Tigapuluh.

113K 6K 260
                                    

"Ngeliat lo ketawa dari jauh aja udah bikin hati gue adem. Tapi sayang, orang yang bikin lo ketawa itu bukan gue."
-Gio Ferdinand.

🌻🌻🌻

"Buat baby yuk?"

Deandra terdiam. Menatap wajah Nantha yang sedang menaik turunkan alisnya itu sambil tersenyum jahil.

Deandra memukul lengan pria itu, lalu kembali memeluknya. Ini sudah sore, dan mereka masih menikmati sunset di pantai ini.

"Mau pulang?"

Deandra menggeleng. "Aku kangen rumah pohon."

"Yaudah, kesana yuk?"

Deandra mengangguk dengan semangat. Deandra bangun dari duduknya dibantu oleh Nantha. Nantha mengambil jaketnya yang di letakkan tak jauh dari mereka, lalu memakaikan jaketnya yang tebal itu ke badan Deandra agar gadis itu tidak kedinginan.

Ketika sampai di mobil, Deandra langsung menyenderkan badannya. Ia tidak tau kenapa tiba-tiba kepalanya pusing seperti ini.

"Nant, aku pusing."

Nantha menoleh. Melihat Deandra dengan wajah pucat pasi. Nantha mengulurkan tangannya untuk memeriksa keningnya. Badan Deandra panas.

"Badan kamu panas. Nggak usah ke rumah pohon ya?"

Deandra mengerucutkan bibirnya. "Ihh.. Kok nggak jadi? Aku mau kesana, Nant."

"Nggak. Besok aja kita kesana. Badan kamu panas gini."

Nantha tidak jadi memenuhi permintaan Deandra untuk pergi ke rumah pohon. Karena kondisi nya kurang fit untuk melanjutkan jalan-jalannya.

Deandra merengek. Tidak mau menatap Nantha di sampingnya. Nantha menghela napasnya, menarik tangan Deandra lalu memeluknya hangat.

"Jangan ngambek. Ini juga demi kesehatan kamu. Nurut ya sama aku, nanti kalau udah sembuh, aku ajak jalan-jalan lagi."

Deandra tidak menjawab. Malah makin menenggelamkan kepalanya di dada Nantha. Nantha mengusap kepalanya lembut.

"Kita pulang ya?"

Deandra mengangguk. Kembali ke kursinya dan memasang seatbeltnya. Mobil Nantha melesat ke jalanan.

***

Deandra menggigil. Sehabis mandi dan berganti baju, dirinya langsung tidur di kasurnya dengan selimut tebalnya. Tetapi itu tidak mempan, dia tetap menggigil.

Nantha tengah bekerja di ruangannya. Ia harus mengerjakan beberapa tugas kantornya di karenakan dirinya tadi tidak masuk kerja karena menuruti permintaan Deandra.

Deandra tidak mau mengganggu pria itu. Cukup untuk tadi Nantha sudah membuat dirinya senang. Kini giliran dia harus mengurus dirinya sendiri tanpa mengganggu pria itu.

Oke, ini terlalu dingin. Deandra butuh pria itu sekarang. Deandra bangun sambil menyampirkan selimut tebalnya di badannya, dan berjalan ke ruang kerja suaminya.

Tok! Tok!

Pintu terbuka. Menampilkan wajah serius sang suami yang tengah mengetik sesuatu di laptopnya. Nantha melihat ke arah pintu. Kaget melihat istrinya yang wajahnya pucat seperti mayat hidup.

My Destiny✔️ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang