Duapuluh.

110K 7.4K 218
                                    

"Maafin gue yang nggak bisa jaga lo dengan baik. Gue sayang lo, De."
-Anantha Rizky Romazy.

🌻🌻🌻

Nantha memarkirkan mobilnya di depan rumah tua tempat dimana Deandra di sekap. Nantha mengambil pistolnya di dashboard mobil untuk berjaga-jaga.

Nantha memperhatikan sekitar rumah itu, sepi, tidak ada siapa-siapa. Perlahan, Nantha turun dari mobil dan berjalan dengan hati-hati menuju rumah itu.

Nantha membuka pintu yang telah usang itu, menampilkan beberapa ruangan di dalamnya. Nantha membuka satu per satu ruangan itu dengan hati-hati. Tetapi, tidak ada Deandra di setiap ruangan yang ia buka. Dimana pelacur itu menyekapnya?

Nantha berjalan lebih dalam lagi ke sudut rumah ini. Tangannya tetap setia memegang sebuah pistol. Nantha mendengar erangan kecil, seperti suara seseorang di salah satu ruangan di sudut rumah ini.

Nantha menempelkan telingannya di pintu itu, mencoba memperjelas pendengarannya. Benar, itu suara Deandra. Dengan perasaan marah dan emosi, Nantha menendang pintu itu dan terkejut melihat Rene sedang mengancamnya dengan sebuah pistol.

Langsung saja Nantha berlari ke arahnya. Namun, ia dihadang oleh tiga orang berbadan besar. Nantha mengepalkan tangannya, lalu memukul salah satu dari preman itu. Preman itu melawan, membalas pukulan Nantha dengan keras di pipinya.

Kedua preman itu tidak tinggal diam, mereka memegangi Nantha agar ia tidak bisa bergerak. Terlihat Deandra memberontak agar bisa lepas dari jeratan Rene dan membantu Nantha yang tengah kesusahan itu. Preman yang satunya tengah bersiap untuk memberi pukulan terhadap Nantha. Satu pukulan mendarat di perut Nantha. Membuat pria itu meringis kesakitan karena merasa nyeri pada bagian perutnya.

Lagi, serangan bertubi-tubi melayang di semua badan Nantha. Nantha tidak tinggal diam, dengan segala kekuatan yang tersisa di badannya, Nantha memelintir kedua tangan yang menyekapnya. Membuat kedua tangan preman itu terlepas.

Nantha langsung saja memukul semua preman itu bertubi-tubi. Tidak memberi kesempatan pada preman itu untuk menyerangnya balik. Akhirnya, setelah dirasa yakin bahwa ketiga preman itu sudah terbarin lemas, Nantha mengambil pistolnya yang terjatuh lalu menodongkannya ke arah Rene.

Namun, bukannya takut, Rene malah tergelak. Dengan santainya berjalan ke arah Deandra lalu menjambak rambutnya.

"JANGAN LO SAKITIN DIA BANGSAT!" Nantha berteriak, terkejut melihat aksi Rene yang menyakiti istrinya itu.

Rene tertawa. Menatap Nantha remeh. Tangannya tetap berada di rambut Deandra dan menariknya kencang. Membuat air mata dari gadis itu mengalir deras.

"Apa jadinya kalau gue main-main bentar sama dia ya? Pasti seru." Rene memainkan pistolnya. Mengarahkan pistolnya ke kepala Deandra. Nantha berjalan mendekat ke arah Rene dan Deandra.

"Jangan deket-deket. Atau lo akan kehilangan istri lo sekarang juga." Rene mendekatkan pistolnya ke kepala Deandra dan hampir menekan pistol itu. Nantha diam di tempat, tidak berani untuk maju karena Rene akan melakukan apa yang bisa ia lakukan sekarang.

"Lepasin dia. Lo mau ini kan? Ambil kertas nggak guna ini." Nantha mengambil lipatan kertas di saku belakang celananya lalu melempar kertas itu di hadapan Rene. Rene mengambil kertas itu, tetapi tidak melepaskan arahan pistolnya dari kepala Deandra. Rene membaca isi dari kertas itu.

My Destiny✔️ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now