Duapuluhlima.

130K 7.2K 300
                                    




"Biarin gue jadi orang pertama yang bisa membuka hati lo kembali.
-Anantha Rizky Romazy.

🌻🌻🌻

Nantha tengah memasukan tas ranselnya ke dalam bagasi mobil jeep nya. Mengambil ponselnya, Nantha menghubungi Maya untuk menanyakan apakah mereka sudah hampir sampai atau belum.

Deandra keluar dengan pakaian mendaki yang lengkap dengan sebuah beannie di kepalanya. Uh, Deandra tampak imut sekali dengan pakaian itu. Tetapi, ada yang kurang menurut Nantha.

Nantha membuka pintu mobilnya, mengambil sesuatu di dalam sana. Sebuah jaket tebal berwarna merah maroon. Jaket itu milik Deandra yang selalu dikenakannya ketika ia merasa kedinginan di dalam mobil.

Nantha menghampiri Deandra yang tengah berkutat dengan boots coklat miliknya. Nantha terkekeh lalu berjongkok, membantu gadis itu untuk memasang boots nya.

Setelah selesai, Nantha memakaikan jaket maroon nya ke tubuh Deandra. Menyelimuti tubuh mungil miliknya agar tetap hangat. Lalu suara klakson mobil terdengar di depan gerbang. Mereka berdua serempak menengok ke arah gerbang dan menunggu si dua sejoli ini datang.

"Lama banget sih. Udah telat 15 menit ini." Nantha mengomel karena Dion dan Maya datang terlambat. Maklum, si om workaholic ini memang terkenal dengan kedisplinannya. Maka dari itu ia bisa sukses seperti sekarang.

"Macet di jalan. Yaudah, berangkat yuk. Keburu gelap nanti." Dion merangkul Maya untuk masuk ke dalam jeep milik Nantha. Namun, tiba-tiba Deandra menahan langkah mereka semua.

"Tunggu!" Semuanya serempak menoleh ke arah Deandra, menatap gadis itu bingung.

"Cewek-cewek di belakang aja. Abang sama Nantha di depan. Biasa lah, cewek kan suka ngerumpi gitu. Ya nggak, May?"

Maya berjalan mendekati Deandra, lalu merangkulnya sambil tertawa. "Wih, iya dongg!"

"Yaudah, kalian para cewek-cewek di belakang aja. Bang, temenin gue ya. Ajak gue ngobrol biar nggak ngantuk."

"Sip!"

***

"Nant? Masih jauh nggak? Sumpah gue capek banget." Deandra duduk di rerumputan hijau perbukitan. Sesekali mengatur nafasnya dan mengambil air di dalam tasnya. Meminumnya dengan tidak santai sampai terbatuk-batuk.

"Pelan-pelan ih minumnya. Udah mau deket kok, kalo nggak kuat biar gue gendong aja, mau?" Nantha ikut berjongkok disamping Deandra. Mengusap pelan punggung gadis itu agar batuknya menghilang.

"Nggak usah, gue masih kuat kok!" Deandra berdiri dengan semangat sambil menenteng tas ransel di punggungnya. Dion dan Maya sudah berjalan duluan karena pasangan itu ingin memiliki waktu berdua yang lebih lama.

Nantha berdiri, meraih tangan Deandra lalu menggenggamnya. Lagi, mereka melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

Setelah ber jam-jam mendaki, akhirnya mereka sampai di atas bukit. Menampilkan pemandangan yang indah di bawah sana. Deandra menjatuhkan tas ranselnya begitu saja lalu berjalan ke pinggir bukit, merentangkan tangannya dan menghirup udara segar disana.

"Haahhh.. Sejuknyaa! Rasanya pengen ditinggal disini aja."

Nantha terkekeh, ikut menjatuhkan tasnya lalu memeluk Deandra dari belakang. Menghirup aroma manis dari gadis itu. "Gue rela kok naik turun bukit demi nyenengin lo doang. Lo adalah kebahagiaan gue, De."

My Destiny✔️ (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now