"Part 16"

11.7K 564 51
                                    

{REVISI}

__•••__

"Medic-nin Sakura-chan!" panggil seseorang membuat Sakura dan Sasuke menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

"Ahh Obake-san." sapa Sakura balas tersenyum.

"Ya. Mau kemana panas-panas begini? Seharusnya Sakura-san diam dirumah. Bukannya sudah tidak ada jadwal Rumah Sakit ya?" tanya Obake mengabaikan atau memang tidak melihat tatapan tajam itu mengarah padanya.

"Ahh iya Obake-san. Aku memang inginnya begitu. Tapi, mau bagaimana lagi aku harus kembali lagi ke Rumah Sakit dan mengambil sesuatu yang tertinggal." Jelas Sakura.

Selanjutnya 'mereka' tanpa melibatkan sang prince ice mengobrol berdua dengan santainya.

'Mereka pasti akan menjaganya dan menyukainya'

'Perkataan Dobe terngiang terus dipikiranku.' batin Sasuke geram melihat bagaimana cara Bajingan itu menatap Sakura-Nya seakan dunia milik berdua dan melihat bagaimana respon Sakura.

'Bagaimana bisa orang itu hafal jadwal Sakura sedangkan aku saja tidak tahu. Sial! Sakura terlalu baik, haruskah aku mengajarkannya sikap dingin?!' Pikir Sasuke.

Bahkan mata berbeda warna miliknya itu terus memperhatikan bagaimana cara interaksi mereka tanpa peduli tatapan aneh dari warga yang melintasi mereka. Melintasi? Ya mereka masih berdiri dan mengobrol dengan santai di pinggir jalan, tentu saja itu akan menarik perhatian dimana kedua Shinobi populer ada disana.

Ok. Kita lihat dari sisi yang lain.
Terlihat dari jauh sepasang kekasih yang sedang berjalan bersama mendekat kearah mereka bertiga, kening gadis blonde itu mengerut bingung melihat Sakura, Sasuke dan fans fanatic Sakura disana.

"Ehh hai Forehead, Sasuke-kun dan Obake ya?" Tanya ino dengan nyaring membuat ketiga orang yang bersangkutan menolehkan kepalanya.

"Ahh iya Ino-san." Cengir pria yang tadi mengobrol dengan Sakura.

"Tunggu dulu, bagaimana kalian kenal?" Tanya Sakura. Sepertinya bukan hanya Sakura yang merasa aneh kedua pemuda lainnya pun sama.

"Hahaha-" tawa Ino menggelegar membuat para pejalan kaki meliriknya kesal. Mungkin terganggu.

"Hey bagaimana aku tidak tahu. Dia itu kan orang yang setiap hari menitipkan coklat dan surat padaku setiap minggunya untuk diberikan padamu." Jawab Ino jelas dengan santainya tanpa khawatir keadaan sekitar.

(Nah ino kau membangunkan susanoo nanti 😂😈)

pipi Sakura sedikit bersemu merah tidak menyangka bahwa setiap surat dan coklat yang diterima nya diberikan setiap minggu. Dia pikir yang memberikannya adalah orang yang berbeda. Maklum dia saja tidak pernah membuka satupun surat itu.

Pemuda si muka pucat yang berada di samping Ino hanya memperhatikan ekspresi setiap wajah disana dan mencoba mencocokkannya dalam buku.

"Sakura-chan dan Obake-san sepertinya kalian sedang malu. Menurut buku yang kubaca orang yang pipinya merah merona pasti sedang merasa malu tapi itu pertanda kalian sedang gugup karena hal yang disukai. Apa buku yang kubaca ini benar?" Tanya Sai polos.

"Buku yang kau baca salah Sai," Geram Sasuke mengeluarkan suaranya setelah sekian lama diam.

"Masa iya?" Gumam Sai membacanya lagi dan mendongak sedikit memperhatikan Sasuke yang tatapannya selalu tertuju pada mereka berdua.

"Bagaimana dengan Sasuke. Sasuke selalu melihat kearah Sakura-chan dan Obake-san. Menurut buku yang kubaca, cemburu yaitu jika kau melihat seseorang yang kau suka atau yang kau cintai sedang bersama orang lain. Dan ciri-cirinya jika orang itu ada didepannya bersama orang lain seperti yang dilakukan Sakura dan Obake,  melihatnya dengan tatapan tajam, tangan mengepal, aura menyeramkan dan bicara seperti orang marah. Nah kalau yang ini benar tidak ya? Pasti benar kan!" Tanya Sai lagi dengan wajah senyum palsunya itu percaya diri.

Semua mata tertuju pada Sai dan Sasuke serta memperhatikan Sasuke yang sepertinya ucapan Sai ada benarnya.

Lihat tatapan tajam itu sudah beralih dari kedua insan yang membuatnya panas dan beralih pada si Muka Pucat dengan tampang sok polosnya itu membuat Sasuke tambah geram melihatnya.

"Sasuke-kun-" panggil pelan Sakura.

Belum sempat Sakura melanjutkan perkataannya Obake menyela pembicaraan mereka.

"Ohhh jadi Sasuke-san adalah pendamping hidup Sakura ya. Maafkan aku, aku tidak tahu." Sesal Obake.

(Kau salah memilih lawan Obake).

'Ck, pura-pura tidak tahu!' Jengkel batin Sasuke.

"Benar juga kalian belum berkenalan kan. Baiklah Obake-san perkenalkan disampingku ini Sai-kun kekasihku. Bagaimana cocok kan?" Tanya Ino bersemangat.

"Ahh iya sangat cocok. Namaku Obake, Salam kenal." jawab nya tersenyum dibalas senyum lagi oleh Sai lebih tepatnya senyum palsunya. Sai dan Obake berjabat tangan tanda perkenalan.

"Namaku Obake dari Iwagakure." tangan Korosuke sudah di angkat hendak berjabat tangan dengan sang pendamping idolanya.

"Ayo Pergi!" Tegas Sasuke langsung menggenggam tangan Sakura dan berlalu darisana meninggalkan Obake yang terdiam, Ino dan Sai yang malah cekikikan tidak jelas.

Sakura yang dibawa langsung oleh Sasuke hanya diam dan mengikutinya tanpa protes sama sekali. Aura disekelilingnya sangat-sangat menyeramkan. Lihat saja cengkaramannya pada lengan kecil Sakura pun mengetat membuat sang empunya tangan meringis pelan.

"Sasuke-kun?" Panggil Sakura.

Sasuke hanya diam dan terus berjalan. Pikirannya melayang buana kemana-mana meskipun raganya masih ada disana. Semuanya begitu menyebalkan bagi Sasuke. Sekarang hanya 1 hal yang ingin dia inginkan.

"Sasuke-kun!" Panggil lagi Sakura lebih keras.

Seolah tersadar. Sasuke memelankan laju jalannya dan berhenti di tempat pelatihan tim 7 dulu. (apa ya Namanya.? Lupa 😅 Gomenne) Suasana disana tidak terlalu ramai tapi tidak juga terlalu sepi. Ada beberapa orang yang juga berlatih disana.

"Sasuke-kun?" Seru Sakura.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu." Ujar Sasuke membalikkan badannya. Ditatapnya emerald itu dengan lembut. Onyx Sasuke terlihat lelah dan bimbang?

"Apa?" Sakura merasakan firasat buruk tentang ini.

"Bisakah kau berhenti?" Entah Pertanyaan atau pernyataan yang diucapkan Sasuke.

Kening Sakura berkerut bingung tidak tahu maksud dari kata 'berhenti' disana.
Atau jangan-jangan berhenti.

Menjadi Medic-nin?

"Apa maksudmu Sasuke-kun?" Tanya Sakura memastikan kembali dan berharap semoga pikirannya tidak benar.

"Tidak ada. Tapi, bisakah kau membatasi dirimu sendiri?" Tanya Sasuke lagi dengan tak mengindahkan pertanyaan dari Sakura tadi.

Otak cerdas Sakura serasa diputar memikirkan arah pembicaraan mereka. Uchiha sulit untuk ditebak.

"Dari tadi aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan Sasuke-kun. Bisakah kau berbicara lebih jelas." Pinta Sakura bingung. Keningnya beberapa kali berkerut sedari tadi. Hah bisa-bisa dirinya cepat tua nanti.

"Tidak ada lupakan!" tegas Sasuke mengalihkan pandangannya menghindari kontak mata dengan Sakura.

"Sudahlah tidak ada yang penting. Lebih baik kita pulang." Ajak Sasuke atau lebih tepatnya perintah. Sasuke berjalan mendahului Sakura yang masih diam mematung melihat perubahan aneh Sasuke.

Sampai-sampai berkaspun terlupakan. Kasyian ya chin.

__•••__

"Apaan sih ceritanya makin ngaco yak kyaknya? Bingung ini cerita alurnya mau kemana. Sekarang lagi sibuk2nya tugas kelompok soalnya jadi mepet, maklum kenaikan kelas bentar lagi."

[Kritik Dan Saran Selalu Saya Terima Dengan Baik, Karena Itulah Tujuan Saya Menulis 😁]

(Maaf Persoalan Lambatnya Revisi 🙏)

1062 Kata.
Sabtu 06 Mei 2017.
Jam 12:51.

 "End Of Waiting (Akhir Dari Penantian)"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang