siang. Tangan Deandra mengepal kuat.

"Lepasin gue! Ternyata bener kata Nantha, lo nggak pantes dibilang temen. Bajingan!" Deandra berteriak, berusaha melepas ikatan kuat di tangannya. Rene tergelak remeh, lalu kembali menekan pipi Deandra keras agar mau menghadap ke arahnya.

"Lepasin? Tunggu sampai gue puas buat mainan sama lo."

Rene menampar pipi Deandra keras hingga gadis itu menoleh ke arah samping, membuat kesan panas dan menyakitkan di pipinya.

"Tau kenapa gue sekap lo disini?"

Rene kembali menampar Deandra di pipi sebelahnya lagi. Deandra meringis dan air matanya makin mengalir deras.

"Karena gue mau buat perhitungan sama lo." Rene memegang dagu Deandra kasar, membuat gadis itu merasakan perih di bagian pipinya karena tertekan oleh tangan milik Rene.

"Kenapa?! Kenapa lo malah culik gue? Apa hubungannya sama gue?!" Deandra berusaha melawan, tetapi tidak bisa karena ikatan tangannya begitu kuat.

My Destiny✔️ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now